Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban Belanda

Kamu harus mensyukuri adanya Dam Oongan di Denpasar ini

Siapa sih yang tidak tahu Dam Oongan. Dam yang lokasinya berada di Jalan Noja Saraswati, Kecamatan Denpasar Utara kini telah disulap menjadi area publik dengan nama Taman Lila Ulangun. Taman yang diresmikan oleh Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, Senin (16/12/2019) lalu ini memiliki jogging track dan fasilitas publik lainnya.

Beberapa warga Kota Denpasar mengenali tempat ini sebagai dam yang angker sekaligus ada nilai sejarahnya. Saat ditelusuri oleh seorang indigo, ada cerita yang sangat sedih. Pondasi dasar bendungan itu konon terbuat dari tubuh penduduk lokal yang dibantai oleh penjajah Belanda, selain tubuh dari pasangan suami istri yang mengorbankan diri. Berikut ini hasil penelusurannya:

Tulisan ini berdasarkan pengamatan indigo. Jadi mohon kebijaksanaan pembaca untuk tidak memercayai tulisan ini sepenuhnya.

1. Suami istri mengabdi kepada Tuhan dengan cara mengorbankan diri agar rakyatnya tidak kelaparan

Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban BelandaKi Sawunggaling dan istri. (IDN Times/PM:AM)

Alkisah, dulu ada seorang Raja dari Kerajaan Pemecutan bernama Cokorda Pemecutan. Ia memiliki patih yang setia bernama Ki Sawunggaling. Suatu waktu, persawahan di wilayah Kerajaan Kesiman mengalami kekeringan, hingga membuat rakyatnya mengungsi menuju Kerajaan Badung.

Lalu dibuatlah saluran irigasi dengan cara membendung air sungai. Meski sudah membuat bendungan, persawahan di wilayah Kesiman masih saja kering. Ki Sawunggaling lalu melakukan semedi di daerah Dam Oongan. Di sanalah ia mendapatkan petunjuk dari Sang Hyang Widhi, bahwa harus membuat bendungan yang pondasi dasarnya dari manusia.

Namun karena Ki Sawunggaling orangnya baik dan tidak berpikiran akan mengorbankan orang lain, ia memilih untuk mengorbankan diri sebagai wujud pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sang istri pun secara sukarela ikut mengorbankan diri.

Semenjak suami istri ini mengabdi dengan cara mengorbankan diri, rakyat Kesiman tidak kelaparan lagi karena sawahnya tidak kering. Dari situlah bendungan ini dinamakan sebagai Dam Oongan, yang artinya dam manusia.

Baca Juga: 5 Hal Mistik yang Dilihat Indigo Selama Main ke Pantai Kuta & Legian

2. Jembatan Dam Oongan dijaga oleh pasukan berwajah monyet

Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban BelandaIDN Times/PM:AM

Beberapa waktu lalu, tim PM:AM, program horor komedi IDN Times, pernah mengeksplor Dam Oongan di malam hari. Setelah mendapatkan izin dari pemangku setempat, PM:AM menelusuri tempat tersebut, termasuk untuk mengungkap cerita lampau dari sisi mata batin seorang indigo. Host PM:AM, Bayu Dewey, adalah anak indigo yang bisa melihat kondisi dam tersebut pada masa lampau.

Dari ceritanya, jembatan Dam Oongan selebar sekitar satu meter tersebut dijaga oleh pasukan manusia berwajah monyet. Pasukan ini berjaga di sana karena Dam Oongan termasuk tempat suci yang dijadikan sebagai peribadatan umat Hindu.

3. Bukan hanya pasutri. Pondasi dasar bendungan ini terbuat dari tubuh penduduk setempat yang dibantai oleh Belanda

Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban BelandaIDN Times/Irma Yudistirani

Ada satu cerita lain yang jarang diketahui oleh banyak orang. Yaitu bendungannya. Kata Bayu, dulu bendungan ini masih terbuat dari batang-batang pohon dan batu. Namun begitu penjajah Belanda masuk ke wilayah tersebut, penyangga-penyangga bendungan ini diubah lagi agar lebih kokoh. Orang-orang Belanda yang mengetahui cerita pengorbanan suami istri dari penduduk setempat, justru memanfaatkan kisah tersebut.

Penjajah Belanda membuat cerita lagi, kalau bendungan ini akan semakin kokoh jika pondasinya dari tubuh manusia, sama seperti yang dilakukan pasutri tersebut. Akhirnya, penjajah Belanda menggunakan tubuh-tubuh penduduk setempat yang dibantainya, sebagai pondasi dasar. Padahal penjajah Belanda hanya ingin menghemat lahan pemakaman.

"Dasar-dasarnya itu orang. Korbannya Belanda gitu. Itu yang bikin angker," ujar Bayu.

4. Ada kerajaan gaib di aliran sungai Dam Oongan

Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban BelandaIDN Times/Irma Yudistirani

Pura Taman di luar area Dam Oongan memiliki cerita sendiri. Konon, dari mata batin Bayu, tempat ini merupakan gerbang menuju kerajaan gaib. Patokannya adalah pohon besar yang berada di dekat Pura Taman. Kerajaan gaib ini sudah ada sebelum kerajaan-kerajaan lain di Bali.

Dari pengamatan mata batin Bayu, pada zaman Ki Sawunggaling dan istri belum mengorbankan diri, masyarakat sekitar sering melakukan perusakan alam, mengeksploitasi lingkungan, dan berbuat tidak terpuji di sekitar sungai tersebut. Kerajaan gaib tidak senang atas ulah itu. Sehingga membuat aliran sungainya tidak lancar dan rakyatnya kelaparan.

Untuk mengatasi hal ini, Ki Sawunggaling dan istri memilih mengorbankan diri setelah mendapat petunjuk, sebagai pembayaran atas perbuatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kala itu.

"Kita memang gak nyebut tumbal. Tapi secara gak langsung itu diminta (Tumbal) untuk bisa melancarkan pengairan," ujar Bayu dalam tayangan YouTube IDN Times.

5. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa lihat hasil eksplorasi tim PM:AM di tayangan video berikut ini:

https://www.youtube.com/embed/IuXhisGYj9I

Bayu lalu mencoba mencari cerita lain dengan cara meditasi di pura sebelah selatan Dam Oongan. Dari sanalah sebuah cerita kelam lain terungkap. Bayu, yang kerauhan (Kerasukan) penunggu pura bernama Galih, bercerita bahwa orang-orang Badung telah merusak alam sekitar. Mereka melakukan pembunuhan, pemerkosaan, serakah, haus kekuasaan dan kekayaan. Hal itulah yang membuat lahan sawah menjadi kering karena perbuatan mereka sendiri. "Mereka harus belajar," kata Galih yang merasuki Bayu. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa melihat tayangan video tersebut.

Itulah cerita angker Dam Oongan yang jarang diketahui oleh banyak orang. Kamu boleh percaya atau tidak tentang ulasan artikel ini. Tapi ada satu hal yang patut diambil pelajaran. Yaitu kita harus mensyukuri, bahwa aliran sungai Dam Oongan tersebut masih deras, berkat pengabdian Ki Sawunggaling dan istrinya. Kita harus menghormati tempat tersebut dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, dan teruslah melakukan hal-hal positif demi kenyamanan seluruh umat manusia.

Baca Juga: Dulunya Angker, Kini Dam Oongan Disulap Jadi Jogging Track

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya