Indeks Ekonomi Hijau Resmi Diluncurkan, Apa Manfaatnya Bagi Indonesia?
Indeks ini pertama di Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meluncurkan Indeks Ekonomi Hijau atau Green Economy Index (GEI) pertama di Indonesia.
Indeks Ekonomi Hijau disampaikan pada 3rd G20 Development Working Group (DWG) Side Event: Towards Implementation and Beyond: Measuring the Progress of Low Carbon and Green Economy di Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada Selasa (9/8/2022).
Baca Juga: Senator Australia Sebut Jalan Bali Banyak Kotoran Sapi, Ini Faktanya
1. Ada beragam manfaat yang akan diperoleh Indonesia setelah menerapkan Ekonomi Hijau
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa Indeks Ekonomi Hijau merupakan bagian dari enam strategi transformasi ekonomi yang ditetapkan Kementerian PPN/Bappenas. Indeks ini kemudian akan menjadi alat ukur tangible, representatif, dan akurat, untuk mengevaluasi capaian dan efektivitas transformasi ekonomi Indonesia menuju Ekonomi Hijau.
Selain itu, transformasi ekonomi ini disebut merupakan game-changers pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemik COVID-19. Termasuk sebagai upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi, sesuai visi Indonesia 2045.
Berikut beragam manfaat bagi Indonesia dengan adanya transisi menuju Ekonomi Hijau:
- Pertumbuhan PDB rata-rata di angka 6,1-6,5 persen per tahun hingga 2050
- Sebesar 87-96 miliar ton emisi Gas Rumah Kaca yang diselamatkan pada rentang 2021-2060, hingga 68 persen penurunan intensitas emisi di 2045
- Pendapatan Nasional Bruto (PNB) lebih tinggi di rentang 25-34 persen, setara USD 13.890-14.975 per kapita pada 2045
- Menghasilkan tambahan 1,8 juta tenaga kerja di sektor green jobs pada 2030 yang tersebar di sektor energi, kendaraan elektronik, restorasi lahan, dan sektor limbah.
- Di sektor lingkungan, 40.000 jiwa terselamatkan dari pengurangan polusi udara di 2045
- Restorasi jasa ekosistem bernilai USD 4,75 triliun per tahun pada 2060
- Seluas 3,2 juta hektare hutan primer terlindungi pada 2060
- Penambahan tutupan hutan 4,1 juta hektare pada 2060
- Peningkatan luas hutan mangrove menjadi 3,6 juta hektare pada 2060
- Peningkatan ketahanan iklim perekonomian