Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung Denpasar

Sering terendam air, namun pelinggihnya tidak rusak

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Bali berjulukan Pulau Seribu Pura ini memang memiliki aura yang sangat magis. Hal inilah yang membuat wisatawan selalu terpesona akan keindahan alam dan budayanya.

Dari sekian banyak pura di Bali, ada satu yang menarik. Yaitu Pura Taman Beji. Lokasinya berada di pusat Kota Denpasar, tepatnya di antara Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. Untuk menuju ke pura ini harus menuruni jembatan, yang pintu masuknya ada di kedua pasar tersebut.

Pura ini sering dijadikan sebagai tempat persembahyangan para pedagang hingga pengusaha. Community Writer pernah mewawancarai Pemangku Pura Taman Beji bernama Jro Mangku Wayan Tablag atau sering disebut Jro Mangku Taman Beji, Rabu (30/6/2021) lalu. Berikut ini fakta unik Pura Taman Beji di Tukad Badung, Kota Denpasar.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

1. Pura berada di tengah aliran Tukad Badung

Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung DenpasarPura Taman Beji yang terletak ditengah aliran Tukad Badung. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Lokasi puranya berdiri di tengah aliran Sungai atau Tukad Badung. Inilah uniknya pura ini. Menurut Jro Mangku Taman Beji, pura ini dulunya berupa tanah daratan, dan hanya ada pelinggih sederhana atau dugul di tengahnya.

"Sempat ada rencana untuk mengubah posisi pura dengan meninggikannya, agar sejajar dengan jembatan yang ada saat ini. Namun Ida Sesuhunan tidak berkenan dan meminta agar tetap seperti semula," ungkap Jro Mangku Taman Beji.

Rencana renovasi tetap dilanjutkan dengan meninggikan posisi pura, namun masih lebih rendah dari jembatan, seperti yang terlihat hingga sekarang.

2. Ida Sesuhunan yang dipuja adalah Ratu Niang Bhatari Sakti

Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung DenpasarPura Taman Beji. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Umumnya, pura-pura beji (Tempat pemandian berupa pancuran) yang berada di aliran sungai memuja Ratu Niang. Begitu juga dengan Ida Sesuhunan (Dewa yang dipuja) di Pura Taman Beji ini, yang dipuja atau disungsung adalah Ratu Niang Bhatari Sakti.

Ratu Niang Bhatari Sakti disimbolkan sebagai pemberi rejeki dan pelindung umat-Nya. Karena hal itu, banyak pamedek (Umat Hindu Bali) dari kalangan pengusaha, pebisnis, dan pedagang datang bersembahyang di pura ini dengan tujuan agar usahanya berjalan lancar.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

3. Disungsung oleh para pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari

Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung DenpasarPura Taman Beji. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Sudah menjadi keharusan bagi setiap pedagang di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari untuk bersembahyang di Pura Taman Beji. Setelah dari sana, mereka melanjutkan sembahyang di Pura Melanting.

Para pedagang nunas tirta (Memohon air suci) untuk diperciki di tempatnya berjualan. Tirta ini diyakini memiliki kekuatan yang berguna untuk membantu membuka pintu rejeki, serta perlindungan bagi pedagang dari gangguan-gangguan hal gaib seperti tuyul, brerong dan sejenisnya.

Baca Juga: Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

4. Terdapat mata air yang digunakan untuk melukat

Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung DenpasarLokasi mata air di Pura Taman Beji. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pura Taman Beji terdapat mata air yang digunakan untuk melukat (Membersihkan diri menggunakan media air). Menurut Jro Mangku Taman Beji, mata air ini mengeluarkan air yang tidak pernah habis, walaupun Tukad Badung sedang surut.

Mata air ini berada di sebelah utara pura yang ada pohon bambunya. Melukat di Pura Taman Beji diyakini berkhasiat untuk melebur mala atau sakit secara niskala atau gaib, memohon keturunan, dan memperlancar rejeki bagi yang sedang membuka usaha.

Untuk melukat di pura ini, pamedek diharapkan membawa 2 butir bungkak atau kelapa kecil (Nyuh gadang dan gading atau kelapa berwarna hijau dan gading) untuk laki-laki, dan 3 bungkak (Nyuh gadang, gading, dan bulan) untuk perempuan. Selain bungkak, yang perlu dibawa adalah pejati dan canang.

Prosesi melukat diawali dengan bersembahyang dahulu di jeroan pura, baru dilanjutkan dengan melukat di areal jaba pura. Pemilihan harinya diserahkan kepada masing-masing pamedek.

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

5. Saat musim hujan sering terendam air Tukad Badung

Mengenal Pura Taman Beji di Tengah Aliran Tukad Badung DenpasarPura Taman Beji. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Karena lokasinya berada di tengah aliran Sungai atau Tukad Badung dan posisinya berada di bawah, maka saat musim hujan pura ini sering terendam air. Volume air di Tukad Badung biasanya tinggi saat musim hujan.

Namun ajaibnya, walaupun sering terendam air, pelinggih-pelinggih yang berada di dalam Pura Taman Beji tidak rusak.

"Biasanya hanya payung-payung saja yang rusak dan tembok saja yang pernah roboh karena terkena luapan air Tukad Badung," tandas Jro Mangku Taman Beji.

Piodalan Pura Taman Beji selalu dilakukan setiap setahun sekali, tepatnya pada Rahinan Purnama Kelima. Ida sesuhunan di pura ini dikenal sangat pemurah. Sudah banyak cerita dari pamedek yang bersembahyang di pura ini dikabulkan doanya, asalkan dilakukan dengan niat tulus ikhlas dalam memuja Tuhan Yang Maha Esa.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya