Dilirik India, Tetapi Perajin Gula Semut di Klungkung Mati Suri
Cari tukang sadap nira pohon kelapa cukup sulit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Komoditi gula semut di Desa Besan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung prospeknya cukup menjanjikan sebagai produk ekspor. Direktorat Jenderal (Dirjen) Bea Cukai melirik gula semut sebagai komditi untuk diekspor ke Negara India. Namun ada berbagai permasalahan yang dhadapi oleh para perajin gula tersebut.
Baca Juga: Perajin Lokal: Kain Endek dari Luar Daerah Dijual Murah di Bali
1. Perajin gula semut di Desa Besan yang masih bertahan semakin minim
Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Klungkung, Tjokorda Istri Agung Wiradnyani, ketika rapat bersama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Klungkung beberapa waktu lalu, mengungkapkan Dirjen Bea Cukai melirik gula semut Desa Besan sebagai produk ekspor terutama ke Negara India.
Menurutnya, gula semut kini mulai populer dipakai di negara-negara berkembang, seiring meningkatnya kesadaran tentang kesehatan. Ia menilai, gula semut sebagai alternatif solusi yang baik pengganti gula putih bagi penderita diabetes dan obesitas. Meskipun demikian, gula semut memiliki harga yang jauh lebih tinggi daripada gula putih konvensional.
Pascarapat tersebut, pihaknya melakukan pendataan perajin gula semut di Desa Besan. Dari hasil pendataannya ditemukan, bahwa perajin gula semut di Desa Besan yang masih bertahan jumlahnya sedikit. Kebetulan mereka yang masih bertahan sekarang ini adalah produsen gula semut yang sedang berupaya untuk memenuhi syarat produk ekspor.
"Tapi kan belum bisa memproduksi dalam jumlah besar. Karena itu kami sudah sarankan pihak desa agar menghidupkan kembali perajin gula semut yang sebelumnya jumlahnya puluhan perajin," kata Wiradnyani, Minggu (28/2/2021).
Baca Juga: Beredar Arak Fermentasi dari Gula Pasir di Bali Dijual Lebih Murah