Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup Harmonis

Ini Bhinneka Tunggal Ika sesungguhnya

Mayoritas penduduk Bali adalah beragama Hindu. Namun Hindu di Bali punya kekhasan sendiri. Kamu bisa lihat bagaimana Hindu Bali melakukan persembahyangan. Keunikan inilah yang membuat wisatawan tertarik mengunjungi Pulau Bali.

Meski mayoritas Hindu, di Bali juga ada penduduk yang memeluk agama lain lho. Bahkan sampai ada kampungnya sendiri. Yakni penduduk beragama Islam. Tapi jangan salah lho ya. Toleransinya sangat dijaga di kampung ini. Agama mayoritas dan minoritas tersebut berdampingan selaras dan tidak membedakan.

Ini daftar kampung muslim di Bali yang perlu kamu ketahui.

1. Kampung Lebah, Klungkung

Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup HarmonisPhoto by Katsiaryna Endruszkiewicz on Unsplash

Baca Juga: 6 Keistimewaan Toyapakeh, Desa Berpenduduk Muslim di Nusa Penida

Dinamakan kampung lebah karena berasal dari kata lebah. Di kampung lebah ini berdiri rumah ibadah umat muslim bernama masjid Al Hikmah. Konon Raja Klungkung sendiri juga ikut berperan dalam pembangunan masjid ini.

Warga kampung Lebah menjunjung tinggi toleransi saat berdampingan dengan masyarakat Hindu. Saat acara Nyepi, toleransinya sangat dijunjung di sini. Mereka memberikan ruang bagi masyarakat Hindu untuk melaksanakan ibadah Nyepi.

Demikian pula sebaliknya. Masyarakat Hindu juga bertolerasi menjaga keamanan kampung muslim setempat saat salat Idulfitri.

2. Kampung Gelgel, Klungkung

Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup Harmonisedyraguapo.blogspot.com

Sama-sama dari Klungkung. Kampung Gelgel dipercaya menjadi kampung Islam tertua di Bali. Sejarah Islam bermula ketika Raja Gelgel Ketut Dalem Plesir mengadakan perjalanan ke Majapahit.

Saat kembali ke Klungkung, raja dikawal prajurit Majapahit dan diizinkan menetap. Mereka menikahi penduduk setempat dan menyebarkan agama Islam hingga sekarang. Di kampung Gel-gel juga mempunyai nilai toleransi yang juga tak jauh berbeda dengan kampung Lebah.

Saat Ramadan, ada tradisi ngaminang yang berarti makan bersama saat berbuka puasa. Semua lapisan masyarakat mengantar sagi, yaitu sebuah nampan besar yang berisi nasi, lauk pauk, kerupuk, buah dan minuman kemasan.

Tradisi ini selalu ada pada saat Ramadan. Kerukunan dan toleransi dalam ngaminang membentuk pola pikir yang selalu mengedepankan nilai kemanusiaan (Rahmatan lil alamin).

3. Kampung loloan, Jembrana

Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup Harmonisutusan.com.my

Kampung ini identik dengan kampung Melayu. Baik dari segi bahasa maupun bangunan. Arsitektur rumah panggung berbeda dari rumah di Bali pada umumnya. Sayang, untuk rumah panggung mungkin tidak sebanyak dulu.

Di kampung Loloan berdiri pesantren yang sudah berdiri lama. Pesantren Mambaul Ulum namanya. Konon, pesantren ini tertua di Bali dan mempunyai santri yang tidak sedikit. Kampung Loloan terdiri dari tiga wilayah yang berbeda-beda. Yaitu Loloan Selatan, Loloan Barat dan Loloan timur.

Masing-masing wilayah berbeda kepercayaan. Namun satu dengan lainnya tidak pernah menunjukkan identitas pribadi agamanya dan melemahkan agama lain. Mendirikan masjid di sini tidak dipersulit walaupun juga berdekatan dengan pura dari pemeluk agama Hindu.

Di kampung Loloan Bali ini terdapat tradisi ngeruwah yang berarti kirim doa ampunan atau kirim pahala amal sholeh dengan sedekah dan kalimat-kalimat thoyyibah. Tradisi ini tidak pernah mendapat pertentangan oleh warga Loloan di sekitar. Karena mereka saling memberikan ruang ibadah masing-masing.

4. Kampung Pegayaman, Buleleng

Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup Harmonisarticlemostwanted.com

Di sini, terlihat simbol-simbol adat Bali seperti Subak, banjar dan seka masih dilestarikan di warga muslim. Kehidupan sehari-hari mereka memang seperti warga Bali pada umumnya. Perbedaannya jelas hanya pada rumah ibadah.

Urusan nama juga terkesan unik. Misalnya Ketut abdullah, Nyoman Achmad Syaiful. Nama-nama ini penggabungan nama Bali dan Islam. Dengan menggabungkan kedua unsur muslim dan Hindu ini tidak membatasi ruang gerak mereka.

Justru nama ini dianggap sebagai peleburan rasa cinta akan budaya dan pengakuan identitas kemuslimannya.

5. Kampung Kecicang Islam, Karangasem

Ada Sejak Zaman Kerajaan, 5 Kampung Islam di Bali ini Hidup Harmonismagazine.job-like.com

Baca Juga: Serasa di Vila, Inilah Indahnya Pura Dalem Tohjaya di Kota Denpasar

Sejak dulu, keharmonisan di kampung Kecicang Islam, Karangasem berjalan dengan baik. Hubungan mereka dengan warga Bali yang menganut agama Hindu tidak ada yang saling membedakan.

Ambil contoh saat perayaan Idulfitri. Bagian keamanan adat atau sering disebut pecalang ikut mengamankan proses berjalannya salat Idulfitri. Begitu juga sebaliknya. Saat hari raya Nyepi, umat Islam ikut melakukan pengamanan, supaya umat Hindu bisa tenang menjalaninya.

Di Bali ada tradisi yang sering dinamakan ngejot. Yakni berbagi makanan, buah-buahan kepada tetangga atau sekitar sebagai wujud rasa terima kasih. Di kampung ini juga sering mengadakan tradisi tersebut. Umat Hindu memberikan makanan kepada umat Islam. Lalu ketika umat Hindu merayakan Nyepi, umat Islam secara bergantian memberikan hadiah makanan.

Unik juga ya. Bali benar-benar merepresentasikan Bhinneka Tunggal Ika.

Artikel ini pertama kali ditulis oleh Defi Aryani di IDN Times Community dengan judul Toleransi Tinggi, Ini 5 Kampung Islam yang Harmonis di Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya