Cara Mengukur Turis Berkualitas di Bali, Ada 3 Negara yang Jadi Target
Turis Jepang katanya juga mengalami penurunan. Kenapa ya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times - Kunjungan wisatawan mancanegara (Turis asing) yang berkualitas ke Bali menjadi target kerja Dinas Pariwisata saat ini. Namun bagaimana cara mengukur turis asing tersebut berkualitas?
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, I Putu Astawa, menyebutkan ukuran pariwisata yang berkualitas didasarkan pada spending money dan length of stay-nya. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, rata-rata lama menginap tamu asing di hotel berbintang pada bulan November 2019 adalah selama 2,71 hari. Namun durasi menginap ini turun -0,15 poin dibandingkan bulan Oktober 2019.
“Tinggalnya lebih lama, ya minimal delapan harilah. Sembilan hari gitulah harapan kami. Spending-nya mudah-mudahan bisa Rp2,5 juta per hari (per wisatawan),” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (8/1).
Selain turis asing, jasa pariwisata di Bali juga harus berkualitas. Berikut ini penjelasan selengkapnya:
1. Jual beli paket tur per kepala merugikan masyarakat Bali
Menyoroti berbagai kendala yang muncul dalam peningkatan kualitas pariwisata Bali, Putu Astawa serius memberantas pelaku pariwisata yang nakal.
“Seperti yang kejadian jual beli kepala itu. Jadi kan sudah diborongkan, seolah-olah paket-paket tour. Sehingga mulai dari travelnya dia, hotel dia, restorannya dia. Lalu masyarakat kita di Bali dapat apa? Kan nggak jelas. Yang model praktik-praktik curang ini kan tidak berkualitas, ini yang harus ditertibkan. Ini kan yang kami tidak mau untuk Bali,” kata Astawa.
Baca Juga: Pariwisata Bali Berharap Perseteruan Tiongkok Tak Dibesar-besarkan