TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rilis Lagu Mulih, Navicula Pertama Kali Bikin Lagu Berbahasa Bali

Lagu Mulih adalah refleksi akan arti kampung halaman

Dok.IDN Times / Navicula

Setelah 25 tahun berkarier di belantika musik, Navicula untuk pertama kalinya merilis lagu dalam bahasa Bali. Lagu berjudul Mulih ini mengungkapkan bahwa kampung adalah harta tak akan pernah terlupakan. Ya, Mulih bearti pulang.  

Apakah kamu sudah mendengar karya terkini dari Navicula ini? Penasaran kan? Langsung simak yuk di bawah ini mengapa Navicula akhirnya meluncurkan lagu berbahasa Bali.  

Baca Juga: Dengerin Still Young Yuk! Lagu Terbaru dari MANJA di Bali

1. Terinspirasi dari situasi pandemik, banyak perantau yang kehilangan pekerjaan

Dok.IDN Times / Navicula

Menurut vokalis Navicula, Gede Robi, lagu Mulih terinspirasi dari situasi pandemik saat ini. Perantau yang dulunya bekerja di pariwisata, telah kehilangan pekerjaan dan terpaksa pulang kampung ke daerah asalnya.

Kenyataan itu diperkuat dengan hasil survei lembaga Kopernik, tempat di mana Robi Navicula bekerja. Disebutkan bahwa sebanyak 81 persen masyarakat Bali terdampak secara ekonomi dan 46 persen di antaranya kehilangan pekerjaan.

“Industri di Bali secara keseluruhan sangat bergantung dengan industri pariwisata. Ibarat menaruh telur di dalam satu keranjang. Saat keranjang jatuh, maka seluruh telur akan ikut jatuh dan pecah,” ungkapnya pada Rabu (13/10/2021) lalu.

Industri pariwisata Bali saat ini paling terpuruk sehingga banyak tenaga kerja yang menganggur dan pulang ke kampung. Sementara itu, baginya kampung adalah harta yang tak terlupakan.

Mengapa? Di kampung orang bisa mendapatkan kedaulatan pangan, terutama yang memiliki lahan yang bisa digarap. Selain itu, udara di kampung juga sangat segar.

2. Penikmat musik diajak untuk memikirkan ulang skala prioritas

Dok.IDN Times / Navicula

Lalu apa pesan yang ingin disampaikan dalam garapan ini? Robi menjelaskan bahwa pandemik mengajarkan masyarakat untuk memikirkan ulang skala prioritas. Tidak hanya semata-mata menggantungkan diri ke sektor pariwisata.

Dengan banyaknya orang yang pulang kampung, ia menilai, inilah waktu yang bisa dimanfaatkan untuk membangun kedaulatan pangan dan membangkitkan sektor pertanian. Harapannya, tidak ada lagi orang yang merasa gagal ketika pulang kampung.

“Jadi ketika orang pulang kampung, ini akan menjadi pride. Karena di desa, pertanian akan menjadi kunci utama pelestarian alam dan budaya,” jelasnya.

Robi juga menjadi petani kopi di kampung halamannya di Tabanan. Ia berprinsip, dengan melestarikan budaya pertanian, sama halnya dengan melestarikan Budaya Bali.

Berita Terkini Lainnya