Ilustrasi penambahan kuota gas elpiji 3 kilogram. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kenaikan harga gas elpiji ini dianggap akan berdampak luas karena sangat berdampak ke konsumen. Bahkan di sejumlah daerah di Karangasem, harga gas elpiji bisa sampai Rp22 ribu di tingkat eceran atau warung.
Seperti yang diungkapkan seorang pemilik pangkalan di Kecamatan Sidemen, Karangasem, Gede Rudra. Ia mengaku mengambil gas di agen di Klungkung seharga Rp16.000dan menjualnya ke masayarakat seharga Rp18.000.
"Kalau dulu saya jual ke masyarakat itu Rp16.000 sampai Rp17.000. Tergantung jauhnya lokasi yang saya antar," jelasnya.
Dengan kenaikan harga ini, ia hanya menjual gas elpiji ke warga Rp18.000 meskipun lokasinya cukup jauh.
"Saya menyalurkannya ke warung-warung pengecer. Kalau pihak warung tentu akan jual dengan harga lebih tinggi lagi," jelasnya.
Bahkan menurut Gede Rudra, warung di beberapa desa di Kecamatan Sidemen, harga gas elpiji bersubsidi harganya sudah mencapai Rp23 ribu per tabung.
"Kalau di beberapa desa, harganya saat ini sudah Rp22 ribu per tabung. Sebelumnya Rp20 ribu. Saya sering dapat keluhan kenapa harganya naik. Saya sampaikan alasan apa adanya. Karena kebutuhan dasar, memang pasti tetap dibeli, walau memang memberatkan," jelasnya.