Fakta Menarik Ikan Cardinal, Dilepas di Pantai Berawa

Badung, IDN Times - Belum lama ini Hotel Citadines di Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, melepas 200 ekor ikan Banggai Cardinalfish di Pantai Berawa. Tepatnya pada Jumat (10/2/2023) lalu.
General Manager Citadines Berawa Beach Bali, Bogank Serpiyadi, mengatakan pelepasan ikan tersebut sudah mendapatkan izin dari pihak konservasi. Seperti apa ya bentuk ikan Cardinal? Nah berikut fakta menarik ikan Cardinal sebagaimana dilansir dari laman Kementerian, Kelautan, dan Perikanan (KKP):
Baca Juga: Lagi! 30 Ekor Penyu Hijau Diselundupkan ke Bali, 2 Pelaku Diamankan
1. Ikan Cardinal mudah dipelihara dan asli Indonesia
Ikan hias ini merupakan asli Indonesia, berasal dari Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Memiliki nama Latin Pterapogon kauderni Koumans atau yang dikenal dengan sebutan Banggai Cardinalfish atau ikan Capungan.
Selain itu, memiliki warna yang elok dan cukup mudah dipelihara. Ikan ini juga memiliki gerakan renang yang khas serta mau makan cacahan daging udang/ikan dan pakan buatan.
2. Merupakan ikan territorial dan suka hidup berdampingan dengan bulu babi
Ikan jenis ini umumnya ditemukan di perairan dangkal dengan kedalaman 0–5 meter. Mereka hidup di daerah terumbu karang yang dekat dengan padang lamun (seagrass) dekat pantai. Hidup berasosiasi dengan bulu babi (sea urchins) atau diadema dan anemon.
Ikan ini tergolong teritorial yaitu menempati suatu wilayah secara permanen dan umumnya hidup bergerombol, serta memiliki pergerakan yang relatif pasif, di mana sebagian besar hidup berkelompok, menempati di antara duri-duri bulu babi (Diadema). Tak jarang juga ditemukan berasosiasi dengan karang bercabang, bintang laut, dan akar mangrove.
3. Pernah populer menjadi ikan ekspor pada tahun 1990
Diketahui bahwa pada tahun 1990, ikan ini menjadi sangat popular dalam waktu singkat. Masuk dalam sepuluh besar ikan hias laut yang diekspor ke Amerika Serikat. Pada saat kebutuhan pasar meningkat menjadi dua kali lipat, akhirnya populasi di alam menurun sangat drastis dan mendekati kepunahan.
4. Ikan jenis ini tidak masuk dalam Apendiks II CITES
Rusaknya habitat ikan Cardinal ini, kemudian diusulkan dalam daftar lampiran Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) pada tahun 2007.
Lalu spesies ini berhasil diperjuangkan tidak masuk dalam Apendiks II CITES sehingga dalam pengelolaannya masih mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan perikanan sebagaimana digariskan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).