Rahmat Arjuna harus jatuh bangun melakukan serangan. (Instagram.com/baliunitedfc)
Bali United melakukan perombakan besar-besaran terhadap pemain pada Super League 2025/2026. Tak hanya pemain, Serdadu Tridatu mendatangkan pelatih baru asal Belanda, Johnny Jansen. Hal ini tentu untuk meningkatkan performa tim menjadi lebih baik dari musim lalu.
Namun, hal ini masih jauh dari ekspektasi dari Semeton Dewata. Bali United menjadi tim yang sulit meraih kemenangan, alih-alih berada di papan atas klasemen Super League 2025/2026. Dari sembilan pertandingan, Boris dan kawan-kawan hanya mampu meraih tiga kemenangan. Dari tiga kemenangan, dua kemenangan diraih saat bemain tandang, sisanya saat bermain kandang.
Saat bermain kandang, Bali United meraih satu kali kemenangan saat menghadapi Madura United, satu kekalahan saat menghadapi PSIM Yogyakarta, dua kali seri saat menghadapi Persik Kediri dan Persita Tangerang. Jika dilihat dari hasil beberapa pertandingan, lini belakang Bali United masih belum solid. Skema bertahan saat menghadapi serangan lawan terutama serangan balik bisa dibilang masih kacau. Tiga bek Bali United kerap panik saat mendapatkan serangan cepat karena tipikal mereka bukan bek yang memiliki kemampuan lari yang mumpuni. Hal ini membuat mereka sering tertinggal saat menghadang pemain lawan.
Hasil seri ini membuat Bali United bertahan di papan tengah klasemen sementara Super League 2025/2026. Tentunya, diperlukan kreativitas dari Johnny Jansen untuk mengatur strategi yang tepat untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Semangat bermain sudah bagus, namun skema permainan masih harus diperbaiki lagi.