5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus Mewah

Jangan malu kalau penjor di rumah sederhana

Kalau kamu kelilling Bali pada 4 Januari 2023, pasti bakalan melihat bambu-bambu menjulang tinggi yang dipenuhi hiasan. Bambu tersebut akan terpasang selama 35 hari. Inilah yang dinamakan penjor, yang identik dengan Hari Raya Galungan. Umat Hindu di Bali akan menancapkan penjor di sisi kanan pintu masuk rumahnya. Galungan biasa dilaksanakan setiap hari Rabu Kliwon, wuku Dungulan.

Penjor adalah simbol dari perwujudan Naga Basuki dan Naga Antanboga. Hal ini terlihat dari bentuknya yang mirip naga. Penjor juga sebagai simbol gunung. Fungsi penjor adalah wujud ucapan terima kasih umat Hindu atas anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa atau Sang Hyang Widi Wasa.

Batang penjor terbuat bambu yang dibungkus oleh janur atau kain, lalu diberi hiasan agar terlihat menarik. Hiasan ini berdasarkan kreativitas seni umat Hindu yang membuatnya.

Beberapa penjor akan terlihat megah dan mewah dengan beragam variasi hiasan yang digunakan. Namun yang terpenting dari penjor bukan terletak pada hiasannya. Berikut ini deretan sarana penjor yang wajib ada.

Baca Juga: 5 Hari Suci Sebelum Perayaan Galungan di Bali

1. Sanggah penjor

5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus MewahSanggah penjor. (instagram.com/ginokbhujangga)

Sanggah penjor merupakan simbol dari kepala dan mulut naga yang diletakkan sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah. Sanggah ini sering disebut dengan nama Ardha Candra.

Sanggah penjor yang terbuat dari bambu ini berbentuk persegi pada bagian bawah, dan atapnya dibuat melengkung. Fungsinya untuk meletakkan sarana upacara (banten). Sanggah penjor juga merupakan simbol dari Dewa Siwa.

Baca Juga: 6 Tempat Membeli Buah-buahan untuk Galungan di Denpasar

2. Sampian

5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus MewahSampian penjor. (instagram.com/janur_suryati_wijaya)

Sampian adalah sarana yang dipasang di bagian atas atau ujung bambu. Sarana ini melambangkan ekor naga.

Sampian terdapat canang sari lengkap beserta porosannya sebagai simbol kekuatan Dewa Parama Siwa. Bentuk sampian bisa berbeda-beda, tergantung dari kreativitas pembuatnya.

3. Hasil palawija

5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus MewahPala bungkah pala gantung. (instagram.com/parimarta_buntek)

Bagian lengkung penjor adalah lambang dari perut naga. Pada bagian ini digantungkan beberapa hasil bumi yang sering disebut dengan pala bungkah (umbi-umbian) dan pala gantung (buah-buahan).

Pada zaman dahulu, sebagian besar pekerjaan masyarakat di Bali adalah petani. Ketika Hari Raya Galungan, petani akan mempersembahkan hasil buminya yang digantung pada penjor sebagai wujud syukur.

Hasil bumi yang digantung biasanya berupa ubi, singkong, kentang, tebu, pisang, apel, dan sebagainya. Gantungan berupa hasil bumi ini sebagai simbol kekuatan Dewa Wisnu atau kemakmuran.

4. Jajan tradisional Bali dan kain putih kuning

5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus MewahJajan tradisional Bali. (instagram.com/dupa_dwikenanga)

Selain hasil bumi, beberapa aneka jajan (jaja) tradisional Bali seperti uli, begina, dan sebagainya ikut digantung secara berjejer bersama hasil palawija di atas. Jajan tradisional ini merupakan simbol dari kekuatan Dewa Brahma.

Jangan lupa untuk menggantung kain putih kuning di area lengkung penjor. Kain ini sebagai simbol kekuatan Dewa Iswara.

Baca Juga: Makna Penjor Untuk Hari Raya Galungan

5. Kelapa

5 Sarana Wajib Penjor saat Galungan, Gak Harus MewahKelapa yang digantung pada bagian bawah penjor. (YouTube.com/mhdra)

Walaupun termasuk hasil palawija, namun kelapa tidak digantung di bagian atas penjor. Melainkan diletakkan sejajar dengan sanggah penjor. Namun ada juga yang menggantungnya di bagian tengah penjor. Kelapa merupakan simbol dari kekuatan Dewa Rudra.

Selain itu, kelapa memiliki makna bahwa penjor memiliki fungsi yang beragam seperti halnya kelapa. Lalu di sekitar kelapa terpasang beberapa daun-daunan atau plawa, merupakan lambang unsur daun-daunan yang tidak terlepas dari kegiatan upacara umat Hindu. Daun-daunan ini merupakan simbol dari kekuatan Dewa Sangkara.

Penjor kemudian diberikan hiasan sesuai kreativitas pembuatnya menggunakan bahan-bahan dari janur, dan daun pohon enau yang masih muda atau kering. Penjor biasanya dipasang pada hari Penampahan atau sehari sebelum Galungan.

Penjor dipasang selama 35 hari dan nantinya dilepas pada Hari Pegatwakan atau Rabu Kliwon wuku Pahang. Sebelum mencabutnya, terlebih dahulu menghaturkan sarana upakara banten Tumpeng Puncak Manik. Setelah itu, barulah penjor dilepas dan dibakar.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya