Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang Belanda

Ada barong hingga celuluk juga di sini

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Mungkin sebagian besar dari kamu pernah melihat pura yang ada di Bali ya. Tapi, pernah gak sih melihat pura di luar negeri? Belgia adalah Negara di Eropa bagian barat yang memiliki pura. Namanya Pura Agung Shanti Bhuwana yang terletak 85 kilometer dari Kota Brussel, Belgia. 

Pura ini berdiri megah tepatnya di tengah Taman Pairi Daiza, Cambron-Casteau, Komunal Brugelete, Provinsi Hainaut, Belgia. Tempat ini merupakan taman konservasi alam, tempat rekreasi dan taman budaya dari berbagai dunia.

Fungsinya sama seperti di Bali. Yaitu sebagai tempat bersembahyang umat Hindu di Eropa, terutama yang dekat dengan Belgia. Bagaimana sejarah berdirinya pura di Belgia ini?

Community Writer pernah mewawancarai Seniman Genggong dari Kota Denpasar, I Made Wardana, di rumahnya pada 1 Juli 2021 lalu. Ia pernah menjadi staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel, Belgia. Berikut ini kisahnya.

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

1. Pura dibangun oleh seorang pengusaha dari Belgia bernama Eric Domb

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaPura Agung Shanti Bhuwana Belgia saat tertutup salju (dok. I Made Agus Wardana)

Pura Agung Shanti Bhuwana dibangun sekitar tahun 2006. Pura ini dibangun atas prakarsa Eric Domb, pengusaha sekaligus pemilik Taman Pairi Daiza.

Latar belakang Eric Domb membangun pura ini karena jatuh cinta akan keindahan alam Bali yang pernah ia kunjungi. Eric Domb membawa langsung tukang dan arsitek dari Bali, beserta bahan-bahan bangunannya. Pura ini dikerjakan sekitar dua tahun, dan rampung pada tahun 2008.

2. Dipelaspas pada tahun 2009 oleh Ida Pedanda Nabe Gede Putra Telabah

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaSuasana persembahyangan di Pura Agung Shanti Bhuwana Belgia. (dok. I Made Agus Wardana)

Tepat pada tanggal 18 Mei 2009, Pura Agung Shanti Bhuwana dipelaspas (Peresmian secara Hindu) sesuai upacara yang ada di Bali. Upacara pemelaspas dilakukan oleh Ida Pedanda Nabe Gede Putra Telabah dari Griya Pesraman Telabah.

"Beliau beserta rombongan membawa semua sarana upacara dari Bali," ungkap pria yang pernah menjadi Kelihan Banjar Shanti Dharma Belgia, Luxembourg ini.

Acara pemelaspas pura ini berbarengan dengan peresmian Taman Indonesia yang terletak di areal Taman Pairi Daiza. Jro Wacik yang kala itu menjadi Menteri Pariwisata, Menteri Ekonomi Belgia, Nadjib Riphat Kesoema sebagai Duta Besar RI untuk Belgia, staf Kedutaan Besar RI untuk Belgia, dan seluruh umat Hindu dari negara Eropa yang berdekatan dengan Belgia datang mengikuti acara peresmian.

Baca Juga: Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

3. Pura ini memiliki Ida Sesuhunan berwujud rangda, barong, dan celuluk

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaIda Sesuhunan di Pura Agung Shanti Bhuwana Belgia. (dok. I Made Agus Wardana)

Seperti halnya pura yang ada di Bali, Pura Agung Shanti Bhuwana memiliki Ida Sesuhunan berwujud rangda dan barong. Barong dan rangda ini sumbangan dari Ida Tjokorda Sukawati yang berteman baik dengan Eric Domb. Sekadar diketahui, Ida Tjokorda Raka Sukawati adalah seorang insinyur asal Bali yang menemukan Teknik Sosrobahu (Sistem Landasan Putar Bebas Hambatan atau LPBH).

Pada tahun 2012, rombongan Ida Tjokorda Sukawati tiba di Pura Agung Shanti Bhuwana untuk melakukan proses pemelaspas dan ngelinggihang (Memberikan tempat atau stana di pura) Ida Sesuhunan. Prosesi diawali dengan pasupati (Memohon agar kekuatan suci-Nya masuk ke wujud fisik) dengan ngerehang (Memohon roh suci untuk bersemayam dalam perwujudan barong) yang dilakukan di areal kuburan tua taman tersebut.

Proses pasupati ini dilaksanakan tepat jam 12 malam yang dilakukan oleh Ida Pedanda Nabe Gede Putra Telabah dari Griya Pesraman Telabah, dan dihadiri oleh Eric Domb, Ida Tjokorda Sukawati, dan 5 orang pengempon pura.

Ida Sesuhunan yang berstana di pura tersebut berwujud barong, dua rangda, dan satu celuluk yang mepesengan (Diberi nama) Ratu Gede, Ratu Ayu, Ratu Mas, dan Ratu Alit.

4. Ida Sesuhunan mesolah napak pertiwi menjadi tontonan pengunjung Taman Pairi Daiza

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaIda Sesuhunan mesolah di Pura Agung Shanti Bhuwana Belgia. (dok. I Made Agus Wardana)

Hal unik pernah terjadi saat pemelaspas Ida Sesuhunan. Kata Bli Ciaaattt, saat itu pengunjung taman sedang ramai dan Ida Sesuhunan berkeinginan untuk mesolah (Menari) napak pertiwi (Menginjak tanah). Ketika Ida Sesuhunan mesolah, beberapa pamedek (Umat Hindu) kesurupan atau kerauhan menari-nari dan berteriak. Hal ini menjadi tontonan pengunjung taman. Mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, kenapa banyak orang tiba-tiba berteriak-teriak.

"Saat itu kami dari pengempon pura berusaha menjelaskan kepada penonton, bahwa ini adalah prosesi sakral yang terdapat energi-energi tertentu dan membuat mereka menari-nari dan berteriak-teriak. Mereka nantinya akan pulih dengan sendirinya setelah diperciki air suci. Hal ini kami lakukan agar pengunjung yang sedang menonton tidak panik," ungkap pria yang juga seniman Genggong Pegok ini.

Ida Sesuhunan selalu mesolah napak pertiwi setiap piodalan pura yang jatuh pada Hari Raya Saraswati.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

5. Umat Hindu di pura ini menjaga Tradisi Megibung

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaSuasana megibung di Pura Agung Shanti Bhuwana Belgia. (dok. I Made Agus Wardana)

Selain piodalan, umat Hindu melakukan persembahyangan rutin secara bersama-sama di Pura Agung Shanti Bhuwana. Persembahyangan bersama ini dipilih ketika Rahinan Purnama atau Tilem yang jatuh pada hari Sabtu atau Minggu, dan Rahinan Tumpek Bubuh (Tumbuh-tumbuhan) dan Tumpek Kandang (Hewan). Mereka memilih hari tersebut karena setiap umat memiliki kesibukan.

Ada tradisi unik setiap kali mereka selesai melakukan persembahyangan bersama. Yaitu Tradisi Megibung.

"Tradisi Megibung ini diadakan untuk mempererat rasa persaudaraan sesama umat Hindu yang hadir bersembahyang. Masing-masing membawa lauk, sayur atau nasi untuk dinikmati bersama-sama. Kadang ada juga yang menghaturkan babi guling," cerita Bli Ciaaattt yang saat itu sebagai staf lokal KBRI Brussel, Belgia.

Selesai megibung, mereka melanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih. Hal ini untuk menjaga kebersihan areal pura karena selalu dikunjungi oleh pengunjung taman.

6. Jro mangkunya adalah orang Belanda yang tinggal di Luxemburg

Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang BelandaJro Heng Driese, Jro Mangku di Pura Agung Shanti Bhuwana Belgia. (dok. I Made Agus Wardana)

Pura Agung Shanti Bhuwana memiliki jro mangku dari seorang Belanda yang tinggal di Luxemburg bernama Jro Henk Driese.

Awalnya Jro Heng Driese berniat untuk ngaturang ayah setiap ada piodalan atau persembahyangan di pura ini. Lambat laun karena diketahui memiliki niat yang tulus, umat Hindu di pura tersebut menunjuknya sebagai pemangku Pura Agung Shanti Bhuwana.

Sebelum pandemik COVID-19, pura ini menyedot perhatian masyarakat yang mengunjungi Taman Pairi Daiza. Mereka penasaran ingin melihat wujud pura, pertunjukan seni dan budaya Bali yang rutin diadakan setiap sore hari setelah persembahyangan bersama.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya