Cara ini bisa dilakukan menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang disetting menjadi seperti zombie, kemudian menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan.
Kesimpulan dari berbagai sumber, serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu". Sehingga sangat membutuhkan sebuah host yang kuat, termasuk sistem operasi dan performanya dalam pemrosesan perintah (Command).
Hal ini jadi aspek krusial agar visa membanjiri lalu lintas host target, sehingga mencegah klien yang sebenarnya untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan.
Serangan DDoS ini sendiri pertama kali muncul pada tahun 1999, tepatnya tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul. Metode yang digunakan saat itu adalah serangan SYN Flooding. Akibatnya, beberapa server web di Internet mengalami "downtime" atau kita kenal lebih singkat dengan istilah "down".
Namun ternyata, serangan DDoS yang kali ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan serangan Denial of Service tipe klasik. Caranya adalah dengan meningkatkan serangan beberapa kali menggunakan beberapa buah komputer sekaligus. Dengan begitu, hal ini mengakibatkan server maupun keseluruhan segmen jaringan menjadi gak berfungsi bagi klien.