Meski Terpuruk, Industri Kecil Menengah di Tabanan Tetap Produksi
Mereka tidak ingin karyawannya pengangguran. Salut!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Delapan bulan sudah pandemik COVID-19 telah menjangkiti Indonesia. Seluruh sektor terkena dampaknya. Selain sektor pariwisata, hantaman ekonomi akibat pandemik juga dirasakan oleh pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten Tabanan.
Sesuai data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, tercatat ada lebih dari 900 IKM formal maupun Informal. Dari jumlah itu, hampir setengahnya mengalami keterpurukan. Meski demikian, masih ada beberapa IKM yang tetap berproduksi di tengah keterpurukan itu agar tetap bisa membuka lapangan kerja.
Baca Juga: Pariwisata Bali Anjlok, Usaha Koperasi di Tabanan Justru Menjanjikan
Baca Juga: Pelaku UMKM Tabanan Dukung UU Cipta Kerja, Perizinannya Jadi Sederhana
1. Sebagian besar IKM yang terkena dampaknya adalah di bidang kerajinan
Kepala Seksi (Kasi) Aneka Industri Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Tabanan, I Gede Sukaja, atas seizin Kepala Disperindag Tabanan, I Gusti Arya Wardana, beberapa waktu lalu mengatakan IKM yang masih bertahan adalah mereka yang menjual olahan pangan dan hasil pertanian. Sementara IKM yang bergelut di bidang kerajinan terkena dampak karena mereka tidak bisa melakukan ekspor barang.
Sukaja menilai, kondisi keterpurukan IKM belum bisa diprediksi kapan bisa bangkit kembali, dan pandemik COVID-19 juga masih belum hilang.
"Kalau jumlah yang tutup kita belum bisa pastikan. Karena tahun ini tidak ada anggaran untuk pendataan. Sebab anggaran dialihkan ke penanganan COVID-19," terangnya.
Namun pihak Disperindag sendiri telah memberikan pendampingan secara online dan kunjungan langung ke IKM agar termotivasi.