5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi Turun

Gunung Agung sangat disakralkan oleh masyarakat Bali

Gunung Agung termasuk tempat yang sangat disakralkan oleh umat Hindu di Bali. Lokasinya berada di Kabupaten Karangasem. Mereka percaya, Gunung Agung merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Gunung ini termasuk tertinggi di Pulau Bali, yaitu 3.142 mdpl (Meter di atas permukaan laut).

Pada tahun 2017, Gunung Agung mengalami peningkatan secara signifikan dan sempat meletus dengan skala VEI II. Setelah erupsi itu, Gunung Agung terus mengalami penurunan aktivitas. Hingga akhirnya turun status dari waspada (Level II) menjadi normal (Level I).

Dengan penurunan status tersebut, Gunung Agung bisa kembali dikunjungi. Namun harus tetap waspada, karena embusan gas beracun di sekitar kawahnya masih berpotensi terjadi. Berikut beberapa fakta menarik kondisi Gunung Agung.

1. Sudah tidak terdeteksi anomali panas di permukaan kawah Gunung Agung

5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi TurunANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menemukan anomali panas di permukaan kawah Gunung Agung terakhir kali terdeteksi oleh satelit Modis pada bulan Oktober 2019. Setelah itu anomali panas tidak lagi teramati. Penurunan temperatur di permukaan kawah ini mengindikasikan penurunan suplai magma ke permukaan secara signifikan.

Data deformasi dalam kurun waktu satu tahun terakhir menunjukkan, bahwa perubahan tekanan dalam sistem vulkanik Gunung Agung cenderung stabil, dan belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan magma yang baru. Sehingga aktivitas vulkaniknya secara umum sudah stabil jika dibandingkan tahun 2017 lalu.

Baca Juga: 3 Tempat Bersejarah Klungkung, Perang Bali II Pernah Terjadi di Sini

2. Letusan Gunung Agung terbesar yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1963

5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi TurunIDN Times/Irma Yudistirani

Gunung Agung mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2016, dan erupsi pada bulan November 2017. PVMBG menyimpulkan, letusan Gunung Agung tahun 2017 memiliki Volcanic Explosivity Index (VEI) II, dan setidaknya 122.500 warga yang rumahnya masuk kawasan rawan bencana harus dievakuasi.

Letusan diawali dengan freatik, dengan ciri-ciri keluarnya asap pekat kelabu kehitaman dari kawah gunung. Lalu diikuti suara letusan magmatik beberapa hari kemudian. Letusan ini juga menyebabkan keluarnya lahar dingin, yang membuat aliran Sungai Unda di Kabupaten Klungkung mengalami pendangkalan.

Namun letusan terbesar Gunung Agung yang tercatat secara detail terjadi pada tahun 1963 silam. Letusan ini masuk ke dalam VEI VI. Letusan dahsyat ini terjadi selama satu tahun, dari tanggal 18 Februari 1963 dan berakhir 27 Januari 1964. Dentuman keras disertai keluarnya asap tebal dari puncak gunung sudah terjadi sejak 18 Februari 1963. Lalu lahar mulai mengalir pada 24 Februari 1963.

Pada tanggal 17 Maret 1963, langit berubah menjadi gelap dan matahari tidak terlihat. Gunung Agung mengeluarkan suara gemuruh dan menggelegar.

Kala itu penduduk lokal mendengar suara letusan keras, dan melihat asap tebal keluar secara vertikal dari puncak Gunung Agung. Letusannya mengeluarkan abu panas dan gas setinggi hampir 20 ribu meter. Menyebabkan korban jiwa 1.148 orang dengan 296 orang luka-luka. Bahkan, ibu kandung dari tim IDN Times pernah bercerita, langit di Pulau Jawa, tepatnya Kota Probolinggo, Jawa Timur, gelap dalam waktu yang lama.

3. Suhu Bumi bagian utara pernah turun sampai 0,4 derajat Celcius

5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi TurunIDN Times/Irma Yudistirani

Letusan Gunung Agung tahun 1963 menyebabkan bencana besar di Bali, bahkan dampaknya sampai ke seluruh dunia. Kala itu material letusan sampai mengurangi sinar matahari dan membuat suhu udara di lapisan stratosfer turun 6 derajat Celcius (10,8 derajat Fahrenheit).

Hal ini menyebabkan suhu Bumi bagian utara turun sampai 0,4 derajat Celcius. Kondisi itu terjadi dari tahun 1963 sampai 1966. Abu belerang dari erupsi Gunung Agung beterbangan ke seluruh dunia, dan jejaknya sampai terlihat sebagai sulfur acid di dalam lapisan es Greenland.

Baca Juga: 11 Gedung Bioskop Legendaris di Bali, Hanya Satu Saja yang Masih Eksis

4. Gunung Agung tercatat dalam sejarah telah meletus enam kali

5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi TurunDok.IDN Times/PVMBG

Dalam catatan sejarah, Gunung Agung telah meletus sebanyak enam kali. Letusan pertama yang tercatat yakni tahun 1710. Letusannya tercatat dalam Lontar Babad Gumi, serta Babad Tusan.

Lalu Gunung Agung kembali meletus tahun 1808, 1821, 1843, 1963, dan terakhir tahun 2017.

5. Gunung Agung disakralkan masyarakat Hindu Bali. Ada larangan mendaki sambil membawa daging sapi, hingga perempuan sedang datang bulan

5 Fakta Gunung Agung, Letusannya Pernah Membuat Suhu Bumi TurunANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Gunung Agung sejak ribuan tahun lalu, menjadi gunung yang disakralkan oleh masyarakat Hindu di Bali. Tidak boleh sembarangan jika melakukan pendakian ke gunung aktif tersebut. Berdasarkan keyakinan masyarakat setempat, dilarang bagi pendaki untuk membawa makanan berbahan dasar daging sapi. Termasuk perempuan yang sedang datang bulan dilarang keras untuk mendaki, karena dianggap dapat mengotori kesucian pura.

Masyarakat jika hendak mendaki ke Gunung Agung dapat melalui jalur Pasar Agung di Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Bisa pula melalui jalur Desa Besakih. Namun karena kerap ada kejadian kecelakaan dan hilangnya para pendaki, maka pendaki wajib didampingi oleh seorang pemandu apabila melalui jalur tersebut.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya