7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMF

Bakalan keren nih pawainya

Denpasar, IDN Times - Tak lama lagi International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting tahun 2018 akan diselenggarakan di Nusa Dua, Badung. Tepatnya tanggal selama 12-14 Oktober. Selama acara ini, sekitar 1500 seniman mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa akan memamerkan pawai budaya Bali di depan para delegasi.

Pawai budaya IMF World-Bank yang jadwalnya akan tampil di kawasan ITDC, Nusa Dua, pada 12 Oktober mendatang, mengusung tema "The Life and Economy of Bali".

Lewat tema ini, Bali ingin menyampaikan kepada dunia bahwa ritual siklus hidup (Rites of passages) manusia Bali mulai dari kelahiran hingga kematian, senantiasa disertai naluri untuk memenuhi kehidupannya sebagai makhluk ekonomi yang berbudi dan bermoral.

Seperti apa ritual siklus kehidupan orang Bali?

1. Dimulai dari ritual pecaruan untuk memuliakan alam semesta

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Baca Juga: 1500 Seniman Bali Dilibatkan Dalam Pawai Budaya IMF-WB

Siklus hidup manusia Bali diawali dengan memuliakan bumi dan alam semesta sebagai tempat manusia untuk hidup dan berkembang. Di Bali, upacara penghormatan dan pembersihan terhadap alam digolongkan dalam ritus Bhuta Yadnya. Ritual yang diambil adalah pecaruan.

Ritual caru bertujuan untuk menetralisir aura negatif agar tercipta keharmonisan baik bhuwana agung (Alam semesta) maupun bhuwana alit (Diri manusia). Ada lima unsur alam yang menjadi sasaran pembersihan ritual ini, yakni tanah, air, api, udara, dan ruang ether.

Dalam pawai budaya IMF, ritual pecaruan diiringi Gamelan Ketug Bumi, sebuah ansambel perkusi yang besar dan berkarakter agung.

2. Selanjutnya ritual pemujaan kepada Tuhan

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Setelah alam semesta harmonis, barulah siklus hidup masyarakat Bali menuju pemujaan kepada Tuhan. Ritual ini digolongkan sebagai upacara Dewa Yadnya. Pada ritual ini, masyarakat Bali terutama yang beragama Hindu, biasanya menghaturkan persembahan sebagai wujud baktinya kepada Tuhan.

Dalam hal ekonomi dan kemakmuran, Tuhan disebut maha pemurah. Dalam budaya Hindu Bali, Tuhan maha pemurah dimanifestasikan sebagai Dewi Sri Sedana. Umat Hindu meyakininya sebagai Dewi Kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali, Tuhan sesungguhnya satu, namun disebut dengan banyak nama.

Melalui ritual Dewa Yadnya, umat Hindu mengucap syukur atas rezeki dan anugerah yang dilimpahkan oleh Tuhan. Dalam pawai IMF, ritual Dewa Yadnya divisualisasi melalui atraksi Ogoh-ogoh Dewi Sri Sedana, diiringi tari Rejang dan tari Baris Gede. Ada juga gebogan dan perangkat upacara di pura lainnya.

3. Ritual kelahiran sebagai anugerah Tuhan

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Ritual selanjutnya adalah mensyukuri kelahiran sebagai bagian dari proses kehidupan. Ritual ini termasuk dalam upacara Manusa Yadnya. Tonggak awal kehidupan manusia mulai menapaki kehidupan di dunia, dimaknai dengan ritual puji syukur.

Beberapa ritual kelahiran yang dilakukan di Bali, seperti kepus pungsed (Ketika ujung tali pusar bayi lepas), nyambutin (ketika bayi berumur 42 hari), nelu bulanin (ketika bayi berumur 105 hari), dan otonan (ketika bayi berumur 210 hari).

Semua itu sebagai wujud puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena dilahirkan sebagai manusia, dengan harapan menjadi manusia yang baik dalam menjalani kehidupannya.

Dalam pawai ini, ditampilkan ritual kelahiran otonan yang ditampilkan di atas mobil hias yang berbentuk bale dangin. Selain itu, juga ditampilkan beberapa permainan tradisional Bali selama manusia menikmati masa kecilnya, diiringi dengan Gamelan Gong Suling dan Kepuakan.

4. Ritual siklus beranjak dewasa

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Jika sudah waktunya, anak-anak pasti akan beranjak dewasa. Pada ritual siklus kehidupan masyarakat Bali, ketika seorang anak sudah menapak ujian dewasa, maka akan dibuatkan ritual yang disebut upacara Menek Kelih atau Raja Sewala.

Upacara ini dilakukan untuk putra dan putri setelah menginjak umur 14 tahun. Memasuki usia ini banyak perubahan yang terjadi pada anak, seperti perubahan suara bertambah besar pada laki-laki atau datang bulan bagi perempuan.

Dalam pawai ini, ritual Raja Sewala divisualisasikan dengan pasangan muda-mudi yang diupacarai di atas mobil hias menyerupai bale dangin. Ritual ini dimeriahkan dengan tradisi Perang Ketupat yang ada di Desa Kapal, Badung, diiringi gamelan Baleganjur.

5. Ritual potong gigi

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Setelah beranjak dewasa, manusia harus bisa mengendalikan diri. Ritual potong gigi menjadi simbol bagi manusia Bali untuk mengandalikan sifat negatif dalam diri. Ada enam sifat negatif dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu, yakni kama (Nafsu indria), loba (Serakah), kroda (Kejam dan pemarah), moha (Bingung dan angkuh), dan matsarya (Dengki dan iri hati).

Harapan dari ritual ini, setidaknya manusia dalam meminimalisir perbuatan buruk dan tidak patut akibat dorongan sifat-sifat Sad Ripu itu.

Pawai ritual potong gigi ini dilakukan di atas mobil hias yang berbentuk bale dangin. Kegiatan ini dilanjutkan dengan fashion show berbagai jenis pakaian adat Bali yang dibawakan oleh teruna dan teruni dengan iringan gamelan Semara Pagulingan.

6. Ritual perkawinan

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Bagi masyarakat Hindu Bali, perkawinan bukan hanya merupakan peristiwa bahagia bagi sepasang pengantin. Melainkan memiliki makna yang penting menjadi manusia dan warga masyarakat yang penuh tanggung jawab.

Dalam pawai budaya ini, divisualisasi dengan prosesi penganten Bali gaya istana Bali Timur, Puri Karangasem. Kedua penganten diarak dengan gayot diiringi prosesi perangkat upacara, keluarga, perangkat upacara dan perangkat desa, yang dimeriahkan dengan penampilan Tarian Joged Bumbung massal.

7. Ritual kematian

7 Makna Ritual Siklus Kehidupan Orang Bali yang Akan Dipawaikan di IMFIDN Times/Diantari Putri

Baca Juga: Mengenal Emick, Petani Bali yang Jadi Pengajar di Desa Terpencil Buya

Ritual kematian di Bali berupa upacara ngaben. Tujuan upacara ngaben adalah agar badan kasar manusia dapat kembali ke asalnya yaitu unsur-unsur alam ini. Sedangkan rohnya diupacarai agar lepas dari ikatan alam duniawi, serta agar dapat selamat menuju untuk menyatu dengan Tuhan (Amor ring acintya).

Dalam pawai budaya ini ditampilkan prosesi upacara ngaben ala tradisi Puri. Atraksi yang disajikan berupa menarikan bade, lembu, dan NagabBanda. Ritual ngaben ini diiringi gamelan Angklung dan Balaganjur.

Gak sabar pengen lihat pawainya ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya