Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Seseorang yang hobi bermain layang-layang, kalau di Bali dikenal dengan istilah rare angon. Ketika musim layangan tiba, para rare angon berkumpul untuk menaikkan layangan kebanggaan mereka.
Satu tempat yang sering digunakan untuk menaikkan layangan, terutama berukuran besar, adalah area lapangan Pantai Mertasari, Kelurahan Sanur, Kota Denpasar. Karena memiliki area yang cukup luas, pantai ini kerap dijadikan sebagai lokasi lomba layangan. Berikut ini potret keseruan rare angon bermain layangan di Pantai Mertasari.
Baca Juga: 5 Jenis Layangan Tradisional Bali, Bentuknya Unik
Baca Juga: 6 Fakta Layangan Naga Terbesar dari Sanur, Fenomenal di Bali
1. Langit Pantai Mertasari dihiasi oleh layangan tradisional Bali berbagai jenis dan ukuran
Layangan bebean sedang mengudara. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 2. Karena rata-rata ukuran layangan di atas 3 meter, maka untuk menaikkannya dilakukan secara berkelompok. Masing-masing kelompok atau sekeha memiliki teknik tersendiri untuk menaikkan layangannya
Sekeha layangan sedang menaikkan layangan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 3. Layangan tradisional di bawah ini adalah jenis janggan buntut atau layangan kuwir (bebek). Bentuknya menyerupai layangan janggan, namun janggan buntut ekornya sangat pendek. Layangan ini memiliki karakteristik ngelog atau bergoyang dengan galak ketika di angkasa
Layangan janggan buntut saat dirurunkan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 4. Layangan janggan maupun janggan buntut memiliki hiasan yang sangat menarik dan indah di bagian kepalanya. Sebagian besar layangan janggan mengambil bentuk kepala naga. Sedangkan untuk janggan buntut mengambil bentuk unggas
Kepala layangan janggan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 5. Layangan janggan adalah layangan yang mengambil wujud seekor naga dengan ekor panjang. Layangan ini selalu menjadi magnet tersendiri begitu mengudara. Jangan berdiri di sekitar ekornya ketika layangan ini diterbangkan
Ekor layangan janggan yang sangat panjang. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 6. Layangan bebean adalah layangan yang mengambil wujud mirip be atau ikan. Masing-masing daerah memiliki 'style'. Layangan ini memiliki karakteristik seperti layangan janggan buntut, di mana goyangannya sangat dinamis pada saat di udara
Layangan bebean sedang mengudara. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 7. Layangan bebean berukuran besar milik Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar ini terbilang unik. Layangan ini sering disebut dengan layangan bebean bola-bola, karena terdapat motif bola berwarna-warni. Motif ini hanya ada di Banjar Kaja Sesetan dan sudah menjadi ciri khasnya
Layangan bola-bola Sesetan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 8. Layangan tradisional berukuran besar seperti pecukan, janggan buntut, dan bebean memiliki teknik khusus untuk menaikkannya. Rare angon harus bisa menurunkannya secara aman dan tidak merusak layangan tersebut
Rare angon saat menurunkan layangannya. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana) 9. Kecelakaan layangan kerap terjadi, apalagi dalam jumlah yang sangat banyak. Setiap sekeha berusaha untuk menghindari kejadian tersebut. Seandainya terjadi, masing-masing sekeha tidak saling menyalahkan sehingga tidak menimbulkan perkelahian
Layangan janggan buntut berbenturan di udara, kemudian jatuh di pepohonan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)