5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang Diketahui

Medali sampah ini akan berlanjut sampai Olimpiade Paris 2024

Medali tentu menjadi incaran para atlet dari seluruh dunia ketika ada perhelatan olimpiade. Bagi kontingen olimpiade, setiap keping medali emas, perak, maupun perunggu sangatlah berharga.

Namun ada fakta unik pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020, yang ternyata semua medalinya berasal dari daur ulang sampah. Berikut fakta menarik dari medali 'sampah' Olimpiade Tokyo.

Baca Juga: 5 Perjalanan Karier dan Hobi Jonatan Christie, Pernah Main Film

1. Medali tersebut berasal dari limbah elektronik seperti ponsel dan laptop

5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang DiketahuiPixabay/wir_sind_klein

Setiap komponen barang elektronik mengandung emas dan perak. Hal inilah yang mendasari pihak penyelenggara, Tokyo Organising Committee (TOGOC) untuk berinovasi dengan membuat medali dari limbah sampah elektronik.

Dikutip dari Wastatetodaymagazine, mereka mengumpulkan limbah elektronik tersebut dari operator seluler Jepang yang menjual ponsel seperti Docomo.

Sampah elektronik seperti ponsel sampai laptop komponennya dilebur untuk mendapatkan kandungan logam mulianya. Hasilnya berupa emas, perak dan perunggu yang dimanfaatkan sebagai medali di ajang Olimpiade Tokyo.

Baca Juga: 7 Atlet Bali yang Meraih Medali Untuk Indonesia di Kancah Dunia

2. Perlu waktu dua tahun untuk mengumpulkan sampah barang elektronik menjadi medali

5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang DiketahuiPexels.com/cottonbro

Ide pembuatan medali dari limbah elektronik tersebut sudah dicetuskan TOGOC, jauh sebelum digelarnya Olimpiade Tokyo. Pihak panitia penyelenggara membutuhkan waktu dua tahun untuk mengumpulkan berbagai macam barang elektronik dari berbagai lapisan masyarakat dan institusi. Pengumpulan dilakukan di kantor pos setempat, dan instansi seperti kantor pemerintahan maupun swasta, hingga sekolah dan universitas di Jepang.

Bahkan ada beberapa posko yang tersebar di Jepang khusus untuk mengumpulkan limbah barang elektronik, dari periode April 2017 hingga Maret 2019.

3. Limbah elektronik itu menghasilkan 35 kilogram emas

5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang DiketahuiIlustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Pihak penyelenggara olimpiade berhasil mengumpulkan 78.985 ton perangkat elektronik termasuk 6,21 juta ponsel dari seluruh Jepang. Mereka mendapatkan logam mulia berupa 35 kilogram emas, 3.500 kilogram perak, dan 2.200 kilogram perunggu dari hasil peleburan.

Jumlah itu cukup untuk membuat lima ribu medali emas, perak, dan perunggu yang diperebutkan oleh juara Olimpiade dan Paralympics 2020.

4. Kampanye perbaikan lingkungan dan mengajak masyarakat umum berpartisipasi langsung dalam gelaran olimpiade

5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang DiketahuiIlustrasi lingkungan (IDN Times/Mardya Shakti)

Ide pembuatan medali dari kandungan logam mulia sampah elektronik di Olimpiade Tokyo, baru pertama kali dilakukan sepanjang gelaran olimpiade. Ini merupakan bagian kampanye perbaikan dan keberlanjutan lingkungan, yang dilakukan oleh TOGOC.

Upaya ini juga untuk memasyarakatkan olimpiade. Maksudnya, masyarakat bisa berpartisipasi langsung dalam event olahraga dunia dengan menyumbangkan sampah elektroniknya. Mereka berharap upaya ini dapat mengampanyekan pengelolaan sampah yang baik di setiap negara.

5. Kampanye ini akan berlanjut pada Olimpiade Paris 2024

5 Fakta Unik Medali 'Sampah' Olimpiade Tokyo yang Jarang Diketahuilogo Olimpiade Paris 2024 (olympics.com)

Kampanye daur ulang sampah elektronik untuk medali ini mendapatkan respon positif dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Bahkan IOC berencana akan melanjutkan kampanye tersebut untuk Olimpiade Paris 2024.

IOC ingin ikut berkontribusi membawa tema perbaikan lingkungan dalam setiap gelaran olimpiade demi mengurangi sampah, terutama limbah elektronik.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya