Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petani

jangan geli ya melihat ini

Satu hama tanaman yang muncul sepanjang tahun dan paling ditakuti oleh para petani adalah kutu daun. Hama dengan nama latin aphis craccivora koch ini menyerang tanaman Leguminoceae (kacang-kacangan). Dampak yang ditimbulkan dari serangan kutu daun adalah daun mosaik, keriting, kerdil, serta penurunan produksi bunga dan polong. Yuk mencari tahu lebih lanjut tentang kutu daun, silakan simak ulasan di bawah ini, ya!

Baca Juga: 10 Fakta Menarik Grapefruit, Apa Hubungannya dengan Anggur?

Baca Juga: 5 Fakta Unik Wombat, Bisa Hasilkan Kotoran Berbentuk Kubus

1. Sekilas tentang daur hidup dan anatomi kutu daun

Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petaniilustrasi kutu daun (pixabay.com/ Franco Patrizia)

Kutu daun bereproduksi dengan cara partenogenesis. Partenogenesis adalah reproduksi tanpa melakukan perkawinan. Pada kasus ini, telur berkembang dalam tubuh kutu daun dewasa (imago). Kemudian imago akan melahirkan kutu daun muda (nimfa).

Dilansir cabidigitallibrary.org, kutu daun berbentuk seperti buah pir, berwarna cokelat kehitaman, dan mulutnya bertipe penusuk-penghisap (biasa disebut dengan stilet). Kutu daun juga hidup bergerombol terutama pada bagian tanaman yang masih muda seperti tunas, daun muda, maupun kuncup bunga.

Kutu daun akan berkembang pesat ketika suhu dan kelembapan udaranya tinggi. Namun ketika musim penghujan, populasi kutu daun akan berkurang drastis. Hal ini karena koloni kutu daun jatuh ke tanah tersapu air hujan.

2. Kutu daun juga berperan sebagai pembawa virus atau biasa disebut serangga vektor

Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petaniilustrasi gejala mosaik pada daun kacang panjang (dok. pribadi/ Nurul Sugiyanti)

Dengan stilet, kutu daun akan mengisap cairan pada tanaman. Bersamaan dengan itu, stilet juga bisa membawa virus sehingga masuk ke dalam tubuh tanaman, lho! Jenis virus yang biasa dibawa oleh kutu daun yaitu Bean Common Mosaic Virus (BCMV), Bean Yellow Mosaic Virus (BYMV), dan Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus (CABMV).

Virus tersebut membuat tanaman sakit dan menunjukkan gejala yang hampir sama. Maka dari itu, di bidang pendidikan dan penelitian, dibutuhkan deteksi secara molekuler untuk menentukan jenis virusnya. Deteksi secara molekuler ini hampir sama seperti mendeteksi virus pada manusia, yaitu menggunakan metode PCR. Namun, untuk skala petani tidak mungkin untuk dilakukan karena biayanya mahal.

3. Apa yang terjadi jika ada kutu daun pada tanaman?

Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petaniilustrasi kuncup bunga dan polong abnormal (dok. pribadi/ Nurul Sugiyanti)

Tanaman yang terserang kutu daun akan mengalami pertumbuhan abnormal jika dibandingkan dengan tanaman yang tidak terserang. Gejala yang umumnya terlihat adalah daun berwarna mosaik atau kuning, daun keriting dan menggulung, tanaman kerdil, kuncup bunga rontok, polong berwarna kuning dan kopong.

Intinya, kehadiran kutu daun akan membawa dampak buruk bagi pertumbuhan tanaman. Tentunya hal ini juga akan berpengaruh kepada hasil panen serta berimbas ke pendapatan petani.

4. Pengendalian menggunakan pestisida kimia buatan pabrik

Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petaniilustrasi petani melakukan penyemprotan pestisida untuk meminimalisir hama dan penyakit (pexels.com/ Laura Arias)

Penggunaan pestisida kimia memang masih menjadi pilihan utama saat ini. Untuk hama kutu daun ini lebih cocok menggunakan pestisida golongan neonikotinoid (contoh bahan aktifnya adalah imidakloprid, tiametoksam), dan golongan karbamat (contoh bahan aktifnya adalah metomil, karbofuran).

Tapi perlu diingat, gunakan pestisida kimia seperlunya saja, ya! Tidak dianjurkan digunakan secara berlebihan. Hal ini karena pestisida kimia mempunyai efek samping yang kurang baik bagi makhluk hidup. Selain itu, penggunaan pestisida yang melebihi dosis bisa menyebabkan resistensi hama, lho!

5. Pengendalian menggunakan agen hayati atau secara alami

Bahaya Hama Kutu Daun, Musuh yang Ditakuti Para Petaniilustrasi tanaman refugia (pixabay.com/ JackieLou DL)

Bagi kamu yang ingin mengendalikan kutu daun secara alami, cara ini adalah pilihan yang tepat. Namun cara ini membutuhkan effort lebih jika dibandingkan dengan pengendalian kimiawi.

Contohnya adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang dibuat sendiri, menggunakan varietas yang tahan terhadap kutu daun, menanam jenis tanaman lain di sela-sela tanaman kacang-kacangan (metode polikultur), menanam tanaman refugia, menggunakan penutup mulsa jika bertanam di lahan terbuka, serta bisa juga dengan mengontrol dosis pupuk nitrogen.

Nah, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kutu daun termasuk hama yang berdampak besar terhadap tanaman dan petani. Dengan kehadiran kutu daun, kamu dituntut untuk segera mengendalikannya, entah itu secara kimiawi atau alami. Namun dalam pengendaliannya kamu dituntut bijak agar tidak berimbas ke masalah yang lain.

Misalnya, kamu merusak keseimbangan ekosistem karena menggunakan pestisida kimia secara berlebihan. Siapa yang akan rugi? Tentunya manusia, lingkungan, hewan dan tanaman lain. Bagaimana? Apakah sudah ada gambaran tentang hama kutu daun yang bisa saja menyerang tanaman kamu?

Nurul Sugiyanti Photo Community Writer Nurul Sugiyanti

Belajar terus, terus belajar @nurul_sgynt

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya