Kisah Keris Ki Tanda Langlang, Warisan Majapahit di Bali

Bisa keluar sendiri dari sarungnya

Tumpek Landep jatuh setiap 210 hari sekali tepatnya pada hari Sabtu, Saniscara Kliwon, Wuku Landep. Pada hari suci ini, umat Hindu memuja Sang Hyang Pasupati yang merupakan simbol kecerdasan dan kecermatan. Hari Tumpek Landep juga sering dikaitkan dengan keberadaan keris atau senjata tradisional lainnya.

Jadi umat Hindu yang memiliki keris akan melakukan ritual pembersihan secara fisik dan rohani. Terkait hari Tumpek Landep, ada baiknya mamu mengetahui keris pusaka yang ada di Bali. Satu di antaranya keris yang bernama Ki Tanda Langlang.

Berikut ulasannya yang dikutip dari jurnal Santi Volume I, Nomor 1, Edisi Oktober 2017, yang diterbitkan oleh Program Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (Unud).

Baca Juga: Makna Tumpek Landep di Bali, Bukan Upacara Kendaraan

Baca Juga: 5 Pura Bali yang Piodalan di Hari Tumpek Landep

1. Keris pusaka ini diberikan untuk Adipati Bali

Kisah Keris Ki Tanda Langlang, Warisan Majapahit di BaliIlustrasi Pulau Bali. (Unsplash.com/Guillaume Marques)

Kisah keris ini bermula dari Raja Asta Asura Bumi Banten dari Kerajaan Bali yang ditaklukkan oleh Maha Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Penaklukkan ini menimbulkan kekosongan pemerintahan di Bali. Sejumlah penasihat Kerajaan Majaphit seperti Kyayi Kapasekan, Padang Subadra, dan Patih Ulung menyarankan untuk mengangkat pemimpin di Bali.

Kemudian diangkatlah Kresna Kepakisan yang merupakan cucu dari Dang Hyang Mpu Kapakisan, guru rohani dari Maha Patih Gajah Mada. Setelah Kresna Kepakisan diangkat menjadi raja atau Adipati Bali, ia menerima gelar Sri Aji Dalem Ketut Kresna Kepakisan, dan Kerajaan Bali berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Majapahit kemudian menganugerahkan beberapa pusaka Kerajaan Majapahit, satu di antaranya adalah Ki Tanda Langlang.

2. Memiliki tuah sakti yang luar biasa

Kisah Keris Ki Tanda Langlang, Warisan Majapahit di BaliKeris Ki Tanda Langlang di Museum Neka, Ubud. (dok. Museum Neka Ubud)

Pada zaman itu, Keris Ki Tanda Langlang dikenal memiliki keberpihakan kepada tuannya yang sangat mengagumkan dan tuah sakti yang luar biasa. Satu kesaktian keris pusaka ini adalah bisa pergi dengan sendirinya untuk membunuh pihak-pihak yang mengganggu atau merusak tatanan kerajaan kala itu, tanpa diketahui oleh si pemiliknya. Ciri-ciri keris ini telah melaksanakan tugasnya adalah percikan darah di sekitar tempatnya bersemayam.

Ada satu kisah yang menggambarkan Keris Ki Tanda Langlang ini sakti. Yaitu pada saat membunuh Ki Kuda Penandang Kajar. Peristiwa itu terjadi saat Pemerintahan Raja Dalem Agra Samprangan, putra dari Sri Aji Dalem Ketut Kepakisan.

Dikisahkan Ki Kuda Penandang Kajar, yang merupakan putra angkat dari Dewa Tarukan (adik kandung Raja Dalem Agra Samprangan), melarikan putri kesayangan Raja Dalem Agra Samprangan. Ketika sang putri hendak dijamah, tiba-tiba Keris Ki Tanda Langlang datang dan langsung membunuh Ki Kuda Penandang Kajar.

3. Keris Ki Tanda Langlang kini disimpan di Museum Neka

Kisah Keris Ki Tanda Langlang, Warisan Majapahit di BaliKeris Ki Tanda Langlang di Museum Neka, Ubud. (dok. Museum Neka Ubud)

Keris Ki Tanda Langlang berpindah kepemilikan dari satu daerah ke daerah lainnya. Terakhir diceritakan, bahwa Keris Ki Tanda Langlang berada di Kerajaan Somanegara di daerah Pejeng, Kabupaten Gianyar. Keris tersebut dibawa mengungsi saat Kerajaan Somanegara runtuh pada tahun 1894. Setelah itu, keberadaan Keris Ki Tanda Langlang menjadi tidak terurus dengan baik.

Wayan Tika, tokoh pakerisan di Bali, lalu membawa bilah Keris Ki Tanda Langlang ke Museum Neka Art yang berada di Ubud, Kabupaten Gianyar. Sedangkan gagang keris yang berbentuk arca (patung) prabu yang terbuat dari emas dan berhiaskan permata mulia disimpan rapi di Puri Somanegara, Pejeng, Kabupaten Gianyar.

Keris Ki Tanda Langlang ini akan memberikan vibrasi kebaikan dan keselamatan jika dipelihara dengan baik. Tidak hanya Ki Tanda Langlang, keris pusaka warisan leluhur juga seperti itu. Oleh karena itu, untuk menghormati keberadaannya, umat Hindu melakukan tradisi perawatan keris di Hari Tumpek Landep.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya