Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sejarah Istana Tampaksiring, Apakah Bekas Belanda?

Pura Tirta Empul Tampaksiring. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Presiden Joko "Jokowi" Widodo baru-baru ini menyambut kedatangan seluruh kepala daerah se-Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat itu pula ia menyinggung soal Istana Negara dan Istana Merdeka yang ada di wilayah Jakarta, serta Istana Bogor merupakan peninggalan Belanda. Jokowi merasa dibayang-bayangi aura kolonialisme selama tinggal di istana tersebut.

"Ini bau-bau kolonial selalu saya rasakan setiap hari, dibayang-bayangi. Kita ingin menunjukan bahwa kita punya kemampuan untuk juga membangun ibu kota sesuai dengan keinginan kita, sesuai dengan desain kita, tetapi memang masih memerlukan waktu yang panjang," katanya tak lama ini.

Sekadar diketahui, Istana Kepresidenan merupakan kantor atau tempat kediaman Presiden Republik Indonesia. Total ada enam Istana Kepresidenan di Indonesia yaitu Istana Merdeka, Istana Bogor, Istana Negara, Istana Cipanas, Istana Yogyakarta, dan Istana Tampaksiring.

Bicara soal Istana Kepresidenan, apakah Istana Tampaksiring juga merupakan peninggalan kolonial? Berikut ini sejarah Istana Tampaksiring melansir dari Setneg.go.id.

1. Satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Kemerdekaan RI

Istana Kepresidenan Tampaksiring. (YouTube.com/Kementerian Sekretariat Negara RI)

Istana Kepresidenan Tampaksiring terletak di Pulau Bali tepatnya Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Lokasinya berdekatan dengan Pura Tirta Empul. Jokowi pertama kalinya menginap di Pura Tirta Empul sebagai seorang Presiden pada Jumat, 6 Mei 2022.

Dilansir situs Setneg.go.id, Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah kemerdekaan RI. Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1957 dan rampung pada 1960.

Berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan bagi Presiden RI beserta keluarga dan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Bali. Ia memilih lokasi ini karena udaranya sejuk dan jauh dari keramaian, sehingga cocok dijadikan sebagai tempat peristirahatan.

2. Bung Karno jatuh hati dengan lokasi Istana Kepresidenan Tampaksiring

Pura Tirta Empul Tampaksiring. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Sebelum menentukan lokasi untuk Istana Kepresidenan Tampaksiring, Presiden Soekarno (Bung Karno) beberapa kali mengunjungi Bali sebelum tahun 1955. Selama ini ia kerap bermalam di rumah tetirah milik Raja Gianyar di Tampaksiring.

Pada masa Raja Gianyar V dan VI, pesanggrahan tersebut banyak digunakan oleh para tamu asing, khususnya pejabat pemerintah Hindia-Belanda. Selain pemandangan yang asri dan indah, Bung Karno juga menyukai beberapa pura di sekitar pesanggrahan tersebut. Beberapa pura itu seperti Pura Tirta Empul, Pura Tegeh, Pura Puca, dan Pura Gunung Kawi.

3. Kecintaan Bung Karno meluluhkan hati Raja Gianyar

Suasana Istana Kepresidenan Tampaksiring yang sejuk. (youtube.com/Kementerian Sekretariat Negara RI)

Raja Gianyar mengetahui kalau Bung Karno sangat menyukai lokasi pesanggrahan tersebut. Hal ini membuat Raja Gianyar menyerahkan lahan pesanggrahannya kepada Negara.

Bak gayung bersambut, pada tahun 1955, Bung Karno memerintahkan seorang arsitek bernama RM Soedarsono untuk merancang bangunan Istana Kepresidenan di lokasi tersebut. Untuk diketahui, RM Soedarsono adalah seorang arsitek dari Jawatan Pekerjaan Umum. Jawatan ini bertugas untuk membangun Istana Kepresidenan di Tampaksiring.

Pada tahun 1957, pesanggrahan dibongkar dan dibangun Wisma Merdeka. Pembangunan ini di bawah pengawasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Seksi Gianyar, Tjokorda Gde Raka.

4. Bung Karno turut serta dalam perancangan bangunan maupun interiornya

Bagian dalam Istana Kepresidenan Tampaksiring. (YouTube.com/Sekretariat Kabinet RI)

Sebagai insinyur sipil, Bung Karno ikut serta dalam pelaksanaan konstruksi. Selama berkunjung untuk melihat kemajuan pembangunan istana, Bung Karno kerap memberikan masukan atau perubahan kecil terhadap rancang bangun di lokasi.

Sentuhan-sentuhan Bung Karno juga terlihat pada beberapa bagian istana seperti mengatur tata letak pohon-pohon yang akan ditanam, pembuatan kolam, penempatan lukisan dan patung, pemilihan koleksi lukisan yang akan dipajang, dan lainnya.

5. Raja Bhumibol dari Thailand adalah tamu Negara pertama yang menginap

Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej. (Damir Sagolj/Reuters/ANTARA FOTO)

Selain untuk presiden RI beserta keluarga, fungsi Istana Kepresidenan juga sebagai tempat peristirahatan bagi tamu Negara yang mengunjungi Bali. Penyelenggaraan layanannya bekerja sama dengan Bali Beach Hotel, yang merupakan hotel bertaraf internasional pertama di Bali.

Kemudian secara perlahan dilaksanakan oleh pegawai Rumah Tangga Kepresidenan, dan kini berubah nama menjadi Sekretariat Presiden. Istana Kepresidenan Tampaksiring memiliki fasilitas dapur dan laundry yang setara dengan hotel berbintang lima.

Tamu Negara pertama yang menginap di sini adalah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand bersama permaisurinya pada tahun 1957. Selain itu, ada beberapa tamu Negara penting lainnya yang pernah menginap di istana ini seperti Presiden Ne Win dari Birma (sekarang Myanmar), Presiden Tito dari Yugoslavia, Presiden Ho Chin Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruschev dari Uni Soviet, Ratu Juliana dari Negeri Belanda, dan Kaisar Hirohito dari Jepang.

Pada tahun 2003, zaman pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, Istana Kepresidenan Tampaksiring direnovasi dengan menambahkan beberapa bangunan dan fasilitas-fasilitas baru. Hal ini terkait dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan pada tanggal 7 hingga 8 Oktober 2003.

Kini, wilayah di sekitar istana dijadikan sebagai tempat wisata untuk umum dalam waktu-waktu tertentu. Jika berwisata ke tempat ini, pengunjung juga bisa melihat kawanan kijang yang terdiri dari dua jenis, yaitu totol dan bawean.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us