Makna Perayaan Tumpek Kandang, Selamatan Untuk Hewan di Bali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Hindu Bali memiliki kearifan lokal sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada Tuhan Sang Pemeliharan semua makhluk di alam semesta. Seperti Tumpek, merupakan satu dari sekian banyaknya hari raya Agama Hindu di Bali berdasarkan pawukon (Wuku). Perayaan Tumpek dilaksanakan setiap enam bulan sekali (210 hari), yaitu setiap hari Sabtu Kliwon dengan wukunya masing-masing yang berganti-ganti setiap bulan atau 35 hari.
Sesuai dengan jenisnya, perayaan Tumpek di Bali terdiri dari:
- Tumpek Landep, yakni upacara selamatan untuk senjata
- Tumpek Wariga, selamatan untuk tumbuh-tumbuhan
- Tumpek Kuningan, selamatan untuk gamelan
- Tumpek Klurut, selamatan untuk ungags
- Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, yakni upacara selamatan untuk hewan piaraan
- Tumpek Wayang, yakni upacara selamatan untuk Wayang.
Tumpek Uye atau Tumpek Kandang biasanya dirayakan setiap Sabtu Kliwon Wuku Uye. Nah, berikut ini potret hewan piaraan yang diupacarai oleh pemiliknya pada saat Perayaan Tumpek Kandang.
1. Tumpek Kandang menurut Lontar Sundarigama adalah upacara selamatan untuk hewan piaraan dan yang disembelih
Baca Juga: Pengertian Tri Sandya, Berisi 6 Pengakuan Terdalam Umat Hindu
2. Hakikatnya untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa, Dewa Siwa yang disebut Rare Angon, yaitu penggembala makhluk
3. Perayaan ini dilakukan pada Saniscara Kliwon Uye (Sabtu Kliwon Wuku Uye). Tumpek Kandang, Tumpek Uye, atau Tumpek Andang ini datangnya setiap 210 hari, atau 6 bulan menurut kalender Bali (Setiap bulan ada 35 hari)
4. Merupakan upacara yang berkaitan dengan keberadaan hewan secara keseluruhan. Biasanya menghaturkan serangkaian sesaji (Disebut banten) ke hadapan Tuhan Sang Pencipta
5. Tumpek Kandang tersirat pesan-pesan tentang pelestarian
6. Hewan-hewan lain, terutama satwa langka, harus dilestarikan dan dijaga agar tidak sampai mengalami kepunahan
Baca Juga: Arti Otonan, Hari Ulang Tahun Bagi Umat Hindu di Bali
7. Lontar Sarasamuscaya menyebutkan, hendaknya menyayangi hewan. Sebab keberadaan hewan sangat berguna bagi kehidupan manusia
8. Dalam rangka penyupatan (Peruwatan) kepada hewan, kelak dalam kehidupan mendatang (Proses punarbhawa atau reinkarnasi), mereka akan menitis (Lahir kembali) dalam tingkatan yang lebih mulia
9. Tumpek Kandang tujuannya untuk mengingatkan kita sebagai manusia akan adanya Tri Guna. Yaitu tiga unsur dasar dari sifat manusia seperti Satwam (Sifat damai), Rajas (Sifat ambisi), dan Tamas (Sifat malas). Sementara Rajas dan Tamas adalah bagian dari sifat hewan
10. Bebanten yang dipakai untuk selamatan hewan tentunya berbeda-beda
Yaitu:
- Bebanten selamatan bagi sapi, kerbau, gajah, kuda, dan yang semacamnya dibuatkan tumpeng tetebasan, panyeneng, sesayut, dan canang raka
- Bagi babi dan sejenisnya dibuatkan tumpeng-canang raka, penyeneng, ketipat dan belayag
- Bebanten sebangsa unggas seperti ayarn, itik, burung, angsa, dan lainnya dibuatkan bermacam-macam ketupat sesuai nama atau unggas itu, dilengkapi oleh penyeneng, tetebus serta kembang payas.
11. Babi biasanya disiapkan untuk upacara-upacara Manusa Yadnya, yaitu upacara yang berkaitan dengan daur hidup manusia
Itulah makna Tumpek Kandang di Bali. Kalau penasaran, yuk main ke Bali. Tetapi kamu harus jaga kesehatan ya.