5 Macam Tari Rejang di Bali, Pementasan yang Sakral

Penarinya dari anak-anak hingga ibu-ibu

Beragam upacara keagamaan di Bali selalu mengadakan tari sakral. Satu di antaranya tari rejang yang cukup populer di tengah masyarakat Hindu di Bali. Tari ini sebagai simbol dalam menyambut turunnya dewa-dewi selama berlangsungnya suatu upacara atau piodalan.

Tari rejang masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada tahun 2010. Tari rejang ternyata memiliki beragam jenis di setiap daerah di Bali. Berikut ini macam-macam tari rejang di Bali.

Baca Juga: Sejarah Canggu, Desa Wisata yang Super Populer di Bali

1. Tari Rejang Dewa

https://www.youtube.com/embed/zIxek_EAziA

Tari Rejang Dewa ditarikan selama berlangsungnya suatu upacara atau piodalan. Tari ini dibawakan oleh penari anak-anak yang belum pernah mengalami haid atau menstruasi.

Tari Rejang Dewa dibawakan secara berkelompok dengan alunan gamelan gong kebyar atau gong gede. Gerakan tari yang dibawakan oleh anak-anak ini terlihat sederhana, namun memiliki makna sebagai wujud bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasi-Nya.

Baca Juga: Sejarah Tari Bali Topeng Legong dari Desa Ketewel, Sakral

2. Tari Rejang Renteng

https://www.youtube.com/embed/yGxoflASqYk

Tari Rejang Renteng berasal dari Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Seorang penata tari bernama Ida Ayu Made Diastini telah merekonstruksi tarian ini pada tahun 1999.

Berbeda dengan penari Tari Rejang Dewa yang harus anak-anak, penari Tari Rejang Renteng adalah perempuan yang sudah dewasa atau menikah dalam hal ini para ibu. Biasanya tari ini dipentaskan selama upacara atau piodalan di suatu pura.

Ibu-ibu berkesempatan untuk menghaturkan rasa bakti kepada Tuhan dan para Dewa dengan cara ikut sebagai peserta dalam pementasan Tari Rejang Renteng.

3. Tari Rejang Lanang

5 Macam Tari Rejang di Bali, Pementasan yang SakralTari Rejang Lanang. (disbud.bulelengkab.go.id)

Tari Rejang Lanang berasal dari Desa Mayong, Kabupaten Buleleng. Tari sakral ini hanya dipentaskan pada saat upacara Pujawali Rejang di Desa Mayong.

Tari ini diiringi oleh gamelan gong kebyar khas Bali Utara. Keunikan tari rejang ini terlihat dari para penarinya. Jika umumnya perempuan, namun para penari Tari Rejang Lanang adalah laki-laki yang berusia 15 tahun atau belum beristri karena masih dianggap suci dan bersih. Tari ini ditarikan dalam kelompok yang terdiri dari 15 orang.

4. Tari Rejang Pusung

5 Macam Tari Rejang di Bali, Pementasan yang SakralTari Rejang Pusung. (YouTube.com/BUDAYA BALI)

Tari Rejang Pusung berasal dari Desa Pakraman Geriana Kauh, Selat, Kabupaten Karangasem. Tari Sakral ini dipentaskan setiap satu tahun sekali selama upacara Ngusaba Goreng, Purnamaning Sasih Kelima di Pura Puseh, Pura Pajenengan, dan Pura Dalem desa setempat.

Taru Rejang Pusung memiliki keunikan tersendiri. Yaitu pemilihan penarinya berdasarkan pesu-pesuan atau keturunan dari pengurus desa pakraman seperti jro mangku, bendesa adat, maupu pengurus lainnya. Keunikan lainnya terletak pada tata rias kepala penari yang menggunakan bahan dari kulit jeruk jeruti.

5. Tari Rejang Wastra

5 Macam Tari Rejang di Bali, Pementasan yang SakralPura Pucak Demulih sebagai lokasi pementasan Tari Rejang Wastra. (YouTube.com/ST Murdha Citta)

Tari Rejang Wastra berasal dari Desa Demulih, Kabupaten Bangli. Tari sakral ini dipentaskan pada saat upacara atau piodalan Karya Ngusaba Gede di Pura Pucak Demulih, Kabupaten Bangli.

Tari Rejang Wastra ditarikan oleh dua orang penari laki-laki dan perempuan. Penari laki-laki ditarikan oleh jro gede (jro mangku lanang) dan penari perempuan ditarikan oleh jro mangku istri. Penari perempuan membawa kain atau wastra berwarna putih dan hitam.

Tari Rejang Wastra bercerita mengenai persiapan upacara, di mana terjadi transaksi jual beli yang disimbolkan oleh wastra.

Tari rejang di Bali hingga kini masih lestari dan rutin dipentaskan sesuai ketentuan yang berlaku. Hal ini karena masyarakat turut serta untuk mewujudkan rasa bakti yang tulus ikhlas kepada Ida Sesuhunan atau Tuhan Yang Maha Esa selama upacara berlangsung.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya