Tata Cara dan Urutan Persembahyangan di Pura Penataran Ped
Piodalannya jatuh setiap Buda Cemeng Klawu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pulau Nusa Penida atau sering disebut dengan Nusa Gede di Kabupaten Klungkung memiliki pura yang amat terkenal. Namanya Pura Penataran Ped. Pura Penataran Ped sangat identik dengan Ratu Gede Mas Mecaling, Ida Sesuhunan yang menjaga secara niskala (gaib) kepulauan Nusa Penida.
Pura ini selalu dijadikan sebagai tempat tirta yatra (melakukan perjalanan suci) umat Hindu tidak saja yang berasal dari Pulau Bali, namun juga dari luar Bali. Suasana magis akan sangat terasa begitu menjejakkan kaki di area pura ini.
Karena di area Pura Penataran Ped Nusa Penida terdiri dari beberapa pura, umat yang bersembahyang sebaiknya mengikuti urutan persembahyangan. Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: Fakta Pura Luhur Sri Rambut Sedana Jatiluwih, untuk Memohon Rezeki
Baca Juga: 5 Fakta Pura Goa Raja, Tempat Ekor Naga Basuki Dipotong
1. Piodalan di Pura Penataran Ped Nusa Penida
Sebelum membahas mengenai tata cara dan urutan persembahyangan di Pura Penataran Ped Nusa Penida, ada baiknya kamu mengetahui piodalan (perayaan hari jadi tempat suci) di pura ini. Pura yang terletak di pesisir pantai Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung ini piodalan-nya jatuh setiap Hari Rabu, Buda Cemeng Wuku Klawu.
Piodalan biasanya berlangsung selama 3-4 hari, tergantung situasi dan kondisi. Umat yang akan melakukan persembahyangan bisa menyeberang melalui pelabuhan Sanur, Pantai Kusamba, maupun Padangbai.
Biaya penyeberangan ke Nusa Penida Rp75 ribu untuk dewasa dan Rp50 ribu untuk anak-anak untuk satu kali jalan. Dari pelabuhan di Nusa Penida, umat bisa menyewa sepeda motor maupun mobil untuk menuju ke Pura Penataran Ped.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.