Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan Besi

Olahraga ini masuk ekshibisi Porsenijar Bali

Ada yang menarik dalam perhelatan Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Provinsi Bali tahun 2023. Satu olahraga yang memiliki prestasi dunia, tinju, diterima sebagai cabang olahraga (cabor) ekshibisi dalam perhelatan Porsenijar kali ini.

Tentu saja hal ini sangat menarik karena untuk membina bibit-bibit petinju muda di Bali. Seperti apakah olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan dan kelincahan ini? Berikut sejarah tinju dan perkembangannya di Indonesia.

Baca Juga: Sejarah Sepak Takraw, Cabor Favorit di Porsenijar Bali

Baca Juga: 43 Atlet Wushu SD di Denpasar Selatan Ikut Porsenijar

1. Sejarah tinju

Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan BesiIlustrasi tinju. (Unsplash.com/Johann Walter Bantz)

Dikutip dari jurnal "Hubungan Antara Reaction dan Kekuatan Maksimal Otot Lengan dengan Kecepatan Pukulan dalam Cabang Olahraga Tinju", yang ditulis oleh Hanif Abdurrojak tahun 2016, tinju pertama kalinya dimainkan oleh bangsa Mesir, Romawi, dan Yunani. Kala itu, para petinju bertarung tanpa menggunakan sarung tangan seperti sekarang. Mereka memakai sarung tangan besi.

Hal ini mengakibatkan banyak korban meninggal dunia selama pertandingan tinju berlangsung. Tahun 1973, peraturan tinju terbaru mulai menggunakan sarung tangan dari bahan spons. Tercatat, James Ping sebagai petinju pertama yang memakai sarung tinju berbahan spons.

2. Perkembangan tinju di Indonesia

Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan BesiIlustrasi tinju. (Unsplash.com/Michael Starkie)

Bagaimana dengan tinju di Indonesia? Negara Hindia Belanda atau KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large) memperkenalkan olahraga tinju di Indonesia. Setelah Belanda kalah dari Jepang, para petinju yang ada kala itu seperti kehilangan induk.

Kemudian Komandan Kepolisian di Jakarta, Didi Karta Sasmita, mendirikan organisasi tinju yang diberi nama Persatuan Tinju dan Gulat (Pertigu) pada 28 April 1955 dengan ketuanya Frans Mendur. Karena Indonesia ingin turut serta dalam Olimpiade Roma tahun 1960, maka dibentuklah organisasi tinju amatir bernama Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) pada 30 Oktober 1959.

Tahun 1961, olahraga ini sempat dilarang dipertandingkan di Indonesia. Karena politik Indonesia pada waktu itu cenderung berpihak pada blok sosialis. Maladi sebagai Menteri Olahraga melarang tinju hidup di Indonesia.

3. Juara dunia tinju dari Indonesia

Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan BesiEllyas Pical. (instagram.com/ellyas_pical)

Petinju Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Indonesia memiliki petinju-petinju hebat yang disegani oleh lawannya hingga ke mancanegara.

Siapa saja mereka? Berikut daftar petinju Indonesia yang pernah meraih gelar juara dunia tinju:

  1. Ellyas Pical adalah petinju Indonesia pertama yang berhasil menjadi juara dunia. Pada tahun 1985, petinju kelahiran Ullath, Maluku Tengah, ini berhasil menjadi juara dunia tinju IBF Kelas Bantam Junior (kelas terbang super) setelah mengalahkan Ju Do Chun dari Thailand
  2. Nico Thomas menjadi juara dunia Kelas Terbang Mini IBF pada tahun 1989 setelah menundukkan Amuth Sithnaruepol dari Thailand
  3. Suwito Lagola meraih gelar juara dunia di kelas Welter WBF pada tahun 1995 setelah menang TKO atas petinju William Magahin
  4. Ajib Albarado adalah petinju dari Surabaya yang meraih gelar juara dunia Kelas Ringan Super WBF pada tahun 1996 setelah mengalahkan Dindo Canoy dari Filipina
  5. M Rahman menjadi juara Dunia Kelas Terbang Mini pada tahun 2004 setelah memukul Daniel Reses, petinju dari Kolombia
  6. Chris John berulukan The Dragon adalah petinju legendaris Indonesia yang menjadi juara tinju dunia dalam sejarah olahraga tinju di Indonesia. Chris John menjadi juara dunia Kelas Bulu WBA setelah mengalahkan Osamu Sato pad 4 Juni 2004. Kemudian ia menjadi juara dunia Kelas Bulu Super WBA setelah mengalahkan Rocku Juarez
  7. Daud Yordan menjadi satu-satunya petinju yang mengawinkan tiga gelar juara dunia yaitu Kelas Bulu WBO setelah menang atas Lorenzi Villanueva, Kelas Terbang WBO setelah mengalahkan Daniel Eduardo Brizuela, dan Kelas Ringan Super WBO dan IBA setelah menundukkan Michael Mokoena
  8. Ongen Saknosiwi adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) kelahiran Maluku yang berhasil menjadi juara dunia Kelas Bulu IBA dan WBC Asia Boxing Council Continental.

4. Teknik pukulan dalam tinju

Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan BesiIlustrasi tinju. (Unsplash.com/Lorenzo Fattò Offidani)

Dalam olahraga tinju, hanya bagian tangan saja yang bisa digunakan untuk bertahan maupun menyerang musuh. Ada beberapa teknik pukulan dan pertahanan dalam olahraga tinju antara lain:

  1. Hook adalah pukulan seperti setengah memutar dengan sasaran pada bagian sisi wajah atau kepala lawan
  2. Uppercut adalah pukulan secara vertikal dari bagian bawah yang mengarah ke bagian atas lawan, dan biasanya menyasar area dagu. Pukulan ini bertujuan mengangkat dagu dan wajah lawan ke posisi rawan, lalu dilanjutkan dengan pukulan hook untuk menjatuhkan lawan
  3. Jab adalah pukulan lurus ke arah wajah lawan secara cepat yang berguna untuk mengganggu konsentrasi lawan
  4. Cross bukan merupakan pukulan standar dalam olahraga tinju. Pukulan ini merupakan kombinasi pukulan straight dan uppercut yang mengarah ke perut atau rahang lawan
  5. Straight adalah pukulan lurus yang mengarah ke kepala dan perut lawan
  6. Double cover adalah teknik tangkisan atau menahan pukulan musuh dengan mendekatkan kedua lengan di depan area wajah maupun badan.

5. Tinju di ajang Popnas

Sejarah Tinju, Awalnya Pakai Sarung Tangan BesiEllyas Pical. (instagram.com/ellyas_pical)

Walaupun sifatnya ekshibisi, ajang Porsenijar 2023 bisa digunakan sebagai pemantauan dan seleksi untuk Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun berikutnya. Seperti diketahui, cabor tinju pertama kali dipertandingkan pada Popnas XII tahun 2013 di Jakarta.

Untuk pelaksanaan Popnas tahun 2023 ini, tinju kembali diadakan setelah Popnas 2019 batal dipertandingkan. Sebelum tampil di Popnas 2023, atlet tinju wajib untuk mengikuti ajang seleksi di PraPopnas yang berlangsung tahun 2022 lalu. Pada ajang PraPopnas 2022 lalu, Bali berhasil meloloskan 4 petinju putra untuk tampil pada ajang Popnas 2023 di Jawa Barat.

Seiring masuknya cabor tinju ke Porsenijar Provinsi Bali, tentunya akan mendorong pihak sekolah tingkat SD, SMP, maupun SMA untuk memasukkan cabor tinju dalam ekstrakurikuler mereka. Pembinaan atlet sejak dini dapat menciptakan munculnya para petinju baru berprestasi di Bali.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya