5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?

Sebagian besar dari era Perang Puputan Klungkung 

Klungkung, IDN Times - UPTD Museum Semarajaya Klungkung menyimpan beberapa benda pusaka bersejarah yang dinilai sangat berharga. Namun benda-benda pusaka itu belum bisa dipajang dan diperlihatkan ke publik karena berbagai pertimbangan. Apa sajakah benda pusaka tersebut?

5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?(IDN Times/Wayan Antara)

1. Dua mata tombak pemberian Yayasan Westerleker, Belanda

5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?Dua bilah mata tombak peninggalan masa Kerajaaan Klungkung yang diserahkan Yayasan Westerleker, Belanda tahun 2019 lalu. (IDN Times/Wayan Antara)

Yayasan Westerleker, Belanda mengembalikan pusaka asal Klungkung dalam dua tahap. Tahap pertama pada tahun 2019, yayasan tersebut mengembalikan dua mata tombak ke Puri Agung Klungkung. Dari hasil penelitian pihak yayasan, diyakini dua tombak tersebut berasal dari Klungkung di era sebelum Perang Puputan Klungkung (1908).

President of Westerlaken Foundation, Rodney dalam laporannya menjelaskan, dua mata tombak itu ia dapatkan dari sebuah yayasan di Belanda dengan nilai 1.000 euro. Selanjutnya setelah dilakukan berbagai kajian dan penelitian, termasuk validasi dan pemeriksaan lanjut bersama beberapa Ahli Konservasi Cagar Budaya di Belanda, diketahui dua belah mata tombak tersebut berasal dari Klungkung periode 1800 sampai 1900-an.

Kedua tombak ini menjadi saksi bisu dari kejadian Perang Puputan Klungkung. Dugaan ini diperkuat dengan laporan dari W.OJ. Nieuwenkamp, seorang pelukis dan kurator dari Belanda yang melakukan ekspedisi ke Bali pada tahun 1917 dengan tujuan mencari benda-benda koleksi untuk museum di Belanda.

2. Keris dan sebilah mata tombak yang dikembaikan tahun 2020

5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?Sebilah keris dan mata tombak peninggalan era Kerajaan Klungkung yang diserahkan Yayasan Westerleker, Belanda, Selasa (28/4) lalu. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tepat saat hari Puputan Klungkung, Selasa 28 April 2020 lalu, Yayasan Westerleker kembali menyerahkan keris dan sebilah mata tombak ke Puri Agung Klungkung yang kembali diyakini peninggalan masa kejayaan Kerajaan Klungkung periode 1800an sampai 1900an. Lalu keris ini diserahkan ke Museum Semarajaya untuk dijadikan benda koleksi museum.

Kecintaan Rodney terhadap benda bersejarah bermula saat dirinya menjadi relawan dan melihat banyak benda koleksi dari Kerjaaan Klungkung dan Badung di beberapa museum di Belanda. Setidaknya ada ratusan benda pusaka asal Puri Klungkung berada di Museum di Leiden dan Museum Tropen. Semenjak saat itu, kecintaannya terhadap benda pusaka asal Bali terus tumbuh sampai dirinya memutuskan meneruskan program Doktoral Kajian Budaya di Universitas Udayana.

3. Duplikat mahkota Raja Klungkung dibuat berlapis emas dan berornamen permata

5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?Duplikat Mahkota Raja Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Selain tiga mata tombak dan sebilah keris pusaka, Museum Semarajaya juga belum memajang duplikat mahkota Raja Klungkung. Padahal mahkota yang dibuat berlapis emas dan berornamen permata itu sudah dibuat sejak bertahun-tahun lalu. Duplikat mahkota Raja Klungkung itu dibuat karena mahkota Raja Klungkung yang asli saat ini tersimpan di Museum Nasional Jakarta.

Khususnya untuk benda-benda pusaka Kerajaan Klungkung, saat ini cukup banyak disimpan oleh museum di Belanda. Kerajaan Klungkung merupakan pusat kerajaan di Bali pada masanya sehingga menjadi pusat seni dan kebudayaan. Pusaka asal Klungkung dinilai sangat berharga karena memiliki estetika seni yang tinggi.

"Pasca perang Puputan Klungkung, benda-benda bersejarah itu dibawa ke Batavia (Jakarta) oleh pasukan Belanda. Lalu dibawa sebagian ke Belanda dan menjadi koleksi beberapa museum di sana. Sebagian benda yang di Batavia, saat ini menjadi koleksi Museum Nasional Jakarta," ungkap Rodney dalam laporannya.

4. Perlu penelitian dan kajian lebih lanjut

5 Pusaka di Museum Semarajaya Klungkung Ini Tak Dipajang, Ada Apakah?Puri Klungkung. (IDN Times/ Ayu Afria)

Kepala UPTD Museum Semarajaya Cokorda Gede Nala Rukmaja mengungkapkan saat ini tiga mata tombak dan keris yang diserahkan Yayasan Westerleker itu belum bisa dipajang di Museum Semarajaya. Mengingat benda-benda bersejarah itu masih harus diteliti dan dikaji sehingga literasinya jelas dan asal-usulnya bisa lebih dipertanggungjawabkan.

"Kita sudah ada rencana untuk melakukan kajian dan penelitian terhadap benda bersejarah ini dengan melibatkan BPCB. Tapi karena kondisi masih pandemik COVID-19 seperti ini, kajian belum bisa dilakukan," ujar Cokorda Gede Nala Rukmaja, Kamis petang (30/5).

Menurutnya penelitian dan kajian lanjutan ini penting sehingga bisa menjadi acuan yang dapat menjelaskan asal-usul benda pusaka tersebut ke publik saat telah dipajang.

"Biaya pengkajian itu sekitar Rp 30 juta," ungkapnya. Sementara untuk duplikat mahkota Raja Klungkung, sebenarnya sudah ada data literasinya. Hanya saja belum bisa dipajang karena belum adanya tempat yang representatif.

"Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga meminta suatu saat duplikat mahkota Raja Klungkung itu bisa dipajang, dengan dibuatkan tempat khusus," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya