Dinilai Menyehatkan, Gubernur Koster Akan Legalkan Arak Bali

Bisa jadi produk unggulan Bali nih

Denpasar, IDN Times - Gubernur Bali, I Wayan Koster berencana mengembangkan minuman tradisional khas Karangasem, yakni Arak Bali. Minuman ini bisa dijadikan sebagai produk unggulan Bali.

Hal ini ia sampaikan usai acara pelantikan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali dan pengukuhan Bunda Pendidikan anak usia dini (PAUD) Provinsi Bali periode 2018-2023, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (14/11).

1. Arak Bali ini tidak memabukkan jika diolah secara benar dan baik buat kesehatan

Dinilai Menyehatkan, Gubernur Koster Akan Legalkan Arak Baliadobe.com

Baca Juga: Kasus OTT Desa Adat Dilanjutkan, Polda Bali Minta Bantuan Saksi Ahli

Koster akan mengembangkan industri arak yang merupakan minuman khas Karangasem. Jika diolah secara benar, arak ini bisa tidak memabukkan dan dinilai bagus bagi kesehatan.

"Kita akan mengembangkan industri arak. Sekarang kan ada Arak di Karangasem yang diolah secara tradisional yang taste-nya itu bagus," katanya.

2. Nanti diatur dalam Pergub

Dinilai Menyehatkan, Gubernur Koster Akan Legalkan Arak BaliPexels/ rawpixel.com

Koster melanjutkan, pengembangan industri arak ini akan diatur melalui Peraturan Gubernur (Pergub) untuk melegalkannya. Menurutnya, ini adalah bagian dari pelestarian tradisi Bali.

"Ini kearifan lokal. Bagus itu," katanya.

3. Ia menginginkan hotel dan restoran di Bali menggunakan produksi pangan lokal

Dinilai Menyehatkan, Gubernur Koster Akan Legalkan Arak Baliinstagram.com/arianti_kadek27

Baca Juga: Asyik! Libur Nasional Tahun 2019 Banyak yang Hari Sabtu, Nih Jadwalnya

Koster bahkan secara khusus meminta kepada Dekranasda Provinsi Bali agar membantu Pemerintah dalam mengembangkan industri kuliner lokal di Bali. Menurutnya, Bali memiliki potensi pangan yang sangat besar untuk dikembangkan. Apalagi Bali kini memang menjadi destinasi pariwisata dunia. Untuk itu, ke depan pihaknya akan mewajibkan hotel dan restoran di Bali supaya menggunakan produksi pangan lokal.

"Sehingga produsen lokal Bali dapat terus berkembang, terutama UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Bali tidak mati perlahan akibat arus produk luar yang datang ke Bali," terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya