TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biar Tidak Impor, Tabanan Dijadikan Kawasan Penelitian Bawang Putih

Wew, bawang putih aja impor ternyata

pexels.com/@karolina-grabowska

Tabanan, IDN Times - Selama ini sebagian besar kebutuhan bawang putih Indonesia masih mengandalkan impor. Rata-rata kebutuhan bawang putih nasional 90 persen dipenuhi dengan cara impor. Untuk menuju swasembada bawang putih sekaligus meningkatkan kualitas produksinya, Kabupaten Tabanan termasuk satu dari beberapa daerah yang menjadi lokasi penelitian untuk pembesaran umbi bawang putih. 

Baca Juga: Jadi Komoditi Baru, Petani Porang di Tabanan Butuh Pabrik Pengolahan

1. Kecamatan Penebel adalah sentra bawang putih di Tabanan

Panen bawang putih di Jatiluwih, Penebel, Tabanan (Dok.IDNTimes/istimewa)

Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Ngurah Ketut Wicahyadi, mengatakan sentra penanaman bawang putih dilakukan di tiga desa wilayah Kecamatan Penebe. Yaitu Desa Senganan, Desa Senganan, dan Desa Jatiluwih.

Rata-rata luas lahan untuk menanam bawang putih adalah 50 hektare per tahun. Produksinya bisa mencapai 15 ton per hektare.

"Untuk hasil panennya, petani langsung menjual ke pengepul atau dipakai untuk konsumsi sendiri. Rata-rata harga jual bawang putih di petani yang kering konsumsi Rp15 ribu per kilogram," ujarnya, Kamis (11/11/2021).

2. Penelitian pembesaran umbi bawang putih

Ilustrasi bawang putih (IDN Times/Umi Kalsum)

Tabanan sendiri berpotensi dalam pengembangan bawang putih. Hanya saja tantangannya adalah petani belum mandiri dalam penyediaan bibit, dan masih tergantung dengan daerah lain seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) serta Jawa.

Selain itu, besaran umbi yang dihasilkan juga masih kalah dengan bawang putih dari Tiongkok. Untuk itu, Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melaksanakan Demfarm Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) bawang putih, yang bertujuan untuk pembesaran umbi dan siung bawang putih. Penelitian ini di Kecamatsn Baturiti dan Kecamatan Penebel.

"Ada seluas tiga hektare," kata Wicahyadi.

Dalam penelitian ini, lanjut Wicahyadi, dilakukan tindakan penanaman yang intensif mulai dari pengolahan lahan, benih yang berkualitas, pupuk berimbang, dan pengendalian hama penyakit sesuai pedoman.

"Selama ini petani bawang putih di Tabanan menggunakan teknik budaya yang konvensional," jelasnya.

Apabila penelitian ini berhasil, tentu selain meningkatkan produksi, produk bawang putih lokal dari Kabupaten Tabanan dapat bersaing dengan produk bawang putih dari Tiongkok.

Berita Terkini Lainnya