TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kunjungan Wisatawan ke Bali 2019 Diprediksi Anjlok

Perlu dievaluasi bareng-bareng nih

IDN Times/Ayu Afria Ulita

Badung, IDN Times – Kunjungan wisatawan ke Bali tahun 2019 diprediksi anjlok dari target semula tujuh juta kunjungan wisatawan, baik dari segi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), IGA Rai Suryawijaya, kepada IDN Times, Senin (9/12).

“Kami targetkan wisatawan ke Bali tahun 2019 ini kan tujuh juta. Tapi saya prediksikan akan hanya mencapai 6,2 juta saja,” ungkapnya.

Hal ini juga diperkuat dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali sendiri. Bahwa bulan Oktober 2019 tercatat wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Bali sebanyak 568.067 kunjungan. Dengan wisman yang datang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 566.066 kunjungan, dan melalui pelabuhan laut sebanyak 2001 kunjungan.

1. Bali baru menyumbang 43,6 persen kunjungan wisman. Ini harus ada perhatian dari Pemerintah Pusat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho. (IDN Times/Ayu Afria)

Menurut keterangan Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho, jumlah wisman ke Provinsi Bali pada bulan Oktober 2019 turun 3,81 persen dibandingkan dengan catatan bulan September 2019. Namun jumlah ini meningkat 9,69 persen bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2018 lalu.

“Dari segi pariwisata bulan Oktober kemarin, Bali menyumbang wisatawan mancanegara 43,6 persen terhadap nasional. Artinya nasional mestinya memberikan perhatian yang cukup kepada pariwisata Bali karena perubahan atau gangguan dari pariwisata Bali hampir pasti akan langsung memengaruhi angka pariwisata nasional,” ujar Adi.

Lima besar kunjungan wisman ke Bali hingga Oktober 2019 di antaranya Australia sebanyak 119.382 kunjungan, Tiongkok 87.819 kunjungan, India 29.229 kunjungan, Inggris 26.537 kunjungan dan Prancis 23.742 kunjungan.

2. Dua penerbangan yang memengaruhi anjloknya wisatawan ke Bali: tidak ada penerbangan dari Tiongkok-Bali dan Mumbai (India)-Bali

ilustrasi pesawat Garuda (IDN Times/Mela Hapsari)

Apa penyebabnya? Dua hal yang paling menonjol adalah penerbangan PP (Pulang-pergi) Garuda Indonesia tujuan Tiongkok-Bali dan Mumbai-Bali yang dihilangkan.

“Penyebabnya adalah kita kehilangan Cina (Tiongkok) market. Cina market hilang 30 persen. Karena penutupan daripada shop yang ilegal itu kan. Sehingga dengan tutupnya shop ilegal itu, bisnis charter flight-nya dia di-cut. Jadi yang dari Cina di-cut ke Bali (Penerbangan Garuda Indonesia tujuan Tiongkok-Bali). Itu penyebabnya,” terang Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), IGA Rai Suryawijaya.

Selain itu, Indian market juga tidak mencapai target sesuai dengan yang diharapkan sebesar 800 ribu kunjungan. “Tetapi kami capai paling banyak 500 ribu. Jadi kita telah kehilangan banyak juga ya. Karena kenapa? Karena Garuda tidak terbang lagi (Dari Bali) ke Mumbai. Ke Mumbai itu di-cut. Itu yang saya bicara dua market yang posisinya besar yang memengaruhi wisman,” ucapnya.

3. Wisatawan domestik juga turun 30 persen dari target

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Pun dalam kaitannya kunjungan wisatawan domestik ke Bali tahun 2019, Rai Suryawijaya menyampaikan kunjungan turun tajam karena kenaikan harga tiket pesawat. Bali telah kehilangan 30 persen kunjungan wisatawan domestik karena dampak tersebut.

Sedangkan Adi Nugroho juga menyampaikan kunjungan wisatawan domestik masih menjadi PR (Pekerjaan rumah) yang menunggu untuk digarap. Sembari menunggu pulihnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

“Wisatawan domestiknya yang belum pulih, dan kalau mau dijadikan PR (pekerjaan rumah), itu adalah PR yang harus diperhatikan,” tekan Adi.

Baca Juga: Tarif Tiket Penerbangan Domestik Melejit Rugikan Pariwisata Bali

Berita Terkini Lainnya