Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran Ped

Piodalannya jatuh setiap Buda Cemeng Klawu

Pulau Nusa Penida atau sering disebut dengan Nusa Gede di Kabupaten Klungkung memiliki pura yang amat terkenal. Namanya Pura Penataran Ped. Pura Penataran Ped sangat identik dengan Ratu Gede Mas Mecaling, Ida Sesuhunan yang menjaga secara niskala (gaib) kepulauan Nusa Penida.

Pura ini selalu dijadikan sebagai tempat tirta yatra (melakukan perjalanan suci) umat Hindu tidak saja yang berasal dari Pulau Bali, namun juga dari luar Bali. Suasana magis akan sangat terasa begitu menjejakkan kaki di area pura ini.

Karena di area Pura Penataran Ped Nusa Penida terdiri dari beberapa pura, umat yang bersembahyang sebaiknya mengikuti urutan persembahyangan. Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: Fakta Pura Luhur Sri Rambut Sedana Jatiluwih, untuk Memohon Rezeki

Baca Juga: 5 Fakta Pura Goa Raja, Tempat Ekor Naga Basuki Dipotong

1. Piodalan di Pura Penataran Ped Nusa Penida

Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran PedPura Taman, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Sebelum membahas mengenai tata cara dan urutan persembahyangan di Pura Penataran Ped Nusa Penida, ada baiknya kamu mengetahui piodalan (perayaan hari jadi tempat suci) di pura ini. Pura yang terletak di pesisir pantai Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung ini piodalan-nya jatuh setiap Hari Rabu, Buda Cemeng Wuku Klawu.

Piodalan biasanya berlangsung selama 3-4 hari, tergantung situasi dan kondisi. Umat yang akan melakukan persembahyangan bisa menyeberang melalui pelabuhan Sanur, Pantai Kusamba, maupun Padangbai.

Biaya penyeberangan ke Nusa Penida Rp75 ribu untuk dewasa dan Rp50 ribu untuk anak-anak untuk satu kali jalan. Dari pelabuhan di Nusa Penida, umat bisa menyewa sepeda motor maupun mobil untuk menuju ke Pura Penataran Ped.

2. Pura Segara

Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran PedPura Segara, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Begitu tiba di area Pura Penataran Ped Nusa Penida, umat yang akan bersembahyang (pamedek) harus ke Pura Segara terlebih dahulu. Terdapat arca atau patung Gajah Mina di pura ini, yang badannya berbentuk ikan dengan kepala menyerupai gajah karena memiliki belalai. Gajah Mina ini dipercaya sebagai simbol penjaga laut di sekitar Pulau Nusa Penida.

Sebelum bersembahyang, pamedek terlebih dahulu memercikkan sarana upacara hingga badan dengan tirta (air suci) pembersihan (pengelukatan). Setelah sarana upacara dihaturkan oleh pemangku, pamedek langsung melakukan persembahyangan. Kapasitas pura ini bisa menampung hingga 60 orang.

3. Pura Taman

Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran PedPura Taman, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Setelah selesai sembahyang di Pura Segara, pamedek bisa melanjutkan persembahyangan ke Pura Taman. Pura taman ini memiliki nuansa berwarna putih. Terdapat kolam dan taman yang mengitari pelinggih utama.

Pamedek bisa sembahyang di area pinggir kolam. Selama piodalan, persembahyangan dipimpin oleh jro mangku yang bertugas pada saat itu. Namun jika tidak ada piodalan, pamedek boleh langsung bersembahyang tanpa jro mangku.

4. Pura Ratu Gede

Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran PedPura Ratu Gede, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Setelah bersembahyang di Pura Taman, pamedek melanjutkan persembahyangan ke Pura Ratu Gede. Ornamen-ornamen di pura ini sebagian besar berwarna poleng (hitam putih). Warna polen ini adalah ciri khas dari Ratu Gede Mecaling yang dipuja di tempat ini.

Ratu Gede Mecaling dahulunya adalah orang sakti yang menguasai Kepulauan Nusa Penida. Saat ini, hampir setiap umat Hindu memuja Ratu Gede Mecaling agar dijauhkan dari bahaya, grubug (sakit), dan berbagai macam wabah.

Umat yang selesai bersembahyang di Pura Ratu Gede akan mendapatkan benang tridatu (berwarna merah, putih, dan hitam) untuk digunakan sebagai gelang di tangan. Gelang ini sebagai simbol kekuatan perlindungan dari kekuatan suci Ratu Gede Mecaling.

Selain itu, pamedek juga diperkenankan memohon tirta untuk dibawa pulang. Tirta ini biasanya digunakan untuk memercikkan pekarangan rumah, tempat usaha, maupun keperluan sehari-hari lainnya.

5. Pura Penataran Ped

Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran PedPura Penataran Ped, Nusa Penida. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Setelah selesai bersembahyang di Pura Ratu Gede, pamedek melanjutkan persembahyangan ke Pura Penataran Ped. Ida Sesuhunan yang dipuja di sini adalah Ratu Mas Mecaling. Persembahyangan akan dipimpin oleh jro mangku yang bertugas. Jika baru pertama kali sembahyang di pura ini, sebaiknya kamu membawa satu buah pejati.

Bagian tengah Pura Penataran Ped terdapat Bale Agung sebagai tempat atau linggih Ida Bhatara pada saat piodalan.

Selama bersembahyang di sini, kamu harus memperhatikan waktu persembahyangan. Jangan sampai kamu ketinggalan boat untuk kembali ke Bali daratan. Selalu cari tahu informasi mengenai keberangkatan terakhir dari boat yang beroperasi di pelabuhan Nusa Penida.

Tirta Yatra atau bersembahyang ke Pura Penataran Ped tidak hanya dilakukan pada saat piodalan saja. Banyak umat yang bersembahyang di pura ini selain hari piodalan, terutama di akhir pekan.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya