Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan Romusha

Hasil panen masyarakat dijarah di depan gua ini

Klungkung, IDN Times - Kamu bakalan melihat Gua Jepang ini ketika melintasi jalan raya di Desa Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Guanya sedalam 14 meter dan memiliki 16 lubang sebagai pintu masuk. Gua Jepang ini ditetapkan sebagai cagar budaya, dan dikembangkan menjadi objek wisata di Klungkung.

Tempat ini menjadi saksi bisu para penjajah Jepang.  ini diyakini ada kejadian mistis. Sejumlah masyarakat setempat juga meyakini sering ada kejadian mistis di sini. Namun, itu semua tergantung dari keyakinan masing-masing ya. Berikut ini sejarah Gua Jepang di Klungkung.

Baca Juga: Kisah Superhero Perempuan di Klungkung, Pembunuh Jenderal AV Michiels

1. Gua ini dulunya dikerjakan oleh masyarakat setempat dengan sistem romusha

Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan RomushaGua Jepang di Klungkung (IDN Times/Wayan Antara)

Gua Jepang ini diinisiasi oleh tentara Jepang pada 1941-1942. Kala itu tentara Jepang menerapkan sistem romusha (Kerja paksa) kepada masyarakat setempat untuk membuat tempat perlindungan. Dalam wawancara IDN Times Agustus 2020 lalu dengan Bendesa Pakraman Banjarangkan, Anak Agung Gede Dharma Putra, tentara Jepang menginginkan lokasi perlindungan untuk mempertahankan diri dari serangan tentara sekutu di masa perang dunia kedua.

Mereka lalu mempekerjakan masyarakat untuk membuat gua kedalaman 14 meter yang memiliki 16 lubang di sebelah barat Tukad Bubuh. Gua ini berupa lorong memanjang dari utara ke selatan, dan setiap lubangnya saling berhubungan.

2. Tentara Jepang menjarah hasil panen masyarakat setempat di depan gua ini

Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan RomushaGua Jepang di Klungkung (IDN Times/Wayan Antara)

Gua Jepang ini menjadi saksi tragedi yang memilukan. Kisah ini diceritakan secara turun menurun oleh penglingsir di Desa Banjarangkan. Tentara Jepang kerap menjarah hasil panen masyarakat setempat setelah gua itu selesai dibangun. Caranya juga sangat licik.

Yaitu masyarakat yang membawa hasil panen dari wilayah Kecamatan Dawan ke Kecamatan Banjarangkan dan sebaliknya, langsung dihentikan oleh tentara Jepang setiap kali melintasi gua ini. Masyarakat dipaksa masuk ke dalam gua dan meninggalkan hasil panennya. Begitu masyarakat masuk ke dalam gua, tentara Jepang menjarah hasil panen tersebut.

"Sampai saat ini Gua Jepang masih tetap lestari dan alami," kata Dharma Putra.

Baca Juga: Kisah Bocah Sakit-Sakitan Berganti Nama Jadi Karna

3. Kerap ada penampakan dan harus membunyikan klakson di wilayah Gua Gajah

Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan RomushaGua Jepang di Klungkung (IDN Times/PM:AM)

Selain ada sisi sejarahnya, wilayah ini juga terkenal mistis oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini tempat tersebut dihuni oleh makhluk tak kasat mata. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, masyarakat setempat kerap melihat sosok anak-anak bermain di area gua. Bahkan masyarakat pernah melihat sosok pria misterius memakai topi dari kukusan, yang biasanya digunakan untuk menanak nasi.

“Beberapa orang konon sempat melihat sosok itu,” ujar Dharma Putra.

Tak hanya itu. Pengendara sepeda motor kerap merasa membonceng sesuatu dan bebannya terasa berat ketika melintasi Gua Jepang di malam hari. Begitu dilihat dari spion, ternyata ada sosok makhluk yang duduk di belakangnya. Setelah melewati gua, beban kendaraaannya kembali ringan.

"Makanya saat melintas di Gua Jepang diminta untuk menyalakan suara klakson kendaraan. Ini semacam permisi dengan mahluk yang juga diyakini tinggal di sekitar Gua Jepang," jelasnya.

4. Gua ini ditata sebagai objek wisata

Sejarah Gua Jepang di Klungkung, Peninggalan RomushaGua Jepang di Klungkung (IDN Times/Wayan Antara)

Setelah ditetapkan sebagai cagar budaya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) menata kawasan Gua Jepang ini sebagai objek wisata. Misalnya penataan taman dan rest area.

"Tentunya Pemkab yang saat ini tengah menata Gua Jepang, akan tetap terintegrasi dengan desa dinas dan desa pakraman setempat. Sehingga upaya ini bisa memberikan kontribusi positif baik kepada daerah maupun masyarakat sekitar," ungkap Dharma Putra.

5. Tim PM:AM pernah menelusuri gua ini pada malam hari bersama Ary Kakul

https://www.youtube.com/embed/7iKruaxZGg8

November 2019, tim PM:AM IDN Times pernah melakukan penelusuran di sini bersama YouTuber Bali, Ary Kakul. Mereka sudah melewati sejumlah perizinan agar bisa menelusuri tempat tersebut pada malam hari. Kebetulan, penelusuran itu terjadi di malam purnama. Dari hasil penelusuran, seorang host PM:AM melihat makhluk seperti anak kecil. Kalau penasaran, lihat saja tayangan videonya di atas.

Baca Juga: Cerita Angker Dam Oongan, Pondasi Dasarnya dari Tubuh Korban Belanda

Topik:

  • Irma Yudistirani
  • Stella Azasya
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya