TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani Bawang Merah di Tabanan Untung Rp2,6 Juta per Are

Tabanan kembangkan kampung bawang merah nih

Pengembangan bawang merah di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. (Dok.IDNTimes/Merta Suteja)

Tabanan, IDN Times - Potensi bawang merah di dataran rendah Kabupaten Tabanan dianggap menguntungkan petani. Keuntungan petani yang menanam bawang merah bisa mencapai Rp2,6 juta per are sekali panen.

Melihat hasil tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan mendorong dua desa menjadi kampung bawang merah.

Baca Juga: 2 Anggota Perpadi Tabanan Pasok Beras Tak Berkualitas

Baca Juga: 250 Ton Gabah Petani di Tabanan Terserap Perusahaan Daerah 

1. Dua desa di Kecamatan Kediri menjadi target pengembangan kawasan bawang merah

Pengembangan bawang merah di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. (Dok.IDNTimes/Merta Suteja)

Penyuluh Pertanian Ahli Muda Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan, I Gusti Ngurah Ketut Wicahyadi, mengatakan pengembangan kawasan menuju kampung bawang merah di Tabanan, pemerintah memberikan bantuan benihnya seluas 20 hektare.

"Ini merupakan bagian dari program bantuan hortikultura dari pemerintah pusat tahun 2022 kepada sejumlah petani di Kabupaten Tabanan. Tujuannya untuk mengembangkan kawasan bawang merah menuju kampung bawang merah," ujarnya, Senin (30/5/2022).

Para petani yang mendapatkan bantuan benih ini adalah kelompok tani di Kecamatan Kediri. Yaitu Kelompok Tani Pagedangan di Desa Bengkel mendapatkan alokasi seluas 10 hektare, dan Subak Gadon 2 di Desa Beraban mendapatkan 10 hektare. Masing-masing mendapatkan benih sebanyak 1 ton per hektare.

Kelompok tani dari kedua desa tersebut dipilih karena memiliki potensi untuk mengembangkan bawang merah dan secara agroklimat juga memenuhi syarat, terutama benih bawang merah varietas super philips yang dikembangkan di dataran rendah.

Selain benih, petani juga mendapatkan bantuan pupuk organik padat, dolomit, dan pupuk hayati.

"Nantinya hasil panen, sekitar 10 sampai 20 persen dijadikan benih agar petani ke depan bisa mandiri benih. Sementara 80 persen hasil panen bisa dipakai sendiri atau dijual oleh petani," kata Wicahyadi.

2. Petani di Subak Bengkel kembangkan dua pola tanam bawang merah

ilustrasi bawang (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Seorang petani di Subak Bengkel, Desa Bengkel, I Made Merta Suteja, awal mula menanam bawang merah sejak tiga tahun lalu untuk tambahan finansialnya. Ia membeli bibit di pasar, dan membuat bibit sendiri dari hasil panen bawang merah.

Bibit itu ia tanam di lahan seluas 15 are. Jadwal tanamnya biasa dilakukan pada bulan April hingga Juli.

Kini, ia sedang mengembangkan dua pola tanam bawang merah. Yaitu tanpa olah tanah, di mana setelah selesai masa tanam padi langsung menanam bawang merah di tangkai jerami. Sementara pola kedua adalah melalui pengolahan tanah terlebih dahulu.

"Secara teori harusnya dengan pengolahan tanah lebih bagus hasil panennya. Tapi saat ini kami sedang mencoba keduanya. Nanti akan bisa dilihat hasilnya dua bulan lagi, mana yang lebih bagus hasil produksi dan umbinya," terangnya.

Berita Terkini Lainnya