TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Band Pop Punk Lawas Sebelum Era Green Day Meledak

Coba sebutin satu aja yang paling kamu tahu banget

pexels.com

Musik pop punk di era sekarang lagi naik-naiknya nih, dan mulai digandrungi oleh para penikmat musik milenial. Musik ini "bangkit" setelah sebelumnya sempat pudar di permukaan. Apalagi dengan hadirnya generasi baru yang lebih fresh, seperti Neck Deep dan The Story So Far, yang digadang-gadang menjadi ikon kebangkitan pop punk era modern.

Pop punk generasi baru juga lebih menampilkan estetika yang berbeda kepada pendengar muda, dan semakin menghapuskan jargon bahwa pop punk is dead. Namun di balik kesuksesan era pop punk modern sekarang, tentu saja mereka banyak terpengaruh dari musisi-musisi terdahulunya nih. Siapa saja "dedengkot" pop punk tersebut? Berikut ini deretan band pop punk lawas sebelum era Green Day meledak.

Baca Juga: 10 Lagu Band Bahasa Bali Terbaru 2022, Rilis Juni-Oktober

Baca Juga: Profil Jegeg bulan 'Care Bebek', Lagunya Viral di TikTok

1. Ramones

instagram.com/ramones

Sebagai pencetus lahirnya musik pop punk era 70-an, tentu saja kamu tidak boleh melupakan The Ramones. Band yang terbentuk pada tahun 1974 di Forest Hills, New York, Amerika Serikat ini sukses mempredikatkan diri sebagai pengusung pop punk setelah merilis album Road to Ruin pada 1978. Album ini berbeda dari tiga album pendahulunya, yang punya sound lebih lembut dan lebih nge-pop.

The Ramones didirikan dari sebuah persamaan para anggotanya yaitu Joey, Dee Dee, dan Marky yang kehidupannya jauh dari kenyamanan. Nama Ramones sendiri diajukan oleh Dee Dee. Ia terinspirasi dari personel The Beatles, Paul Mc Cartney, yang memiliki nama samaran Ramone setiap menginap di hotel agar tidak ketahuan oleh fansnya.

Dua puluh dua tahun berlalu, tepatnya 1996, The Ramones bubar karena Joey, Johnny, dan Tommy, menderita penyakit kanker yang berbeda-beda jenis. Sedangkan Dee Dee meninggal dunia karena overdosis heroin.

2. The Dickies

discogs.com

The Dickies terbentuk pada tahun 1977 di San Fernando, Los Angeles, Amerika Serikat. The Dickies sendiri memiliki peran besar pada skena pop punk setelah merilis album pertama bertajuk Incredible Shrinking Dickies tahun 1979. Mereka memasukkan kultur pop dan absurd seperti lagu "Walk Like an Egg" dan "You Drive Me Ape" yang dibawakan vokal punk nan konyol.

The Dickies pernah berujar, musik mereka "easy listening punk" dalam wawancaranya dengan majalah Sounds. Lagu-lagu The Dickies memang sengaja menjauhkan diri dari lirik yang politikal ala punk biasanya. Dengan pemilihan estetika punk seperti ini, The Dickies percaya diri untuk memisahkan diri dari skena punk LA.

Terakhir kali The Dickies merilis album yang bertajuk Banana Splits pada tahun 2016. The Dickies masih memiliki personel aktif sampai sekarang, di mana Ben Seelig sebagai gitaris, Eddie Tatar seorang bassist, dan Adam Gomez sebagai drummer.

3. The Descendents

instagram.com/Descendents

Melanjutkan estafet skena musik pop punk era 80-an, The Descendents dibentuk pada tahun 1977 di Manhattan Beach, California, oleh gitaris Frank Navetta, bassist Tony Lombardo, dan drummer Bill Stevenson. Dua tahun setelahnya, bergabunglah Milo Aukerman sebagai vokalis mereka. Band yang besar dari pop punk ini tidak mau menyebut dirinya sebagai punk. Hal ini tertulis pada lagu mereka berjudul “I’m Not a Punk”.

Band yang erat dengan kopi ini sebenarnya proyek iseng untuk bersenang-senang masa SMA. Mereka keterusan sampai akhirnya The Descendents sukses menelurkan delapan album studio, tiga album kompilasi, dan empat EP. Sejak 1986, lineup band terdiri dari penyanyi Milo Aukerman, gitaris Stephen Egerton, bassist Karl Alvarez, dan drummer Bill Stevenson.

Pada awalnya, The Descendents tak pernah ingin menjadi terkenal. Tujuan mereka hanya satu, yaitu bersenang-senang. The Descendents telah membawa keluar punk dari aspek-aspek nihilisme, bad boy, dan juga sikap serius. Mereka sukses memberikan keuntungan kepada musik punk itu sendiri, dan bersenang senang setelah apa yang mereka usung menjadikannya terus hidup sampai sekarang.

4. Green Day

instagram.com/greenday

Pada era 90-an, pop punk akhirnya benar-benar meledak dan menarik perhatian pendengar musik mainstream kala itu. Tak lain dan tak bukan ialah Green Day dengan album Dookie yang rilis pada tahun 1994. Green Day adalah band punk rock asal Amerika yang dibentuk pada tahun 1986 di Berkeley, California. Band ini terdiri dari trio Billie Joe Armstrong, Mike Dirnt, dan Tre Cool yang ketiganya masih aktif sampai sekarang.

Album Dookie sukses di pasaran dan berhasil mendapat status diamond oleh RIAA, serta mengantarkan Green Day menuju puncak kusuksesan di kancah internasional. Dari sinilah skena pop punk semakin populer. Lirik Green Day pun banyak dibalut dengan kegemaran dan kenakalan-kenakalan remaja.

Faktanya, ternyata sang vokalis Billie Joe tidak suka dijuluki sebagai pop punk, dan lebih memilih disebut punk atau genre lainnya. Dalam unggahannya di Twitter tanggal 31 Desember 2015 silam, Billie Joe sempat bilang “my mission for 2016? to destroy the phrase "pop-punk" forever,” tulisnya di akun @BJAofficial.

Writer

Eko Irwan Saputra

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya