Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
llustrasi Arak Bali (Dok.IDN Times/Sandra)

Denpasar, IDN Times - Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Arak Berem Bali, semakin terkenal di kalangan masyarakat. Tak hanya orang Bali, masyarakat luar Bali dan wisatawan juga menikmatinya. Nah, apakah Arak Bali ini memabukkan? Jawabannya adalah iya.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia Pelaksanaan Hari Arak ke-3 di GWK, Nathan Santoso, bahwa Arak Bali memiliki efek memabukkan. Efek ini sama halnya dengan minuman beralkohol lainnya, juga produk bukan minuman yang mengandung alkohol seperti obat batuk dan sebagainya. Bagaimana Arak Bali bisa memabukkan? Menurutnya, efek samping ini akan dirasakan peminumnya jika arak diikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

"Ya (memabukkan), seperti halnya dengan minuman beralkohol yang lainnya, arak Bali juga memiliki efek samping dapat memabukkan orang," ungkapnya.

Sementara itu, peluang bisnis minuman khas nusantara ini juga semakin terbuka dengan adanya dukungan dari pemerintah. Adanya Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2020, para artisan minuman fermentasi dan destilasi khas nusantara masih dapat berkarya. Sehingga pertumbuhan bisnis ini dirasakannya luar bisa. Peluang bisnis bisa lebih baik lagi apabila diberikan kebebasan untuk mendapatkan izin-izin yang ada.

"Jadi kalau Perpres Nomor 10 Tahun 2021 tidak sampai dibatalkan maka akan lebih baik lagi untuk bisa para artisan ini terus berkembang," terangnya

Tidak serta merta mulus, bisnis ini juga menghadapi banyak tantangan. Pesaing terbesar dalam bisnis ini diakuinya adalah barang ilegal, dan barang impor. Barang ilegal yang ia maksud adalah barang yang dikerjakan tanpa adanya pengawasan. Dalam hal ini biasanya campuran etanol teknis dan sirup, kemudian diklaimkan menjadi arak atau lainnya yang dijual lebih murah dari harga Arak asli.

Sedangkan keberadaan barang-barang impor dari luar negeri, diakuinya juga berkaitan dengan barang ilegal yang masuk tanpa membayar cukai atau dikenal dengan barang selundupan, juga menjadi ancaman bisnis minuman khas nusantara ini. Selain itu, Arak juga harus bersaing dengan barang impor yang legal namun memiliki kualitas branding dan marketing yang jauh lebih bagus dari produk lokal.

"Saingan ketiga adalah produk-produk dari luar negeri yang juga diproduksi di dalam negeri. Jadi ada brand brand milik orang luar negeri itu yang diproduksi di dalam negeri sini. Nah, itu menjadi subtitusi semua kepada arak Bali," terangnya.

Editorial Team