TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gabah Petani di Tabanan Laku di Bawah Harga Pokok

Kualitas gabah menurun akibat serangan hama

Sawah di Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Petani di Kabupaten Tabanan mengeluhkan harga gabah di bawah harga pokok pejualan (HPP). Saat ini di beberapa wilayah, termasuk Kediri dan Kerambitan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dihargai Rp3.200 hingga Rp3.400 per kilogram. 

Sementara HPP untuk GKP adalah Rp4.200 sampai Rp4.500 per kilogramnya. Lalu bagaimana Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, menyikapi hal ini?

Baca Juga: Anak SD di Tabanan Diteror Permen dari Orang Misterius

1. Dinas Pertanian Tabanan cek harga gabah di beberapa daerah

Ilustrasi gabah. (Pexels.com/icon0.com)

Budana, pada Senin (18/4/2022), membenarkan bahwa pihaknya mendapatkan informasi mengenai harga gabah di tingkat petani di bawah HPP.

"Menyikapi informasi, kami turun langsung ke lapangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut," ujarnya.

Dari pantauannya, wilayah Kecamatan Kerambitan bagian selatan, termasuk di Desa Tibu Biu, Desa Belumbang, dan Desa Kelating, harga gabah dihargai Rp3.300 hingga Rp3.500 per kilogram. 

Sementara untuk Kecamatan Kediri, seperti di Subak Bengkel, Subak Sungi, Subak Nyitdah, Subak Gadon, hingga Subak Demung, rata-rata harga gabahnya dihargai Rp3.200 hingga Rp3.400 per kilogram. 

"Kendala yang disampaikan ke dinas akan bersama-sama dicarikan solusi, baik dalam penanggulangan serangan OPT hama dan penyakit. Kami juga akan mengoptimalkan  keberadaan penyuluh lapangan untuk terus mengawal petani sehingga langkah-langkah pencegahan serangan OPT dapat segera ditindak lanjuti," ujarnya.

2. Harga gabah anjlok karena panen raya dan kualitas menurun

Ilustrasi sawah. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Turunnya harga gabah di bawah HPP disebut karena saat ini sedang musim panen raya. Dengan adanya produksi melimpah, tentunya akan memengaruhi harga. Tidak hanya itu, kualitas gabah yang dihasilkan beberapa subak juga mengalami penurunan karena diserang hama. 

Contohnya, di Subak Demung Kediri, di mana subak ini normalnya saat panen menghasilkan 70 kuintal per hektare. Namun karena serangan organisme penganggu tanaman (OPT), seperti tungro, tikus, busuk pelepah batang, subak hanya menghasilkan 45 kuintal per hektare.

"Karena ini, beberapa petani menyerahkan gabah ke tengkulak dengan harga Rp150 ribu per are," ujar Budana.

Ia melanjutkan, gabah yang dihasilkan Subak Demung ini sebagian besar diserap oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Denbantas dengan harga Rp3.900 per kilogram. Adapun harga bersih di tingkat petani rata-rata Rp3.200 hingga Rp3.400 per kilogram.

Sementara untuk Subak Bengkel, Kediri, yang panennya mulai bulan Maret hingga April 2022, kata Budana, saat awal panen, harga gabah di tingkat petani mencapai Rp3.800 per kilogram dengan produktivitas hingga 98 kuintal per hektare.

"Namun di bulan April ini produktivitasnya menurun, di kisaran 50 kuintal per hektare dengan harga gabah Rp3.300 per kilogram. Hal ini karena adanya serangan penyakit keresek dan busuk pelepah batang," ujarnya.

Selain panen raya dan adanya serangan hama, menurut Budana, terbatasnya buruh panen  mengakibatkan terlambatnya waktu panen di Subak Bengkel. Sehingga di tingkat penebas, petani menjual hasil panennya seharga Rp170 ribu per are.

Berita Terkini Lainnya