TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Jalak Bali, Burung Langka yang Romantis dari Pulau Dewata

Terhitung ada 350 ekor Jalak Bali berada di habitat aslinya

David J Stang via ZipcodeZoo.com

Warnanya putih dengan ujung sayap berwarna hitam. Pada sekitar matanya berwarna biru tua yang mengelilingi bola mata. Suara kicauannya terdengar merdu, dan membawa ketenangan bagi yang mendengarkannya. Warga di Bali mengenal burung itu dengan nama Curik.

Curik atau Jalak Bali memiliki nama latin leucopsar rothschildi, merupakan satwa endemik dari Pulau Bali, yang status konservasinya terancam punah berdasarkan International Union for Connservation (IUCN).

Habitat alami dari burung Jalak Bali dulunya berada di hutan di kawasan Kabupaten Jembrana hingga Kabupaten Buleleng, yang kini berada di kawasan Taman Nasional Bali Barat.

Dengan kondisi tersebut, banyak pihak yang berusaha melakukan penangkaran burung kicau cantik tersebut. Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik burung Jalak Bali.

Baca Juga: Kisah Ketut Tantri, Perempuan Viking yang Jatuh Cinta Pada Bali

1. Pertama kali terdeskripsi secara ilmiah tahun 1912

Instagram.com/btn_balibarat

Sejak dahulu burung ini memang dikenal dengan kicauannya yang merdu. Namun Jalak Bali baru terdeskripsi secara ilmiah pada tahun 1912.

Tokoh yang berjasa membawa burung Jalak Bali ke dunia ilmu pengetahuan dunia adalah seorang zoologis berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild. Ia pertama kali menemukan Jalak Bali dan menelitinya pada tahun 1910.

Ia lalu mendeskripsikan satwa eksotis asli Pulau Bali ini ke dunia ilmu pengetahuan pada tahun 1912. Burung ini diklasifikasikan dalam suku Sturnidae.

2. Jalak Bali memiliki sifat alami yang romantis

Instagram/btn_balibarat

Burung Jalak Bali pada habitat aslinya merupakan hewan yanng senang bergerombol di masa mudanya. Namun ketika sudah menemukan pasangan, burung Jalak Bali akan selalu hidup berdua. Hampir segala aktivitas yang dilakukan seperti mencari makanan dan sebagainya selalu beriiringan bersama pasangannya. Oleh sebab itu burung Jalak Bali dikenal sebagai satwa yang romantis.

Karakter alamiah burung Jalak Bali juga periang, sehingga sangat suka berkicau. Hal ini pula yang membuat mereka banyak diburu oleh manusia, dan menyebabkan populasi di habitat aslinya terancam.

Sekitar tahun 1970, burung Jalak Bali banyak digemari penghobi burung kicau atau kolektor satwa langka. Jadi banyak diburu hingga jumlah di habitat aslinya sempat hanya 112 ekor.

Pemerintah memutuskan Jalak Bali sebagai burung yang dilindungi oleh Undang Undang, berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26 Agustus 1970, dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Jalak Bali termasuk satwa yang dilarang diperdagangkan, kecuali dari hasil penangkaran dari generasi ketiga (Indukan bukan dari alam). Pada tahun 1991, satwa endemik ini resmi menjadi maskot Pulau Bali.

3. Kini yang berhasil terdata ada 397 Jalak Bali di kawasan Taman Nasional Bali Barat

Instagram/btn_balibarat

Sekarang sudah banyak orang yang mencoba untuk menangkar burung Jalak Bali. Penangkaran Jalak Bali bisa ditemukan di berbagai daerah. Namun penangkaran resmi yang ditetapkan oleh pemerintah berada di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Kawasan itu kini menjadi “rumah” dari Jalak Bali.

Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Drh Agus Ngurah Krisna Kepakisan, menyebutkan hingga Maret 2021 sudah ada 397 burung Jalak Bali yang terdata di kawasan TNBB.

“Produktivitas Curik Bali cukup tinggi, di penangkaran ada 50 indukan. Dalam setahun ada 100 ekor yang kita lepas liarkan yang umurnya sudah delapan sampai 12 bulan,” ujarnya, Senin (30/8/2021).

4. Jalak Bali juga ditangkarkan di enam desa kawasan TNBB

Instagram/btn_balibarat

Jumlah itu yang hanya berada di habitat aslinya. Beberapa desa di kawasan TNBB juga aktif melakukan penangkaran Jalak Bali. Warga sudah mulai sadar dan peduli atas keberadaannya.

“Ada enam desa di kawasan TNBB yang saat ini juga aktif menangkarkan burung Jalak Bali,” jelas Ngurah Krisna.

Enam desa tersebut berada di Desa Sumberklampok, Pejarakan, Blimbingsari, Ekasari, Melaya, dan Gilimanuk. Kelompok masyarakat di desa tersebut aktif membantu pelestarian burung Jalak Bali.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Klungkung, Ada yang Diusulkan ke Unesco Lho

5. Penangkaran Jalak Bali juga dapat kamu temukan di Nusa Penida

Instagram.com/btn_balibarat

Kawasan Nusa Penida menjadi tempat yang cocok sebagai habitat baru burung Jalak Bali, mengingat kondisinya hampir sama dengan di TNBB, yang merupakan habitat asli mereka.

Penangkaran besar Jalak Bali di Nusa Penida bisa kamu temukan di sekitar Desa Ped. Penangkaran ini diiniasi oleh Friend of National Parks Foundation (FNPF), sebuah yayasan yang aktif dalam program pelepasliaran Jalak Bali di Nusa Penida.

Lokasi geografis Nusa Penida yang terisolasi dari Pulau Bali memiliki kelebihan seperti adanya berbagai ragam buah, dan serangga. Jalak Bali juga dilindungi dengan adanya awig-awig (Aturan adat) di Desa Ped.

Jadi kalau ke Nusa Penida, terkadang pengunjung bisa menemukan burung Jalak Bali terbang secara bebas, dan hinggap di pohon-pohon besar.

Berita Terkini Lainnya