TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Bahasa Bali yang Mirip Jawa dan Artinya Juga Sama

Bani dan wani artinya sama

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Diantari Putri)

Perbedaan bahasa di Indonesia menjadi sesuatu yang lumrah. Mengingat Indonesia adalah wilayah yang unik sebagai negara kepulauan. Beda pulau dan provinsi, beda pula budaya maupun bahasa daerahnya. Meskipun berbeda-beda, namun kita tetap terikat satu semboyan yang hebat yakni Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Dalam perbedaan itu, ada juga yang kosakatanya mirip. Misalnya, antara Bahasa Bali dan Jawa yang selama ini cukup banyak kemiripan dalam bahasa daerahnya. Ada yang mirip dan maknanya sama. Ada juga yang kosakatanya mirip, namun artinya berbeda.

Berikut 10 Bahasa Bali yang mirip Jawa dan artinya juga sama.

Baca Juga: Kamus Percakapan Bahasa Bali Sehari-hari di Pantai

Baca Juga: 10 Bahasa Bali yang Sama dengan Bahasa Daerah, Namun Berbeda Makna

1. Ageng yang artinya besar

Ritual Melasti jelang Upacara Tawur Labuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Selasa (15/3/2022). (IDN Times/Wayan Antara)

Kata ageng dalam Bahasa Bali artinya besar. Kata ini dikategorikan sebagai bahasa halus mider. Sedangkan dalam Bahasa Jawa, kata ageng memiliki arti yang sama dan termasuk bahasa halus juga.

Contoh kalimat:

Bali madue pura sane ageng mawasta Pura Besakih (Bali memiliki pura yang besar bernama Pura Besakih).

2. Ngangge yang artinya memakai

Ilustrasi memakaikan masker pada anak (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ngangge dalam Bahasa Bali maupun Jawa artinya sama, yakni memakai atau menggunakan. Sama-sama merupakan bahasa halus.

Contoh kalimat:

Masyarakate mangkin setata ngangge masker (Masyarakat sekarang selalu memakai masker).

3. Urip artinya hidup atau nyawa

Ilustrasi ngaben. (IDN Times/Imam Rosidin)

Urip dalam Bahasa Bali maupun Bahasa Jawa memiliki makna yang hampir sama. Urip dalam Bahasa Bali berkaitan dengan unsur nyawa atau hidup. Tak jauh berbeda artinya dalam Bahasa Jawa.

Contoh kalimat:

De pesan nyapa kadi aku, sawireh urip ben nyilih (Jangan sekali-kali menyombongkan diri, karena nyawa ini hanya meminjam).

4. Ulam yang berarti ikan atau daging

Ilustrasi Ikan Cupang (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Kosa kata yang mirip selanjutnya adalah ulam. Dalam Bahasa Jawa berarti ikan. Bali pun sama. Namun dalam Bahasa Bali, ulam juga berarti daging.

Contoh kalimat:

Gusti Aji nenten ngajeng ulam bawi, nanging ngajeng ulam segara (Gusti Aji tidak makan daging babi, tapi makan ikan laut).

5. Jangan artinya sayur

sayur bayam (instagram.com/yuliafoods)

Kata jangan dalam Bahasa Bali dan Jawa memiliki arti sama, yaitu sayur. Berikut contoh kalimatnya:

Biyang Sari nandur jangan kangkung jagi kaadol (Bu Sari menanam sayur kangkung untuk dijual).

6. Umbah atau Ngumbah yang bermakna mencuci

ilustrasi mencuci baju (pexels.com/sarah-chai)

Kemiripan kata lainnya adalah ngumbah. Ngumbah berasal dari kata umbah yang berarti mencuci. Baik di Bali maupun Jawa, kata ngumbah artinya sama.

Contoh kalimat:

Dina Sabtu Gek Rani ngumbah baju sekolah (Hari Sabtu Gek Rani mencuci pakaian sekolah).

7. Peteng dedet yang bermakna gelap gulita

Unsplash/Andre Benz

Kata peteng dedet juga yang mirip antara Bali dan Jawa. Artinya menunjukkan suasana gelap gulita.

Contoh kalimat:

Gumine peteng dedet, sing bani pesu (Suasana alam gelap gulita, gak berani keluar).

8. Wani atau bani yang artinya berani

hancinema.net

Kosa kata yang mirip selanjutnya adalah wani dan bani. Keduanya memang tidak sama persis, namun artinya sama. Yaitu berani.

Contoh kalimat:

Gus Adi bani melali pedidi ke Jawa (Gus Adi berani jalan-jalan sendiri ke Jawa).

9. Dahar atau medaar yang berarti makan

ilustrasi pola makan sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk menyebut kegiatan makan, Bali dan Jawa punya kemiripan bahasa. Yakni dahar atau medaar.

Khusus di Bali, banyak istilah makan sesuai dengan tata bahasa halus hingga paling kasar. Misalnya ngerayunang, ngajeng, medaar, neda, ngamah, dan lainnya.

Contoh kalimat:

Dik Oming suba medaar jam solas (Dik Oming sudah makan jam 11).

Baca Juga: 10 Peribahasa Bahasa Bali Tentang Asmara

Berita Terkini Lainnya