Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Upacara magedong-gedongan untuk perempuan hamil. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)
Upacara magedong-gedongan untuk perempuan hamil. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Ketika seseorang memilih menikah, tentunya momongan adalah bagian dari tujuan utama berumah tangga. Setiap pasangan mempunyai keinginan untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. Orangtua mengharapkan memiliki anak yang 'suputra', yaitu anak yang memiliki tingkah laku baik, menghormati, dan berbakti kepada orangtua.

Dalam ajaran Agama Hindu di Bali, terdapat lontar yang berisi mengenai tuntunan perilaku untuk merawat anggota keluarga yang sedang hamil. Lontar ini bernama Lontar Beberatan Wong Beling. Berikut ini cara merawat orang hamil menurut ajaran Hindu Bali.

1. Pantang membangunkan secara paksa perempuan hamil yang sedang tidur

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Vladislav Muslakov)

Yen sira angemban wong beling. Yen sira ring kala sang beling aturu sirep, aja sira manundun tur mangungkulin. Apan sang beling ri sedeknia pules, Kayoganin antuk Sang Hyang Suksma, Dewa, mangawenin uripe sang rare.

Artinya:

Jika merawat perempuan hamil. Kalau perempuan hamil sedang tidur, pantang dibangunkan secara paksa dan tidak boleh dilangkahi. Karena perempuan hamil yang sedang tidur, Sang Hyang Suksma dan Sang Hyang Parama Wisesa sedang beryoga. Membuat hidup sang bayi.

2. Tidak boleh melangkahi nasi atau makanan perempuan hamil

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Malih yen sang beling, i rabi muwah sanak sedekan amangan, Aja weh ujar letuh duknia amangan. Irika Sang Hyang Urip maprayoga ring tengahing wong amangan, tan sipi ila palania. Ika ngawe gering mahabara kojarnia, ring wekasan tan kapanggih malih asanak muwah arabi. Sang Hyang Kemit Tuwuh, Sang Hyang Matunggu urip tan suka yan. Mangkana tur kesakitan dening rajah tamah.

Artinya:

Kalau perempuan hamil sedang makan, suami dan keluarganya tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor. Karena saat itu ada Sang Hyang Urip sedang beryoga saat orang makan, tak terhingga akibatnya tidak baik. Dapat membuat musibah besar, di kemudian hari tidak akan bertemu lagi dengan anak dan suami/istri. Sang Hyang Kemit Tuwuh, Sang Hyang Matunggu Urip tidak senang dengan hal tersebut. Sehingga akan kesakitan karena kelicikan dan kemalasan.

3. Perempuan hamil dan suaminya patut melakukan tapa brata (Puasa)

Foto hanya ilustrasi. (Pixabay.com/Mirlidera)

Yen sira angamong wong katon beling, rikala Sukra, Wage, muwah purnama tilem, mabersih sira sareng wong istri kakung, matepung tawar, apangening-ening tur nunas panglukatan ring kamulan muwah mangaryanang tamba sarab, panglukat belingan tekaning panubahan oton, pangurip manik muwah atma raksa weda, panawar upas.

Artinya:

Siapa yang memiliki orang yang sedang hamil, pada jumat wage, dan purnama serta tilem, dilakukan pembersihan diri, dengan banten tepung tawar, menjernihkan pikiran dan memohon penyucian di Mrajan (Betara Hyang Guru), serta membuat obat untuk membersihkan kehamilan datangnya hari otonan menghidupkan janin, serta penghilang penyakit.

4. Perempuan hamil dan suaminya harus menjaga tingkah laku

Ilustrasi perempuan hamil. (Pixabay.com/Beau Horyza)

Malih ana pratitah ngamong wong beling uling bahu. Ya ngidam sedeng jagain antuk manah pariksa, apang da kasengkala i rabi miwah sanak ira ring weteng.

Artinya:

Ada lagi tingkah laku untuk menjaga istri yang sedang hamil. Dari sejak ngidam harus dijaga dengan pikiran yang baik dan suci, supaya jangan ada halangan pada janin yang ada dalam kandungan.

5. Jangan membiarkan perempuan hamil yang sedang sakit

Default Image IDN

Yen wong beling beteg makaukud rawuh ka sirahnia, matania sebuh tur kuning, pejah pwarania wong mangkana. Gelisang tulung antuk tamba sahananing patulung urip.

Artinya:

Kalau orang hamil badannya bengkak sampai ke kepala, matanya memar dan kuning, dapat mengakibatkan kematian. Segeralah ditolong dan diajak berobat agar tertolong jiwanya.

6. Membuat upacara untuk perempuan hamil sesuai hari baik (Dewasa ayu)

Upacara magedong-gedongan untuk perempuan hamil. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Malih yan ngamong sira wong beling ne nuju dewasa rahayu wenang sira makarya pamayuh belingan. Yen lacur pang da salah wetu sang rare.

Artinya:

Lagi kalau sedang merawat orang yang sedang hamil di saat hari baik pamayuh atut dibuatkan upacara pemayuh belingan. Hal itu dilakukan agar bayi lahir saat waktu yang tepat.

Istri hamil memang memiliki godaan yang sangat berat, termasuk juga suaminya. Sang istri harus menjaga makanan dan asupan gizi untuk diri sendiri serta janin.. Sedangkan suami harus kuat iman melihat perubahan fisik sang istri dan menahan diri untuk tidak melakukan hubungan suami istri. Semua ini dilakukan semata-mata demi si calon anak yang nantinya lahir sehat secara fisik dan menjadi anak 'suputra'.

Editorial Team