12 Potret Ogoh-Ogoh Terbaik Denpasar 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap tahunnya Kota Denpasar mengadakan lomba ogoh-ogoh, termasuk tahun 2024. Lomba ini diikuti oleh setiap banjar di wilayah Kota Denpasar. Dikutip dari laman Denpasarkota.go.id, sebanyak 160 ogoh-ogoh mengikuti penilaian. Penilaian ini memilih 12 ogoh-ogoh terbaik yang berasal dari empat kecamatan yaitu Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara.
Panitia akan memilih empat ogoh-ogoh terbaik dari setiap kecamatan. Berikut 12 ogoh-ogoh terbaik Kota Denpasar tahun 2024.
1. Ogoh-ogoh Sura Kasuran
Sekaha Teruna (ST) Eka Pramana, Banjar Merta Rauh, Denpasar Utara, membuat ogoh-ogoh dengan judul Sura Kasuran. Sura (mabuk) Kasuran (keberanian) merupakan simbol dua sifat kegelapan yang menjadi dasar munculnya sifat-sifat kegelapan lainnya. Ogoh-ogoh ini mengingatkan bahwa setiap manusia yang sudah terpengaruh kedua sifat ini akan jauh dari ajaran Dharma (kebaikan).
2. Ogoh-ogoh Ketara
ST Werdhi Sesana, Banjar Tega, Denpasar Utara, membuat ogoh-ogoh dengan judul Ketara. Ogoh-ogoh Ketara bercerita tentang Kala Rau yang ketara (kepergok/ketangkap basah) sedang mencuri Tirta Amerta.
Ogoh-ogoh ini cukup unik. Kulit tubuh raksasa Kala Rau dibuat dari arang untuk memberikan warna gelap. Sedangkan sayap burung garuda yang ditunggangi Dewa Wisnu menggunakan bahan ramah lingkungan, yaitu daun nangka kering, pelepah daun pisang kering, serat kasar (tapis) kelapa, dan bahan-bahan alami lainnya.
3. Ogoh-ogoh Laksmi Alaksmi
ST Cantika, Banjar Sedana Mertha, Denpasar Utara, membuat ogoh-ogoh berjudul Laksmi Alaksmi. Ogoh-ogoh yang sempat viral di media sosial (medsos) ini bercerita tentang dua sifat yang berbeda yaitu Laksmi dan Alaksmi.
Laksmi digambarkan sebagai simbol kebaikan, dan Alaksmi digambarkan dengan sosok menyeramkan sebagai simbol sifat tidak baik/jahat.
4. Ogoh-ogoh Tualen Ngambul
ST Mekar Sari, Banjar Kesambi, Denpasar Timur membuat ogoh-ogoh berjudul Tualen Ngambul. Ogoh-ogoh ini terdiri dari tiga sosok yaitu Tualen, Sahadewa, dan Dewi Durga. Ogoh-ogoh Tualen Ngambul ini bercerita tentang kekecewaan Tualen terhadap perbuatannya. Ogoh-ogoh ini juga mengingatkan agar selalu bekerja dengan tulus ikhlas tanpa terpengaruh keadaan sekitar.
5. Ogoh-ogoh Teja Lawa
ST Yowana Werdhi, Banjar Batan Buah, Denpasar Timur membuat ogoh-ogoh berjudul Teja Lawa. Teja Lawa memiliki makna cahaya atau sinar. Ogoh-ogoh ini menceritakan tentang sinar atau cahaya yang selalu menerangi pikiran umat manusia untuk membantu menemukan jalan hidupnya.
6. Ogoh-ogoh Belahanjong
ST Santhi Yowana, Banjar Yangbatu Kangin, Denpasar Timur membuat ogoh-ogoh berjudul Belahanjong. Ogoh-ogoh ini bercerita tentang pertempuran dahsyat di laut Bali antara I Renggan dan I Renggin. Pertempuran ini menyebabkan perahu yang digunakan untuk berperang pecah dan terdampar hingga pesisir Sanur. Tempat terdamparnya ini kemudian diberi nama Belahanjon atau saat ini disebut dengan Blanjong.
7. Ogoh-ogoh Cepaka Gadang
ST Dharma Subiksa, Banjar Sasih, Denpasar Selatan membuat ogoh-ogoh berjudul Cepaka Gadang. Ogoh-ogoh ini menggambarkan kisah Dewi Cepaka Gadang. Wujud dewi pada ogoh-ogoh yang seluruhnya dibuat dari rotan ini sebagai simbol keberanian dan kekuatan perempuan Bali.
8. Ogoh-ogoh Tumebus Klesabheda
ST Sukerela, Banjar Kepisah, Denpasar Selatan membuat ogoh-ogoh dengan judul Tumebus Klesabheda. Tumebus Klesabheda menceritakan kisah Garuda Wisnu Kencana (garuda yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu). Kisah ini bermula dari taruhan antara Kadru (ibu dari naga) dengan Winata (ibu Garuda) untuk menebak warna bulu dari kuda Uccaihsrawa. Winata kalah karena kecurangan Kadru, sehingga ia dan Garuda harus diperbudak oleh Winata. Garuda kemudian meminta bantuan Dewa Wisnu untuk melepaskan Winata.
9. Ogoh-ogoh Samayabaya
ST Canti Graha, Banjar Tengah, Sesetan, Denpasar Selatan membuat ogoh-ogoh berjudul Samayabaya. Ogoh-ogoh ini menceritakan tentang manusia dikendalikan oleh hawa nafsu. Hawa nafsu ini digambarkan dalam bentuk raksasa berwarna cokelat yang terikat oleh empat raksasa berukuran kecil. Keunikan ogoh-ogoh ini adalah pada aksesorinya yang terbuat dari tulang babi.
10. Ogoh-ogoh Makara Wahana
ST Yowana Sawitra, Banjar Abiantimbul, Denpasar Barat membuat ogoh-ogoh berjudul Makara Wahana. Makara Wahana adalah kendaraan Dewa Baruna yang memiliki kepala kambing gunung, badan buaya, berekor ikan, dan sayap seperti burung garuda. Makara dan Dewa Baruna merupakan simbol seorang pemimpin yang sanggup mengatasi setiap gejolak.
11. Ogoh-ogoh Bhakta Bukti Bhakti
ST Wira Dharma, Banjar Sumuh, Denpasar Barat membuat ogoh-ogoh dengan judul Bhakta Bukti Bhakti. Ogoh-ogoh ini bercerita tentang kesetiaan Hanoman kepada Rama saat diutus untuk mencari Dewi Sita. Ogoh-ogoh ini juga sangat relevan terhadap situasi Pemilu saat ini. Karena menunjukkan kesetiaan rakyat kepada pemimpin yang dipilihnya.
12. Ogoh-ogoh Amuk Segara
ST Sekar Tirta Yowana, Banjar Sapta Bumi, Denpasar Barat membuat ogoh-ogoh berjudul Amuk Segara. Ogoh-ogoh ini bercerita tentang murkanya penguasa laut atas ulah manusia yang mencemari dan merusak laut. Ogoh-ogoh ini membawa pesan, bahwa manusia harus selalu menjaga laut. Karena laut memiliki peran penting dalam kehidupan manusia.
Dari 12 ogoh-ogoh di atas, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar telah menentukan pemenangnya pada saat penutupan Kasanga Festival yang diadakan pada 1-3 Maret 2024 di area Lapangan Puputan Badung (I Gusti Ngurah Made Agung). Ogoh-ogoh Samayabaya dari ST Canti Graha, Banjar Tengah, Sesetan berhasil menjadi juara tahun 2024. Sedangkan ogoh-ogoh Makara Wahana dari ST Yowana Sawritra, dan ogoh-ogoh Belahanjong dari ST Shanti Yowana masing-masing meraih peringkat kedua dan ketiga. Ogoh-ogoh ini nantinya akan melakukan pawai di area desanya masing-masing pada Hari Pengerupukan atau malam sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.