[OPINI] Misteri di Balik Lubang Buaya, Kontroversi G30S

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi lebih dari setengah abad lalu hingga kini masih menjadi perdebatan sengit di Indonesia. Berbagai versi cerita bermunculan, masing-masing menawarkan interpretasi berbeda tentang siapa dalang di balik peristiwa tersebut, motif di balik kudeta, dan peran berbagai pihak yang terlibat.
Versi resmi Orde Baru (Orba) yang menuding PKI sebagai dalang utama telah lama mendominasi narasi publik. Namun, seiring berjalannya waktu, terutama pascareformasi, muncul berbagai versi alternatif yang menantang narasi tersebut. Perbedaan penamaan peristiwa ini, dari G30S/PKI hingga Gestok, juga mencerminkan beragam sudut pandang dan kepentingan yang melatarbelakangi setiap versi cerita. Kontroversi seputar G30S terus berlanjut hingga kini, menunjukkan betapa kompleks dan multidimensi peristiwa sejarah ini.
1. Penamaan peristiwa
Penggunaan tanda "/" dalam istilah G30S/PKI telah menjadi subjek interpretasi yang beragam. Bagi sebagian pihak, tanda tersebut menyiratkan keterlibatan langsung PKI dalam peristiwa kudeta tersebut. Namun, penyingkatan menjadi G30S tanpa embel-embel PKI menyiratkan adanya keraguan atau perdebatan mengenai sejauh mana keterlibatan partai tersebut.
Penggunaan istilah alternatif seperti "Gestok" oleh Presiden Soekarno, dan "Gestapu" oleh kalangan militer semakin memperkaya kompleksitas penamaan peristiwa ini. Berbagai publikasi, mulai dari buku hingga media massa, turut memperkaya narasi seputar G30S/PKI, sering kali mencerminkan sudut pandang ideologi dan politik penulisnya. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa bersejarah ini terus menjadi objek kajian dan interpretasi yang dinamis hingga saat ini.