Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon Keturunan

Bisa juga untuk mohon rejeki dan pengobatan gaib

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Tukad Kreteg di Banjar Padang, Kerobokan, Kabupaten Badung menyimpan sejumlah misteri gaib. Konon, menurut penuturan masyarakat setempat, sepanjang aliran sungai ini terdapat tempat-tempat yang memiliki aura spiritual tinggi.

Satu di antaranya Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti. Pura ini terletak di pinggir aliran Tukad Kreteg, atau persis di sebelah jembatan. Menurut penuturan Jro Mangku Nengah Sunarta, banyak masyarakat datang ke pura yang sederhana ini. Mereka datang melakukan permohonan, dan sebagian besar, katanya, dikabulkan.

Community Writer pernah mewawancarai Pemangku Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti, Jro Mangku Nengah Sunarta, pada 8 Juni 2021. Berikut ini sejarah Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti di Kerobokan, Kabupaten Badung.

Baca Juga: Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung Denpasar

1. Pura sederhana namun memiliki kekuatan spiritual tinggi

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanPura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Pura Beji biasanya digunakan untuk melakukan ritual mandi suci, atau di Bali sering disebut dengan istilah melukat. Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan merupakan pura yang sangat sederhana. Luasnya bisa dikatakan kecil dari ukuran pura pada umumnya. Namun di balik kesederhanaannya, Pura Beji ini menyimpan energi spiritual yang tinggi.

"Bagi orang yang bisa merasakan, pura ini memiliki energi spiritual yang sangat besar. Jika masyarakat yang datang ke sini memiliki niat yang baik, dia akan merasakan keteduhan saat berada di pura ini," ujar Jro Mangku Nengah Sunarta saat ditemui di lokasi.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

2. Berawal dari sebuah pohon santan

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanPatung Naga di areal pura. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Sebelum dibangun pelinggih seperti sekarang, dulunya ada pohon santan. Saat itu, di sungai sekitar pohon santan tersebut sering muncul ikan-ikan besar dengan wujud yang dapat berubah-ubah. Masyarakat meyakini kalau ikan tersebut adalah ikan suci atau ikan duwe yang menjaga wilayah tersebut.

Jro Mangku Nengah Sunarta atau yang sering disapa dengan sebutan Kakek Mangku ini, mendapatkan pawisik (Bisikan gaib) agar membangun sebuah pelinggih di area lokasi pohon santan.

"Kebetulan karena lokasi ini bersebelahan dengan rumah saya, saya secara bertahap membangun pelinggih yang dimaksud," cerita Kakek Mangku.

Sang penekun spirtual ini menceritakan kalau dirinya pernah menemukan patung kepala naga di lokasi tersebut. Ia tidak mengetahui siapa yang membuang kepala patung naga tersebut.

"Saat itu, beberapa masyarakat sekitar sering melihat penampakan ular yang sangat besar masuk menuju areal pelinggih. Setelah itu saya membuatkan badan untuk patung kepala naga tersebut, dan hingga kini masih ada di lokasi pura," tutur Kakek Mangku menjelaskan.

3. Terdapat mata air yang tidak pernah surut

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanSumur mata air di area Pura Beji. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Pura Beji terdapat mata air berupa sumur kecil yang selalu mengeluarkan air. Sumur ini tidak pernah kering walaupun air sungai sedang surut.

"Sumur ini selalu berisi air, dan airnya diyakini bukan berasal dari aliran sungai. Airnya tidak terpengaruh keadaan air di sungai," ujar Kakek Mangku.

Karena ukurannya yang kecil, saat mengambil air di sumur ini menggunakan alat menyerupai gelas, namun ukurannya lebih besar dan diberi kayu panjang sebagai gagang. Air dari sumur inilah yang nantinya digunakan untuk melukat maupun tirta (Air suci).

Baca Juga: 5 Tempat Melukat di Bali untuk Menyambut Tahun Baru dan Healing

4. Sebagai tempat melukat untuk menyembuhkan penyakit gaib

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanMelukat di Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Kini Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan menjadi tempat untuk melukat. Masyarakat yang datang ke pura ini biasanya memiliki berbagai macam permasalahan spiritual maupun non-spiritual.

"Kebanyakan masyarakat yang datang memiliki permasalahan sakit akibat ilmu gaib seperti bebainan (Kena serangan ilmu hitam), kena sisip (Salah perilaku), dan juga permasalahan kelahiran misal lahir di hari yang kurang baik," ungkap Kakek Mangku.

Saat melukat, masyarakat harus membawa sarana upacara pejati 2 buah untuk prosesi melukat, dan persembahyangan kepada Ida Sesuhunan (Dewata yang dipuja) agar dikabulkan permohonannya. Selain itu membawa 3 buah kelapa yaitu bungkak nyuh gading (Kuning), gadang (hijau), dan bulan.

Masyarakat bisa memilih waktu untuk melukat kapan saja. Sebab Kakek Mangku selalu ada di lokasi.

"Biasanya setelah melukat, nanti saya akan diberitahu secara gaib mengenai permasalahan yang terjadi dan jalan keluar pemecahan masalahnya oleh Ida Sesuhunan," ungkap Kakek Mangku.

5. Ratu Niang Sakti sangat pemurah

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanPura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Menurut Kakek Mangku, Ida Sesuhunan Ratu Niang Sakti sangatlah pemurah. Ida Sesuhunan, kata Kakek Mangku, sering mengabulkan permohonan masyarakat yang datang bersembahyang di Pura Beji ini, terutama terkait rejeki.

"Banyak masyarakat datang bersembahyang untuk memohon dibukakan pintu rejeki untuk usaha atau bisnisnya. Yang penting niatnya tulus dan percaya akan kekuatan Beliau (Ida Sesuhunan), pasti dikabulkan," tandas pria yang sudah malang melintang di dunia spiritual ini.

Tirta dari Pura Beji ini bisa digunakan untuk memerciki tempat usaha. Fungsinya diyakini untuk melindungi tempat usaha dari gangguan kekuatan negatif dan lancar rejeki.

Baca Juga: Sejarah Pura Maospahit di Denpasar, Mirip Kerajaan Majapahit

6. Memohon keturunan kepada Ratu Biang Kelika

Sejarah Pura Beji Pesimpangan, Diyakini Untuk Memohon KeturunanPatung Ratu Biang Kelika. (Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana)

Selain untuk melukat dan rejeki, Pura Beji ini juga bisa memohon keturunan. Sebab di areal pura terdapat sebuat patung yang berwujud rangda sedang menggendong anak. Patung ini adalah simbol dari Ratu Biang Kelika. Banyak masyarakat yang belum punya keturunan berdoa di sini agar diberikan keturunan.

"Ratu Biang Kelika kami percayai sebagai Ida Sesuhunan yang berhubungan dengan keturunan dan anak-anak. Masyarakat yang datang memohon kepada Beliau (Ratu Biang Kelika) sudah terbukti saat ini sudah memiliki keturunan," jelas pria yang juga sebagai sesepuh Paguyuban Seni Majalangu ini.

Ada juga masyarakat yang anak atau bayinya mengalami gangguan gaib sehingga sering sakit atau menangis di malam hari, datang memohon ke Ratu Biang Kelika.

Bagi masyarakat yang mau bersembahyang atau tangkil ke Pura Beji Pesimpangan Ratu Niang Sakti Kerobokan, lokasinya sangat mudah dicapai. Berada di pinggir jalan besar, Banjar Padang Kerobokan. Gunakan saja Google Maps dan masukkan kata pencarian Paguyuban Seni Majalangu. Ingat ya, untuk memohon kepada Ida Sesuhunan harus memiliki niat yang tulus dan percaya akan kekuatannya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya