5 Prosesi Mengurus Orang Meninggal Secara Hindu di Bali

Kematian adalah lingkaran kehidupan yang harus dilalui setiap orang. Artikel kali ini akan membahas mengenai prosesi yang dilakukan saat seseorang meninggal di Bali menurut Hindu. Hindu percaya, bahwa roh orang yang meninggal harus diupacarai agar bisa menyatu kepada Sang Pencipta.
Selain Ngaben atau upacara pembakaran jenazah, ada beberapa prosesi atau tradisi yang dilakukan di Bali. Berikut ini adalah beberapa tradisi atau prosesi orang meninggal di Bali.
1. Nyiramin, prosesi memandikan jenazah
Saat orang meninggal, jenazahnya terlebih dahulu disemayamkan di kamar yang ada di rumah orang tersebut. Sebelum jenazah diupacarai, keluarga dan warga setempat akan memandikan jenazah yang disebut dengan prosesi nyiramin (memandikan jenazah). Dikutip dari laman Bali.kemenag.go.id, untuk memandikan jenazah ini memiliki tata cara tersendiri dan beberapa sarana upacara.
Prosesi nyiramin dilakukan di halaman rumah. Jenazah dikeluarkan dari tempat disemayamkan sebelumnya menuju ke tempat untuk memandikan yang disebut pepaga. Pepaga terbuat dari bambu yang memiliki bentuk seperti tempat tidur seukuran jenazah. Jenazah akan dibersihkan, kemudian dikenakan pakaian yang bersih.
Keluarga orang yang telah meninggal akan menghaturkan sembah bhakti agar perjalanan roh atau atma orang yang meninggal diberikan kelancaran menyatu dengan Sang Penguasa. Setelah prosesi selesai, akan dilanjutkan dengan prosesi yang disebut dengan ngeringkes. Ngeringkes ini untuk membungkus jenazah dengan kain putih dan beberapa sarana lainnya.
Setelah prosesi ngeringkes, dilanjutkan dengan menaruh jenazah di bale dangin atau bale upacara (bangunan khusus untuk melaksanakan upacara yang biasanya terletak di bagian Timur area rumah). Saat jenazah disemayamkan di bale dangin atau bale upacara, keluarga atau orang-orang terdekat menghaturkan punjung atau disebut memunjung. Memunjung ini simbol menghaturkan makanan kepada roh atau arwah orang yang telah meninggal tersebut.