5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan Karangasem

Tarian sakral ini nyaris menghilang

Bali memiliki banyak tarian sakral yang masih dipertahankan sampai sekarnag. Tarian sakral ini biasanya tidak ditampilkan secara sembarangan, melainkan hanya untuk keperluan upacara atau persembahyangan saja.

Masing-masing daerah bahkan punya keunikannya sendiri. Contohnya Tari Rejang Pala dari Desa Nongan, Kabupaten Karangasem. Seperti apa tarian ini? Berikut ini kumpulan fakta Tari Rejang Pala.

Baca Juga: Puasa dalam Agama Hindu, Gak Sekadar Menahan Makan dan Minum

Baca Juga: 7 Mandala di Pura Penataran Agung Besakih

1. Keberadaan Tari Rejang Pala perlahan menghilang

5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan KarangasemPementasan Tari Rejang Pala. (YouTube.com/BROW Bali)

Tari Rejang Pala hanya ada di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Dikutip dari jurnal Tari Rejang Pala Di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem: Kajian Bentuk Dan Fungsi, yang ditulis oleh I Wayan Adi Gunarta dan Ida Ayu Wayan Arya Satyani, tahun 2020, tari rejang ini adalah warisan leluhur desa setempat.

Pernah direkonstruksi pada tahun 1984, namun keberadaannya perlahan mulai menghilang. Kemudian pada tahun 2019, tari sakral ini kembali direkonstruksi untuk menemukan jejak koreografinya agar bisa kembali dipentaskan.

2. Awalnya hanya dipentaskan di Pura Balang Tamak

5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan KarangasemPementasan Tari Rejang Pala. (YouTube.com/BROW Bali)

Pada Hari Purnama Kaulu (bulan kedelapan dalam kalender Bali), warga Desa Nongan melaksanakan upacara Usaba Pala di Pura Balang Tamak. Upacara ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Dewi Sri atas panen yang berlimpah.

Karena Pura Balang Tamak adalah Pura Ulun Suwi atau Pura Subak, maka upacara Usaba Pala diadakan di pura ini. Warga setempat meyakini, bahwa pada zaman dulu Tari Rejang Pala selalu dipentaskan di Pura Balang Tamak bertepatan dengan pelaksanaan Usaba Pala.

3. Dipentaskan di pura lain di Desa Nongan

5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan KarangasemPementasan Tari Rejang Pala. (YouTube.com/Tudana Bali Channel)

Setelah direkonstruksi pada tahun 2019, Tari Rejang Pala kemudian tidak hanya dipentaskan di Pura Balang Tamak saja. Tetapi juga dipentaskan di Pura Pasamahuhan Agung, Desa Nongan.

Tari Rejang Pala dipentaskan pada saat upacara Usaba Desa di Pura Pasamuhan Agung. Karena tidak hanya dipentaskan di Pura Balang Tamak saja, maka kelestariannya menjadi tanggung jawab warga yang ada di Desa Nongan.

4. Keunikan ada pada gelungannya

5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan KarangasemPementasan Tari Rejang Pala. (YouTube.com/Tudana Bali Channel)

Ada yang unik tari rejang ini. Yaitu terletak pada hiasan kepala atau gelungannya. Gelungan tari rejang kelompok daha (remaja) dan anak-anak dihiasai oleh berbagai jenis buah-buahan segar dari hasil panen kebun warga setempat. Sedangkan kelompok ibu-ibu, kepalanya berisi hiasan sanggul Bali dan semanggi dari buah-buahan.

5. Prosesi Tari Rejang Pala

5 Fakta Tari Rejang Pala dari Desa Nongan KarangasemPementasan Tari Rejang Pala. (YouTube.com/Tudana Bali Channel)

Tari ini ditarikan secara berkelompok oleh penari perempuan. Kelompok anak-anak perempuan yang belum akil balig disebut Rejang Alit, kelompok remaja disebut Rejang Daha, sedangkan kelompok ibu-ibu disebut Rejang Lingsir. Selama menari, Rejang Alit berada paling depan diikuti oleh Rejang Daha, dan Rejang Lingsir.

Tari Rejang Pala ditarikan pada saat memendak (menyambut) Ida Bhatara Dalem dalam proses memasar atau paruman di Pura Pesamuhan Agung, Desa Nongan. Untuk diketahui, Desa Nongan memiliki dua Pura Dalem, yaitu Pura Dalem Kupa yang terletak di bagian utara desa dan Pura Dalem Nongan di bagian Selatan.

Jadi, Rejang Pala akan ditarikan pada saat memendak Ida Bhatara Dalem Kupa dan Ida Bhatara Dalem Nongan. Mereka akan menari dari Pura Balang Tamak (di utara) dan Bale Pegat (di selatan). Kemudian kelompok penari Rejang Pala mulai menari di barisan depan hingga ke Pura Pasamuhan Agung.

Kelompok Tari Rejang Alit berada paling depan, lalu dilanjutkan dengan kelompok Tari Rejang Daha dan Tari Rejang Lingsir. Masing-masing kelompok menari dengan pola gerak yang berbeda sesuai karakternya masing-masing.

Tari Rejang Pala asal Desa Nongan ini awalnya menghilang, namun perlahan bangkit dari rutin dipentaskan semenjak direkonstruksi. Mudah-mudahan tari-tari sakral warisan leluhur selalu terjaga kelestariannya.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya