Petani Kopi Millennials Bali Produksi 5 Ton Kopi dalam Setahun
Mereka masih kesulitan untuk ekspor komoditi ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times – Kopi Bali termasuk satu di antara beberapa komoditas pertanian yang bisa bertahan dalam kondisi pandemik COVID-19. Beberapa produk Kopi Bali juga sudah mampu masuk ke pasar dunia, di antaranya Kopi Kintamani, Kopi Pupuan, dan Kopi Wanagiri Buleleng. Hanya saja proses ekspor komoditas Kopi Bali masih menemui kendala.
Guna memaksimalkan potensi ekspor Kopi Bali, Balai Karantina Kelas I Denpasar menggelar acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Akselerasi Ekspor Komoditas Kopi Bali di Kebupaten Badung, pada Rabu (29/6/2022) pagi. Para petani Kopi Bali dan eksportir juga hadir dalam acara ini.
Baca Juga: Tolak Terminal LNG, Desa Adat Intaran Sanur Mohon Kekuatan Lautan
1. Petani kopi millennials mengaku kesulitan ekspor karena kendala transportasi
Petani kopi millennials asal Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, I Dewa Agung Putra Agung (26), mengatakan para petani Kopi Bali juga perlu mengetahui informasi ekspor komoditi kopi dan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
Lulusan Fakultas Pertanian ini sudah menggeluti komoditi ini sejak tahun 2019 lalu dan mulai tertarik melakukan ekspor pada tahun 2020. Dalam setahun, ia mampu memproduksi 5 ton kopi. Ia mengungkapkan, pengiriman kopi ini harus melewati Surabaya terlebih dahulu karena Bali belum memiliki fasilitas yang mendukung ekspor Kopi Bali. Saat ini ia dalam proses pendekatan untuk mengirimkan sampel kopinya ke China.
“Saya pun sebagai petani, masalah eksportir ini pun terkendala di pengiriman dan dokumentasi. Kegiatan hari ini bisa membantu kami, petani dan eksportir, khususnya anak muda. Urgensinya yang perlu ditekankan di sini memang lebih ke bagaimana kita dalam pembuatan dokumen (ekspor) itu dan bagaimana alur ekspor,” jelasnya.
Ia berharap dengan ekspor Kopi Bali ini akan membuka pasar global meski harganya di awal masih sangat rendah.