Sejarah Gunung Batur, Letusan Besar Pertama Terjadi 29.300 Tahun Lalu
Apakah kamu sudah pernah mendaki Gunung Batur?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunung Batur masuk ke dalam kawasan Kabupaten Bangli dengan pemandangan yang sangat indah. Para pendaki, terutama anak-anak muda, bahkan sering camping di puncak gunung ini.
Perjalanan menuju Gunung Batur dapat diakses melalui Latengaya atau dari Yehmampeh, baik menggunakan kendaraan sepeda motor, mobil, maupun bus kecil. Selama ini pemandangan Gunung Batur memang menjadi destinasi favorit para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Meskipun banyak yang telah mendaki Gunung Batur, namun barangkali belum banyak yang paham bagaimana sejarah terbentuknya gunung ini. Dilansir dari situs resmi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, vsi.esdm.go.id, disebutkan bahwa sejarah pembentukan Gunung Batur dan kalderanya dimulai dari pertumbuhan kerucut gunung api purba dengan ketinggian lebih kurang 300 meter di atas muka laut.
Terjadi letusan awan panas sekitar 29.300 tahun yang lalu. Letusan tersebut mengandung batu apung berkomposisi dasit. Setelah letusan tersebut, lalu terjadilah amblasan pada bagian atas kerucut yang membentuk Kaldera Batur I, dengan Gunung Ambang (+2152 meter) merupakan sisa tubuh kerucut purba.
Sama dengan komposisi letusan pertama, letusan besar kedua terjadi sekitar 20.150 tahun yang lalu, diikuti dengan pembentukan beberapa kerucut serta kubah seperti Gunung Payang dan Gunung Bunbulan. Amblasan kedua terjadi dan kemudian membentuk Kaldera Batur II.
Diketahui bahwa kegiatan purba kaldera ditandai dengan pertumbuhan kerucut Gunung Batur hingga kini terbentuk. Kegiatan ini diawali sekitar 5.000 tahun yang lalu, oleh pembentukan kerucut Gunung Batur berkomposisi basal sampai andesit basalan.
Baca Juga: Sejarah Gunung Batukaru, Gunung yang Dikeramatkan di Tabanan Bali
1. Gunung Batur pernah mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa Batur
Jurnal karya Junghun (1850) mencatat, ada letusan dan aliran lava pada tahun 1849 yang mengalir ke arah selatan sampai Danau Batur. Pada tahun 1926, letusan Gunung Batur mengeluarkan leleran lava yang menimbun Desa Batur, namun tidak menimbulkan korban jiwa. Pada tahun 1963 dan 1964 kembali terjadi erupsi berupa leleran lava ke arah barat, selatan, dan barat daya.
Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 1968, Gunung Batur meletus berupa lontaran bahan vulkanik pijar. Setahun berikutnya, selama dua hari dilaporkan bau belerang di permukaan Danau Batur yang menyebabkan warna airnya berubah dari hijau menjadi putih.
Periode letusan Gunung Batur umumnya berlangsung lama (Bulanan) dengan intesitas relatif kecil atau lemah. Sedangkan tenggang waktu antar kejadian letusan dalam satu periode berlangsung beberapa menit atau detik hingga beberapa jam. Waktu istirahat antar periode letusan tercatat 1 sampai 39 tahun.
Baca Juga: Sejarah Kabupaten Bangli, Pernah Diserang Wabah Penyakit