Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Studio podcast sederhana di sebuah SMA negeri di Denpasar. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Tayangan-tayangan podcast mulai menjadi tren di YouTube sejak pandemik COVID-19. Dari artis hingga YouTuber biasa seolah-olah berlomba-lomba untuk membuat podcast untuk menarik pengunjung ke kanal YouTube mereka. Apakah kamu tertarik juga untuk membuat tayangan podcast? Peralatan apa saja yang dibutuhkan?

Artikel ini akan membahas mengenai peralatan yang dibutuhkan untuk membuat studio podcast sederhana. Rekomendasi peralatan ini berdasarkan pengalaman penulis selama instalasi studio podcast sederhana di sekolah negeri atas negeri (SMAN) di Kota Denpasar.

1. Video switcher menggunakan Cinetreak Cinelive C1

CineTreak Cinelive C1. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Jika kamu menggunakan tiga kamera untuk studio podcast, sebaiknya menggunakan alat yang disebut dengan nama video switcher. Alat ini berguna untuk memilih gambar atau video dari kamera yang akan ditampilkan. Alat ini memudahkan kamu karena tidak perlu melalui proses editing.

Rekomendasi video switcher yang bisa digunakan adalah Cinetreak Cinelive C1. Alat mungil dengan empat port input HDMI ini memiliki beberapa fitur yang sangat cocok untuk kebutuhan studio podcast. Alat ini sudah memiliki layar LCD 5' untuk memonitor video input atau output.

Fitur penting lainnya, Cinelive C1 sudah memiliki fitur live streaming. Jika ingin melakukan live streaming, kamu tidak perlu lagi menggunakan tambahan PC dan perangkat lunak seperti OBS, Vmix, atau lainnya. Untuk recording, Cinelive C1 memiliki fasilitas untuk merekam ke media eksternal melalui port USBnya. Untuk fitur dan spesifikasi Cinelive C1 bisa dibaca di link berikut.

2. Microphone kondensor Recording Tech X8

Alat mic Recording Tech X8. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Podcast yang menarik tentunya memerlukan mikrofon yang memadai agar suaranya enak didengar. Beragam mikrofon merek mic kondensor bisa kamu pilih untuk kebutuhan studio podcast. Untuk studio yang sederhana, kamu bisa memilih mic dari Recording Tech dengan tipe X8.

Recording Tech X8, menurut penulis, memiliki suara yang sangat enak didengar terutama untuk keperluan podcast. Karakteristik suara bas dari X8 ini sangat bulat Dengan harga di bawah satu jutaan, X8 memiliki kualitas yang tak kalah dari mic kondensor mahal.

Selain kualitas, tampilan mic berwarna hitam ini juga enak dipandang. Memiliki bodi yang terbuat dari logam memberikan kesan mewah dan kokoh. X8 menggunakan konektor XLR dan karena ia sebagai mic kondensor, maka memerlukan listrik atau phantom 48 volt. Jadi, kamu wajib menggunakan audio mixer yang memiliki fitur phantom 48 volt. Harga mic Recording Tech X8 ini berkisar dari harga Rp660 ribu.

3. Audio mixer Mackie AX8N

Alat audio mixer Mackie AX8N. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Jika video switcher untuk mengolah sinyal video dari kamera, maka untuk mengolah sinyal audio dari mic atau sumber lainnya diperlukan audio mixer. Audio mixer ini nantinya yang akan mengatur suara yang akan dihasilkan selama proses produksi. Audio mixer yang bisa digunakan adalah merek Mackie AX8N.

Harga audio mixer Mackie AX8N ini mulai Rp1 juta. Audio mixer ini memiliki delapan channel input. Satu channel input (input 8) untuk source dari mic atau dari USB/bluetooth. Untuk sumber audio eksternal, Mackie AX8N memiliki fitur bluetooth. Jadi jika ingin memutar lagu, kamu bisa menggunakan sarana handphone atau alat nirkabel lainnya.

Jika merasa channel dari mixer ini terlalu banyak, kamu bisa menggunakan audio mixer dengan jumlah channel yang lebih sedikit. Output dari Mackie AX8N ini berupa konektor XLR dan Akai. Output dari audio mixer ini bisa dimasukkan ke line input dari Cinelive C1.

Jangan lupa mengubah setting di Cinelive C1 untuk bagian audionya. Mic 1 atau mic 2 yang digunakan sebagai audio input diubah setting dari mic ke line. Kamu memerlukan kabel akai mono ke mini stereo.

4. Headphone amplifier monitor HA400

Alat Headphone amplifier monitor HA400. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Lalu untuk headphone masing-masing peserta podcast bagaimana? Kamu memerlukan alat yang disebut dengan headphone amplifier monitor. Merek dan tipe yang bisa digunakan adalah HA400 dengan harga sekitar Rp250 ribu.

Alat ini memiliki satu line input dan empat line input untuk headphone. Masing-masing line output memiliki volume yang bisa diatur sesuai kebutuhan. Kamu bisa menggunakan line Aux 1 pada Mackie AX8N untuk suara di headphone. Untuk headphone, kamu bisa menggunakan headphone dari merek apa saja. Misalnya merek Jete seharga di bawah Rp100 ribu, dengan suara yang cukup enak didengar.

5. Kamera Panasonic HC W585

Alat Kamera Panasonic HC W585. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Kamu bisa menggunakan kamera merek dan jenis apa saja. Namun kamera yang dipergunakan memiliki fasilitas output clean HDMI. Maksudnya adalah video output dari kamera yang dihasilkan dari output HDMI tampilannya tidak berisi tampilan display seperti viewfinder.

Jika tidak memiliki budget untuk membeli kamera DSLR, kamu bisa menggunakan kamera handycam yang kualitas videonya tidak kalah dengan kamera XLR. Rekomendasi handycam yang bisa digunakan adalah Panasonic HC W585. Hasil gambar dari kamera ini sudah cukup untuk sebuah studio podcast sederhana.

Harganya tidak terlalu mahal, berkisar Rp5 jutaan. Output videonya sudah clean HDMI. Saat menggunakan konektor HDMI, tampilan di viewfinder tetap hidup dan bisa digunakan untuk memonitor gambar yang dihasilkan. Jangan lupa untuk membeli tripod untuk masing-masing handycam, ya guys!

Jika situasi studio kurang terang, kamu bisa menambahkan lampu studio agar gambar dari kamera tidak bercak-bercak alias noise. Kamu bisa menggunakan lampu studio yang tentunya disesuaikan dengan kondisi dan besarnya studio. Lampu studio yang bisa digunakan untuk studio yang tidak terlalu besar adalah lampu Godox LedP260C dengan harga sekitar Rp1,2 juta.

Lima alat di atas menjadi kebutuhan utama studio podcast. Kamu juga harus membeli kabel-kabel untuk menghubungkan alat-alat di atas menjadi sistem yang nantinya bisa digunakan sebagai studio podcast. Total keseluruhan budget yang dibutuhkan tidak sampai Rp50 juta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team