5 Satwa Endemik Indonesia yang Bisa Dipelihara

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang menjadi rumah bagi banyak satwa endemik (satwa yang hanya bisa ditemukan di satu daerah) yang unik dan menarik. Satwa endemik ini ada yang dilindungi hukum karena langka, dan ada yang bisa dipelihara.
Satwa endemik yang dapat dipelihara ini dapat memberi kesenangan kepada pemiliknya karena keunikannya. Jika berencana memelihara satwa endemik Indonesia, kamu bisa memelihara satwa-satwa endemik berikut ini.
1. Anjing Kintamani

Anjing Kintamani adalah anjing endemik Indonesia yang berasal dari Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Anjing berbulu tebal dan panjang ini diakui sebagai anjing trah internasional dari Federation Cynologigue International atau Federasi Kinologi Internasiona pada 2019. Anjing Kintamani dapat digolongkan sebagai anjing purba yang telah ada sejak ratusan tahun lalu dengan sebutan Kuluk Gembrong (anjing berbulu lebat).
Anjing Kintamani memiliki daya tarik tersendiri sehingga menjadi hewan peliharan populer di kalangan pencinta anjing. Anjing yang masuk dalam golongan spitz ini tergolong sebagai anjing yang cerdas, mudah dilatih, penurut, dan setia kepada pemiliknya. Ia juga tidak terlalu memilih makanan. Karena anjing Kintamani berasal dari dataran tinggi dengan udara sejuk cenderung dingin, maka pemilik wajib memperhatikan dan merawat bulunya agar tidak rontok. Perbedaan suhu dan suasana tempat tinggal dan tempat asalnya berpotensi membuat bulu anjing Kintamani menjadi rontok.
2. Kucing Busok

Kamu bisa memilih untuk memelihara Kucing Busok. Kucing Busok merupakan hewan peliharaan endemik Indonesia. Kucing ini tercatat sebagai ras kucing asli Indonesia karena hanya ada di Pulau Raas, Madura, Jawa Timur. Kucing Busok juga sering disebut dengan Kucing Raas atau Kucing Madura terkait tempat asalnya.
Kucing Busok memiliki ukuran fisik yang lebih besar dari kucing kampung. Bentuk kepalanya agak persegi di bagian atas, dan lancip pada bagian dagu. Kucing ini bulunya lebih tebal dengan warna abu-abu kebiruan polos. Ciri khas lainnya adalah telinga runcing yang mencuat ke atas, dan ekornya bengkok di bagian ujung.
3. Belukwatu Jawa

Belukwatu Jawa merupakan spesies burung hantu yang memiliki nama lain Javan Owlet. Tubuhnya berukuran kecil dengan tinggi kurang dari 24 centimeter (cm). Bulu Belukwatu Jawa berwarna merah bata dengan garis-garis pada bulunya.
Paruh dan kakinya berwarna hijau dengan mata berwarna cokelat kekuningan. Selain malam hari, Beluk Watu Jawa juga aktif di siang hari. Belukwatu Jawa bisa ditemukan di Pulau Jawa dan Bali.
4. Ikan Botia Badut
Nama ikan endemik Indonesia ini adalah clown loach yang lebih dikenal dengan sebutan Ikan Botia Badut atau tiger botia. Ikan air tawar ini masuk dalam keluarga Botiidae dan genus Chromobotia yang sering ditemui di sungai-sungai daerah Sumatra dan Kalimantan. Garis di tubuh dan perpaduan warna cerahnya dianggap mirip seperti badut sirkus.
Tampilannya yang menarik, membuatnya menjadi ikan hias yang cukup populer di Indonesia. Ikan ini sangat cocok untuk menghuni akuarium maupun aquascape. Ikan Botia Badut mampu tumbuh dengan ukuran cukup besar, berkisar antara 15 hingga 20 cm, dan dapat hidup hingga usia 20-an tahun.
5. Arwana Super Red Kalimantan

Selain Ikan Botia Badut, Ikan Arwana Super Red Kalimantan tak kalah populer. Ikan ini menjadi ikan jenis Arwana yang paling banyak diburu kolektor ikan hias. Tak jarang, Ikan Arwana Super Red Kalimantan ini menjadi komoditi ekspor yang bernilai tinggi.
Ikan dengan nama latin Scleropages formosus ini berasal dari Sungai Kapuas dan anak-anak sungainya di Kalimantan Barat. Bagi warga Kalimantan, ikan ini sering disebut sebagai Ikan Naga karena dianggap membawa keberuntungan. Sisiknya yang berwarna merah dipercaya sebagai simbol kemakmuran. Jika berencana memeliharanya, kamu harus benar-benar memperhatikan dan merawat akuarium yang menjadi rumahnya.
Memelihara satwa endemik Indonesia menjadi wujud nyata pelestarian spesies yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Tentunya, ada tanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya sebaik mungkin. Kamu mau pilih satwa endemik yang mana nih?