Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu Bali

Kemampuannya bahkan melebihi chef lho!

Saat kamu menyantap makanan yang enak pasti langsung bertanya-tanya, “Siapa ya juru masaknya?” Seorang yang ahli dalam mengolah makanan, umumnya sering disebut dengan istilah "chef".

Dalam budaya Bali dan ajaran Hindu juga terdapat istilah untuk orang yang memiliki kemampuan dalam mengolah makanan, yaitu mancagera. Seperti apa mancagera, dan apa bedanya dengan chef ya?

Baca Juga: Belajar Jadi Pemimpin Menurut Hindu, Contohlah Burung Gagak

1. Lontar Dharma Caruban

Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu BaliProsesi mebat atau memasak dalam tradisi Bali. (YouTube.com/SUPARTA DODE)

Sebelum mengulas tentang mancagera, ada baiknya mengetahui tentang lontar yang sangat berkaitan dengan pengolahan makanan. Lontar ini bernama Dharma Caruban.

Dharma Caruban berasal dari kata Dharma yang berarti tata cara, dan Carub yang berarti mencampur atau mengolah. Sehingga, Lontar Dharma Caruban dapat diartikan sebagai panduan atau tata cara pengolahan yang disukai atau bisa menyenangkan para dewa.

Baca Juga: Kremasi Hewan Secara Hindu, Sudah Tepatkah?

2. Makna mancagera dalam Lontar Dharma Caruban

Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu BaliProsesi mebat atau memasak dalam tradisi Bali. (YouTube.com/SUPARTA DODE)

Masakan tradisional dalam masyarakat Hindu di Bali tidak disajikan sederhana. Saat menyajikannya perlu melibatkan beberapa elemen adat dan seorang yang ahli, yaitu mancagera atau belawa.

Seorang mancagera di Bali tugasnya tidak seperti chef. Tugas dan tanggung jawabnya tidak sekadar juru masak atau kepala juru masak. Ia juga harus memiliki kemampuan untuk mengenali seluk beluk penyajian makanan persembahan kepada para dewa.

3. Mancagera tidak dipilih dan juga tidak ada pelatihannya

Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu BaliProsesi mebat atau memasak dalam tradisi Bali. (YouTube.com/SUPARTA DODE)

Apakah mancagera itu adalah orang-orang yang terpilih? Menurut lontar tersebut, seorang mancagera tidak dipilih. Ia lahir dari proses perjalanan menjalankan tradisi. Karena kemampuan meracik makanan inilah iakan mendapat pengakuan dari masyarakat adat setempat sebagai mancagera.

Seorang mancagera tidak pernah mengikuti pendidikan formal dalam bidangnya layaknya chef. Ia tidak pernah dididik untuk memahami patokan-patokan atau standar jumlah bahan-bahan yang akan digunakan dalam membuat makanan. Mancagera justru mendapatkan kemampuan itu berdasarkan pengalaman.

Pernah mendengar istilah "Masakanne jaen ulian dakin lima anak ane ngae ne (Masakannya enak karena kemampuan tangan orang yang membuatnya)"?

Istilah itu sangat tepat ditujukan kepada mancagera. Karena seorang mancagera membuat atau menciptakan rasa itu dari tangan dan indra penciumannya sendiri, bukan di lidah.

4. Posisi mancagera biasanya dipegang oleh laki-laki

Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu BaliProsesi mebat atau memasak dalam tradisi Bali. (YouTube.com/SUPARTA DODE)

Seorang mancagera memiliki kedudukan terhormat di dalam masyarakat adat, karena kemampuan dan tugasnya yang cukup banyak. Biasanya mancagera adalah seorang laki-laki, walaupun banyak juga perempuan yang menguasai hal ini.

Laki-laki lebih banyak bertugas di dapur, membeli daging, persiapan bumbu, membeli bahan ke pasar, dan pengolahan makanan dalam suatu upacara adat atau agama di Bali. Sedangkan para perempuan biasanya bertugas mempersiapkan sarana upacara seperti banten.

5. Tugas mancagera meliputi spiritual dan manajemen pengolahan makanan

Mengenal Tugas Mancagera, Sebutan Juru Masak di Hindu BaliProsesi mebat atau memasak dalam tradisi Bali. (YouTube.com/SUPARTA DODE)

Secara umum, seorang mancagera memiliki dua tugas utama yaitu:

  • Tugas yang berkaitan dengan spiritual. Ia harus mengerti bentuk dan sarana penyajian makanan persembahan. Sebelum mulai mebat (memasak), seorang mancagera akan membuat persembahan berupa jeroan atau darah dan garam, yang disajikan di atas daun kecil-kecil. Hal ini berfungsi untuk memohon atau permisi kepada kekuatan semesta atau gaib berupa bhuta agar membantu kelancaran mebat. Setelah selesai mebat, seorang mancagera akan melakukan persembahan yang disebut banten saiban atau banten ngejot
  • Tugas kedua adalah mirip seperti chef. Ia menguasai manajeman dalam pengolahan makanan agar menghasilkan makanan yang enak dan layak dikonsumi atau dipersembahkan. Selain memiliki kemampuan dalam mengolah makanan, ia juga mesti tahu cara pengolahan makanan yang benar sesuai tuntunan sastra. Hal ini memiliki tujuan agar olahan yang dibuat memiliki guna, makna, dan tidak bertentangan dengan dharma.

Itulah makna dan tugas dari mancagera. Tugasnya lebih luas cakupannya dari seorang chef ya. Seorang mancagera seolah-olah seperti meracik segala jenis berkah yang ada di alam, kemudian mempersembahkannya lagi untuk alam semesta dan manusia.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya