Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Laut

Ini hasil penelitian di 57 Kecamatan di Bali lho. Wah!

Denpasar, IDN Times - Sebuah penelitian yang dilakukan Bali Partnership menunjukkan, bahwa pengelolaan sampah di Bali masih buruk. Dari hasil penelitian tersebut, hampir 52 persen sampah di Bali tidak dikelola dengan baik.

1. Artinya, hanya 48 persen sampah di Bali yang berhasil dikelola dengan baik

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke LautDok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha

Penelitian yang dilakukan selama lima bulan sejak Januari hingga Mei 2019 tersebut dilakukan di 57 Kecamatan di seluruh Bali. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana cara menyusun, serta menyelesaikan permasalahan sampah plastik yang berasal dari daratan secara komperehensif.

Dari hasil penelitiannya, diperoleh bahwa 48 persen sampah di Bali sudah dikelola dengan baik, yakni didaur ulang dan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sementara sisanya belum. Sampah-sampah itu hanya dibakar, dibuang ke lingkungan, dibuang ke saluran air dan berakhir di laut. Akibatnya, ada sekitar 33 ribu ton sampah plastik dari Bali terbuang ke laut setiap tahunnya.

Baca Juga: Ngomong Jangan Buang Sampah Sembarang di Level Kuliah? Harusnya Malu

2. Bali harus bebas sampah plastik di laut karena menjadi pusat pariwisata

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke LautIDN Times/Imam Rosidin

Penelitian yang didukung oleh pihak pemerintah dan swasta ini bertujuan untuk mendukung target Indonesia dalam mengurangi 70 persen sampah di lautan. Diharapkan di masa yang akan datang, wilayah-wilayah terkecil seperti tingkat Kecamatan mampu mengelola sampah dengan baik sehingga tak berakhir di lautan.

Dalam penelitian tersebut, dijelaskan pentingnya mengatasi polusi sampah plastik di laut untuk Bali. Pasalnya, pariwisata merupakan penggerak perekonomian yang dapat terpengaruh jika hal ini tidak diatasi.

Merujuk data dari Bali Tourism Board (BTB) pada tahun 2018, lebih dari 6,5 juta wisatawan internasional berkunjung ke Bali dan meningkat lebih dari 10 persen dari tahun 2017. Jadi penanganan sampah plastik yang tepat ini diharapkan memiliki jangkauan implikasi global.

3. Apa penyebab pengelolaan sampah di Bali masih buruk?

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke LautIlustrasi sampah/Dok.Pribadi/Bernardinus Amanda Nugraha

I Gede Hendrawan, tim peneliti Bali Partnership, menjelaskan mengapa pengelolaan sampah di Bali masih buruk. Di antaranya masih banyak masyarakat di Bali belum mendapat pelayanan sampah yang baik. Terutama masyarakat yang berada jauh dari jangkauan pelayanan sampah, yang biasanya dekat dengan perkotaan. Kemudian masih banyak masyarakat yang kurang memiliki kepedulian sehingga membuang sampahnya ke lingkungan (Lebih mudah dan murah).

"Lalu, tidak adanya penegakan hukum terkait sampah, walaupun sebenarnya sudah diatur pada beberapa Peraturan Daerah (Perda) yang ada di Kabupaten atau kota di Bali," kata dia saat dihubungi, Minggu (23/6).

4. Apa tugasnya pelaku usaha dan masyarakat?

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Lauten.wikipedia.org

Diharapkan untuk pelaku usaha agar menghindari penggunaan plastik dalam produk, dan mengganti dengan bahan yang ramah lingkungan. Juga, harus bertanggung jawab mengambil kembali plastik sisa produk yang dihasilkan di masyarakat.

Sementara masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran, pemilahan sampah di rumah tangga atau sumber, dan berusaha untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana dengan pemerintah? Pemerintah pun diharapkan menyiapkan regulasi, penegakan hukum, menyiapkan infrastruktur persampahan yang tepat berbasiskan data, dan anggaran yang cukup.

"Tiga pilar utama ini harus bergerak bersama-sama dan tidak secara parsial," ujarnya.

5. Data awal ini bisa digunakan sebagai data awal sebagai evaluasi Pergub

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Lautinstagram.com/theoceancleanup

Terkait Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 Tentang Pembatasan Timbulan Plastik Sekali Pakai, menurutnya data dalam penelitian ini bisa dijadikan data awal. Sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan yang terjadi setelah Pergub secara efektif diterapkan.

"Kita harus melakukan penelitian yang sama tahun depan atau dua tahun lagi untuk dapat melihat dampak pergub terhadap pengurangan sampah plastik di Bali," kata dia.

6. Berikut ini poin-poin penelitiannya:

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Lautinhabitat.com

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini poin-poin penting hasil rangkuman penelitian. Poin penting dari hasil penelitian itu termasuk:

  • Total timbulan sampah termasuk rumah tangga, non-rumah tangga dan wisatawan menghasilkan timbulan sampah sebanyak 1,6 juta ton per tahun, di mana 303.000 tonnya adalah sampah plastik (19,6 persen dari total sampah)
  • Dari 33 ribu ton sampah plastik bocor ke saluran air setiap tahun (11 persen dari total sampah)
  • Sekitar 48 persen sampah yang dihasilkan di Bali telah dikelola dengan didaur ulang atau diangkut ke TPA. Tetapi, sebagian sampah yang dikumpulkan ini tidak sampai ke fasilitas daur ulang atau 10 TPA yang ada di Bali
  • Total tujuh persen sampah plastik di Bali dikumpulkan untuk didaur ulang, dengan 20 persen rumah tangga memanfaatkan sektor informal untuk mendaur ulang sampah mereka, dan 6 persen memanfaatkan bank sampah
  • Setiap orang dari 16 juta wisatawan di Bali (Enam juta wisatawan internasional dan 10 juta wisatawan domestik) menghasilkan sampah 3,5 kali lebih banyak dari seorang penduduk Bali, totalnya sekitar 13 persen dari total timbulan sampah di Bali
  • Rumah tangga di Bali siap untuk berubah: 87 persen bersedia untuk memilah dan melakukan upaya 3R - Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (Daur ulang)
  • Dengan memusatkan upaya penyelesaian masalah sampah di 15 kecamatan prioritas dari 57 Kecamatan yang ada di Bali dapat mengurangi 44 persen sampah plastik di laut
  • Lebih dari 400 komunitas, sektor informal, pemerintahan, lembaga adat dan organisasi keagamaan aktif dalam melakukan upaya pembersihan, pendidikan, pengumpulan sampah, dan daur ulang. Mereka memerlukan dukungan untuk memusatkan kegiatan mereka di 15 kecamatan yang membutuhkan.

7. Bali pulau kecil yang selalu jadi perhatian dunia

Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke LautIDN Times/Imam Rosidin

Sementara itu Kelompok Kerja (Pokja) dari tim Persampahan Gubernur Bali, Ida Bagus Mandhara Brasika, berujar Bali memang pulaunya kecil tapi memiliki makna yang besar, karena menjadi tujuan kunjungan pariwisata. Menurutnya, apapun yang terjadi di Bali akan selalu menjadi perhatian dunia.

Hasil penelitian tersebut harus dijadikan momen untuk menghentikan pencemaran sampah plastik di laut.

"Pulau Bali kecil tetapi maknanya besar. Apa yang terjadi di Bali akan selalu mendapat perhatian dunia. Saat ini di Bali, kita berada pada momen yang tepat untuk menghentikan pencemaran sampah plastik di laut," ungkap Mandhara, Jumat (21/6) lalu.

"Kami akan memulai dari Bali dan dampaknya akan global. Saya optimis Bali {artnership akan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di pulau dan bumi kita," imbuhnya berharap.

Baca Juga: Belajar Etika, 7 Alasan Kamu Tak Boleh Meninggalkan Sampah di Bioskop

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya