TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Gedung Bioskop Legendaris di Bali, Hanya Satu Saja yang Masih Eksis

Kalau ada yang terlewatkan, sharing di komentar ya guys

Berbagai Sumber

Kehadiran bioskop memiliki kenangan tersendiri bagi masyarakat di Bali. Selain sebagai tempat hiburan dari masa ke masa, bioskop juga dulunya sangat populer sebagai gaya hidup dan sosialisasi bagi masyarakat. Bahkan juga sebagai alat propaganda politik melalui film.

Bioskop di Bali mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1970 sampai 1980an. Pada tahun 1986 saja, Bali memiliki 46 gedung bioskop dengan 20.521 tempat duduk. Pada saat itu jumlah penontonnya diperkirakan 1.588 per hari. Ini menunjukkan bagaimana bioskop menjadi bagian penting bagi masyarakat di zaman itu. Berikut 11 gedung bioskop legendaris di Bali yang pernah populer pada zamannya. Hanya satu bioskop saja yang masih eksis sampai sekarang:

1. Bioskop Wijaya dan Bioskop Negara di Kabupaten Jembrana

smugmug.com via Facebook.com/sejarahbali

Kabupaten Jembrana pernah memiliki bioskop yang populer di era tahun 1980an sampai 1990an. Yaitu Bioskop Wijaya dan Bioskop Negara. Letak keduanya berada di barat dan timur Jembatan Tukad Ijo, Kabupaten Jembrana. Kala itu, kedua bioskop tersebut menjadi tempat yang paling digandrungi anak muda Jembrana.

Penggemar film action atau barat biasanya akan menonton di Bioskop Negara. Sedangkan Bioskop Negara lebih banyak memutar film-film India.

Namun sekarang Bioskop Negara sudah tidak ada dan lokasinya berubah menjadi Pasar Tradisional Modern Ijo Gading. Begitu pula Bioskop Wijaya sudah tidak beroperasi.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Klungkung, Ada yang Diusulkan ke Unesco Lho

2. Bioskop Maya dan Singaraja Theatre di Kabupaten Buleleng

Sudut Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng pada tahun 1978. (Istockphoto.com/brittak via Facebook.com/Sejarah Bali)

Mungkin masih jarang ada yang tahu, bahwa pemilik Bioskop Maya adalah tokoh Puri Buleleng, Anak Agung Pandji Tisna. Bioskop ini berdiri sekitar 1948-1950an dan lokasinya berada di sekitar Jalan Ngurah Rai, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng.

Pandji Tisna merupakan anak dari Raja Buleleng, Anak Agung Putu Djelantik. Dalam catatan biografinya di buku karyanya yang berjudul I Made Widiadi: kembali kepada Tuhan, ia memilih berhenti sebagai Raja Buleleng pada tahun 1947. Karena merasa tidak cocok sebagai rajanya orang Bali setelah pindah keyakinan menjadi Kristen.

Pada tahun 1948, pria kelahiran Singaraja pada 11 Februari 1908 tersebut berhenti menjadi anggota Parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) dan memilih berkebun di atas sebidang tanah. Tanah tersebut juga ia gunakan untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Biosko Maya di sebelahnya.

Selain itu, bioskop yang juga digandrungi oleh anak muda Buleleng adalah Singaraja Theatre. Lokasinya di Jalan Surapati, Kampung Tinggi. Bioskop ini pernah berada di puncak kejayaannya antara tahun 1980 sampai 1990an.

3. Bioskop Sinar di Kabupaten Klungkung

Lokasi gedung Sinar Theatre. (Screenshot Google Maps)

Gedung bioskop yang cukup megah juga pernah ada di Kabupaten Klungkung, tepatnya di Jalan Flamboyan, Kota Semarapura. Namun kini gedung bioskop tersebut telah beralih fungsi menjadi sarang burung walet.

IDN Times pernah mendatangi tempat tersebut sekitar tahun 2019. Rencananya tim hendak membuat video tentang gedung legendaris yang terbengkalai. Namun sang pemilik masih harus meminta izin dulu kepada keluarga besarnya. Sampai beberapa hari belum ada kabar, tim lalu mengurungkan niat untuk merekam tempat tersebut. Gedung tersebut terpantau terbengkalai. Kursi-kursinya yang berwarna merah terlihat berdebu. Sedangkan pintu masuk di depannya tertutup folding gate.

4. Bali Theater dan Tabanan Theater

Ilustrasi Bioskop (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sementara di Kabupaten Tabanan sekitar era1970an, ada dua bioskop yang terkenal yakni Bali Theater dan Tabanan Theater. Lokasinya berada di area Pasar Tabanan.

Tabanan Theater dulunya masih bernama Krida Theater, dan mengalami rehab sekitar tahun 1984 sampai 1985an. Setelah itu antara tahun 1988 atau 1989an, namanya berubah menjadi Tabanan Theater.

5. Wisnu Theatre

Husein Rofe via Facebook.com/Sejarah Bali

Foto di atas adalah wajah Wisnu Theatre tahun 1968. Bisa dibilang Wisnu Theatre adalah bioskop tertua di Kota Denpasar. Lokasinya berada di Jalan Gajah Mada (Baratnya Kantor BNI), yang menjadi pusat perekonomian di Kota Denpasar atau kawasan heritage.

Dulunya bioskop ini sangat populer dan digandrungi anak muda, namun hanya beroperasi sampai akhir tahun 1970an.

Film terpanjang yang pernah mereka putar adalah Buddha pada Desember 1968. Filmnya berdurasi tiga jam, yang diputar dua kali setiap malam dari pukul 18.00 Wita sampai 21.00 Wita

6. Indra Theatre

Gcosserat via Facebook.com/Sejarah Bali

Itu adalah potret Indra Theatre pada tahun 1971. Lokasinya berada di pojok barat daya Jalan Gajah Mada, Kota Denpasar. Bioskop ini dilengkapi oleh wahana permainan anak-anak yang memakai koin. Bioskop ini ramai di eranya karena ada wahana tersebut.

7. Wisata 21

Denpasarkota.go.id

Wisata 21 lokasinya berada di Jalan MH Thamrin, Kota Denpasar. Dulunya bioskop ini spesialis pemutaran film-film India di era 80an. Artis-artisnya seperti Amitha Bachan hingga Sashi Kapoor. Gedungnya satu area dengan Pertokoan Lokitasari yang menjual grosir pakaian hingga toko jam tangan.

Denpasarcineplex.com

Dulunya, fasilitas di bioskop ini kurang begitu layak. Penonton semakin sepi dan pengelolanya merugi. Sehingga sekitar tahun 2008, bioskop tersebut ditutup. Namun tahun 2013, Wali Kota Denpasar kala itu, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, merevitalisasi Wisata 21 dan resmi beroperasi lagi pada 14 Februari 2013. Namanya berubah menjadi Denpasar Cineplex. Sampai sekarang bioskop ini masih beroperasi. Namun belum dibuka lagi selama pandemik COVID-19 menerjangnya.

Berita Terkini Lainnya